Setibanya dimansion, Sean langsung saja menghampiri sosok Rosie yang masih menonton tv.
"Rosie,"
"Daddy!" pekik Rosie dengan senang.
Sean mengecup pipi gembul Rosie "Dimana Mommy?"
"Mommy lagi macak,"
"Masak?"
Rosie mengangguk "Eung! Chie cudah lapal,"
Sean terkekeh kecil. Dia menggendong Rosie sebelum melangkah menuju ke dapur.
"Halo cantik,"
Jennie memutar bola matanya dengan malas "Bacot!"
"Dih, galak," gerutu Sean.
Jennie menghidangkan masakannya diatas meja makan "Itu sudut bibir lo kenapa?" tanyanya ketika menyadari ada luka disudut bibir Sean.
"Tadi dicium sama cewek," balas Sean ngasal.
"Ouh," singkat Jennie.
"Cemburu?" goda Sean.
"Tidak,"
Sean terkekeh. Dari raut wajah Jennie saja dia sudah bisa menebak kalau sosok didepannya itu memang kelihatan cemburu.
"Tadi waktu aku didalam perjalanan pulang, aku diserang. Ada yang menabrak mobil aku dari belakang. Terus dia menyerang aku. Dia bilang kalau dia diminta untuk membunuh aku," jelas Sean.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Sudah gue tebak, hal seperti ini pasti akan terjadi," keluhnya.
"Tapi tadi aku diselamatkan oleh Alex kok,"
"Gue yang meminta Alex menyiapkan bodyguard untuk menjaga lo,"
"Kamu tidak perlu repot-repot Jen. Aku bisa menjaga diri aku sendiri kok. Asal kamu tahu, aku ini jago bela diri,"
"Tetap saja melindungi lo adalah tugas gue. Lo ikut diterror gara-gara gue. Jadi gue harus melindungi lo sama teman-teman gue yang lain,"
"Bagaimana dengan kamu Jen? Siapa yang akan melindungi kamu?"
"Gue? Gue tidak butuh bodyguard. Lo jangan lupa kalau gue adalah Queen Jennie,"
Sean tersenyum "Kalau kamu Queen, aku akan menjadi King untuk kamu. Dan Rosie akan menjadi Princess kita,"
"Hentikan omong kosong lo itu. Mendingan kita makan sekarang," balas Jennie dengan malas.
Sean mendudukkan Rosie dibangku bayi sebelum mereka mula menikmati makan malam mereka itu.
Selesai makan malam, Jennie akhirnya berlalu ke markas miliknya. Rosie pula ditinggalkan dimansion bersama sosok Sean.
Awalnya, Sean menghalang Jennie untuk pergi. Namun tetap saja Jennie yang keras kepala itu tidak akan mendengarkan Sean.
"Dimana dia?" suara datar Jennie mula kedengaran membuat Alex dan yang lain bergidik ngeri.
"Dia sudah ada diruang tahanan dibawah tanah," sahut Alex.
"Ada informasi yang lain?"
"Ada Queen. Namanya Hanwon. Umurnya 23 tahun. Dia sudah bekerja sebagai orang suruhan sejak dia berumur 18 tahun. Dia juga dikenali sebagai pembully. Sudah banyak kes bunuh diri di sekolah gara-gara dibully sama dia. Tapi dia tidak pernah dituntut karena dia punya backup yang besar dibekanangnya,"
"Dia sudah mati?"
"Belum Queen. Kami hanya memukulnya sedikit seperti yang Queen inginkan,"
Jennie berseringai "Bagus," kakinya akhirnya melangkah turun melalui tangga untuk menuju keruangan bawah tanah diikuti oleh Alex dibelakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Baby✅
FanfictionKisah Jennie, ketua mafia yang ditakuti oleh orang-orang. Hidupnya hanya dipenuhi kegelapan bahkan tidak ada rasa kasian didalam hatinya. Cinta? Ck, itu semua hanya perasaan palsu! Hatinya yang sudah mati gara-gara pengkhianat membuat dirinya menjad...