Selesai menikmati makan malam bersama, Jennie malah dikagetkan dengan sosok Alex yang terburu-buru menghampirinya.
"Queen. Markas utama kita diserang," lapor Alex.
"Bagaimana bisa!? Bukannya pengawalan disana begitu ketat!?" sentak Jennie.
"Markas kita diserang oleh sosok yang selama ini dicari oleh Queen. Sepertinya Bos mereka juga ikut bersama,"
Jennie berseringai "Akhirnya dia muncul," smirknya "Siapkan semua orang kita! Kita ke markas!" arahnya.
"Baiklah Queen!" sahut Alex bergegas pergi dari sana.
Sean yang sedari tadi menyaksikan segalanya pula hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar "Ini kalau gue bikin dia marah, bisa-bisanya gue langsung di dorr," batinnya sedikit ketakutan.
"Kenapa?" tanya Jennie ketika menyadari Sean yang hanya terdiam itu.
"T-Tidak ada apa-apa,"
Jennie bersmirk "Lo takut sama gue?"
Secara tiba-tiba, Jennie berjalan mendekati Sean. Tangannya mengelus dada Sean membuat cowok itu menelan ludahnya dengan kasar.
"Gue memang kejam. Sudah banyak manusia yang menjadi korban gue. Jadi lo harus hati-hati kalau lo tidak ingin menjadi korban gue yang selanjutnya," bisik Jennie meniup leher Sean dengan jahil.
Sean sedikit ketakutan namun dia berusaha meyakinkan dirinya kalau Jennie tidak akan mungkin menyakitinya.
"Sekarang, gue punya tugas untuk lo," suara Jennie kembali kedengaran.
"A-Apa?" sahut Sean.
Jennie malah tertawa. Menurutnya, wajah ketakutan Sean kelihatan lucu.
Suara tawa Jennie pula membuat Sean merasa sedikit tenang. Hatinya menghangat ketika melihat wanita didepannya itu tertawa.
"Gue harus pergi. Lo jaga Rosie dengan baik. Pastikan anak gue tidak kenapa-napa. Kalau ada apa-apa, langsung saja kabarin gue!" ujar Jennie pada akhirnya.
"Rosie, Mommy harus pergi. Sebentar saja kok. Rosie sama Daddy Sean ya," ujar Jennie memegang tangan sang anak.
"My au ana?" tanya Rosie.
"Mommy ada kerja. Mommy pasti akan segera pulang setelah kerja Mommy selesai," sahut Jennie.
"My angan lama-lama,"
"Iya sayang. Mommy sebentar saja kok. Rosie jangan nakal-nakal ya,"
Rosie mengangguk "Eung!"
"Pintar. Ayo cium Mommy,"
"Muahhh!" Rosie langsung mencium pipi mandu sang Mommy.
Jennie ikut mencium pipi Rosie sebelum dirinya berganjak untuk pergi dari mansion.
"Jennie," langkah Jennie terhenti gara-gara Sean yang memanggilnya "Hati-hati," lanjut Sean.
Jennie tersenyum tipis sebelum dirinya benar-benar melangkah pergi dari sana.
"My~," lirih Rosie menatap kepergian sang Mommy.
"Ayo kita nonton kartun," ajak Sean membawa Rosie duduk disofa diruang tamu.
Disepanjang perjalanan untuk menuju ke markas, Jennie kelihatan melamun. Wanita ini kelihatan sibuk memikirkan rasa yang tiba-tiba muncul dihatinya itu.
Kenapa perhatian kecil yang diberikan oleh Sean mampu membuat dirinya merasa sedikit terharu? Bukannya hatinya itu kejam? Tapi sekarang kenapa hatinya malah luluh dengan keberadaan Sean?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Baby✅
FanfictionKisah Jennie, ketua mafia yang ditakuti oleh orang-orang. Hidupnya hanya dipenuhi kegelapan bahkan tidak ada rasa kasian didalam hatinya. Cinta? Ck, itu semua hanya perasaan palsu! Hatinya yang sudah mati gara-gara pengkhianat membuat dirinya menjad...