22. Cemburu

911 171 43
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan sekarang hanya ada sosok Sean yang masih terjaga untuk menemani Jennie. Rosie pula masih tidur dengan memeluk boneka tupai kesayangannya.

"Eungh," lenguhan itu sontak membuat Sean buru-buru menghampiri Jennie.

"Jennie," panggilnya dengan pelan.

Jennie akhirnya membuka matanya dengan ringisan kecilnya "Sean?" lirihnya dengan suara seraknya.

Sean yang peka langsung saja mengambil segelas air putih lalu dia membantu Jennie minum menggunakan sedotan.

"Gue dimana?" tanya Jennie.

"Dirumah sakit. Kaki kamu terkilir jadi kamu tidak boleh banyak gerak. Kalau mau kemana-mana, kamu harus menggunakan kursi roda atau aku juga bisa menggendong kamu si,"

Jennie memutar bola matanya dengan malas. Dia cukup memahami modus sosok didepannya itu.

"Rosie dimana?"

"Itu disamping kamu,"

Jennie beralih menatap sang anak yang masih tertidur dengan damai itu.

"Dia tidak menangis?"

Sean menggeleng "Tidak. Dia anak yang cukup pintar,"

"Kenapa lo ada disini? Lo seharusnya pulang. Biarkan saja Alex yang menjaga gue,"

Dahi Sean mengernyit. Dia memicingkan matanya "Kamu ada hubungan sama Alex?"

Seringai muncul dibibir Jennie "Kenapa memangnya? Lo cemburu?"

Sean mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie sehingga wanita itu sudah tidak bisa kabur "Iya, aku cemburu," bisik Sean penuh penekanan.

Jennie menelan ludahnya dengan kasar "K-Kenapa? Lo bukan siapa-siapa gue?"

"Kata siapa? Aku calon suami kamu,"

"Terlalu percaya diri itu tidak bagus,"

"Mendingan percaya diri daripada tidak sadar diri bukan?"

Jennie berdecak kesal "Apa lo ini pengacara? Kenapa lo selalu saja punya jawaban?"

Sean terkekeh kecil "Aku sudah terlanjur jatuh kedalam pesona kamu, jadi aku tidak akan mensia-siakan peluang untuk mendapatkan kamu,"

"Eungh My~,"

Rengekan kecil Rosie sontak membuat Sean menjauh dari Jennie.

"Rosie," Sean menghampiri Rosie.

"Chie mau uyyu," pinta Rosie mengucek matanya.

"Bawa Rosie kesini," arah Jennie kepada Sean.

"Tapi kaki kamu masih sakit," balas Sean.

"Lo pikir Rosie minum uyyu dari kaki gue?" sarkas Jennie.

Sean mendengus "Masih sakit juga tetap galak,"

Dia beralih menggendong Rosie lalu membawa bocah itu menghampiri Jennie.

"My!" pekik Rosie dengan senang ketika berada dipangkuan Jennie.

"Rosie rindu Mommy?" tanya Jennie mencubit pipi Rosie dengan gemes.

"Eung! Chie indu Mommy!" balas Rosie.

"Eoh? Rosie sudah bisa ngomong Mommy!?" kaget Jennie.

"Mommy Mommy Mommy," ulang Rosie.

Jennie mencium pipi Rosie dengan gemes "Anak Mommy pintar. Siapa yang ngajarin Rosie hurm?"

"Daddy!" sahut Rosie.

"Lo yang mengajar Rosie?" tanya Jennie menatap Sean.

Pria itu tersenyum bangga "Iya lah. Tadi malam aku yang mengajar Rosie,"

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang