Kisah Jennie, ketua mafia yang ditakuti oleh orang-orang. Hidupnya hanya dipenuhi kegelapan bahkan tidak ada rasa kasian didalam hatinya. Cinta? Ck, itu semua hanya perasaan palsu! Hatinya yang sudah mati gara-gara pengkhianat membuat dirinya menjad...
Tepat jam 3.15 menit petang, Jennie bersama yang lain akhirnya memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Irene pula akan terus berada dirumah sakit untuk menjaga adiknya itu.
"Hiks My," sedari tadi juga Rosie terus merengek bahkan dia hampir terisak.
"Rosie mau apa?" tanya Jennie kewalahan.
Namun bocah itu hanya terisak dengan mengucek matanya.
Ah, sekarang Jennie mula mengerti. Anaknya itu sudah mengantuk.
Tanpa berlama-lama lagi, Jennie akhirnya membaringkan Rosie diatas pangkuannya lalu dia menepuk pantat sang anak dengan pelan.
Mata Rosie mula memberat dan tidak lama kemudian, dengkuran halusnya kedengaran.
"Ternyata menjadi seorang Ibu itu cukup sulit," keluh Jennie.
Alex yang menyetir mobil itu sontak melirik spion "Queen benar. Tapi Queen sudah hebat. Queen berjaya menjadi Mommy yang baik untuk Nona Rosie,"
"Kehadiran Rosie mengubah segalanya. Rosie bikin saya belajar untuk mengawal emosi saya. Dan dia juga yang menjadi energy saya," ujar Jennie.
"Nona Rosie memang memberi vibe yang positif. Dia pasti akan membesar sebagai gadis yang hebat seperti Queen," balas Alex membuat Jennie tersenyum tipis.
Beberapa menit kemudian, mobil yang dikendarai oleh Alex akhirnya tiba di parkiran mansion Jennie. Pria ini buru-buru berganjak keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil kepada Jennie.
"Kamu bisa istirahat. Minta yang lain untuk mengganti kamu berjaga-jaga. Kalau ada apa-apa, kabarin saya," ujar Jennie sebelum membawa Rosie memasuki mansion.
"Baiklah Queen," Alex mengangguk dengan patuh.
"Eungh," Rosie merengek gara-gara rasa tidak nyaman.
"Shhh," bisik Jennie bergegas membaringkan sang anak diatas kasur.
"Hiks My," Rosie membuka matanya dengan isakan.
Seakan mengerti, Jennie langsung ikut berbaring disamping Rosie selepas dia melepaskan baju yang dipakainya itu.
"Ayo uyyu,"
Rosie bergegas mengemut sumber asi sang Mommy sementara tangan sang Mommy pula sudah menepuk pantatnya dengan pelan agar dirinya kembali tertidur.
Tanpa sadar, Jennie akhirnya ikut tertidur bersama sang anak.
* *
"My, anun,"
Jennie mengerjabkan matanya berkali-kali ketika tangan mungil sang anak menepuk pipinya.
"Rosie?"
Rosie tertawa "Anun My! Ayo andi!"
Jennie melirik jam dinakas. Ah, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 6 petang "Rosie mau mandi?"
"Eung! Chie au andi My,"
"Ayo mandi," setelah mengambil semua kelengkapan sang anak, Jennie akhirnya membawa anaknya itu memasuki kamar mandi.
Keduanya langsung saja masuk kedalam bathtub yang sudah dipenuhi oleh air dan juga ikan mainan milik Rosie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.