2.Keputusan Yang Sulit

1.4K 247 34
                                    

Jennie kini sudah berada didalam mobil untuk pulang ke mansion miliknya. Sudah pasti mobil itu dikendarai oleh Alex sementara dirinya hanya berada dibangku jok belakang.

Biasanya, Jennie hanya akan duduk bersendirian dibangku jok belakang tapi sekarang dia terpaksa duduk bersama bayi yang dibawa olehnya itu.

"Ck, nih bayi tidak bisa diam apa!!?" seru Jennie dengan kesal karena sedari tadi bayi itu terus saja menangis. 

Alex melirik spion "Maaf Queen. Tapi sepertinya bayi itu tidak nyaman,"

"Maksudnya?" bingung Jennie.

"Queen bisa mencoba menggendong bayi itu. Mungkin itu bisa membuat dia diam," jelas Alex.

Jennie melirik bayi yang hanya dibaringkan diatas jok itu.

Tidak ingin mendengar suara tangisan itu lagi, Jennie akhirnya menggendong bayi itu dengan perlahan-lahan.

Seperti yang dikatakan oleh Alex, bayi itu langsung saja berhenti menangis ketika berada didalam gendongan Jennie.

"Dasar merepotkan!" gerutu Jennie.

Bukannya menangis, bayi itu malah tertawa bahkan kedua tangan mungilnya berusaha menggapai wajah Jennie "Hao~"

"Ngomong yang jelas dong! Dasar alien!" gerutu Jennie lagi membuat Alex mati-matian menahan tawanya.

"Alex," panggil Jennie.

Cowok itu berdehem "Iya Queen?"

"Cari identitas bayi ini dengan segera! Semuanya harus lengkap!"

"Baiklah Queen,"

Tidak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di mansion. Dengan segera pengawal yang berjaga didepan mansion membukakan pintu mobil untuk Jennie.

"Maaf Queen. Ada teman Queen yang bertamu. Dia sudah berada didalam," ujar pengawal itu setelah Jennie keluar dari mobil.

Jennie hanya mengangguk singkat lantas dia berjalan memasuki mansion dengan menggendong sang bayi.

"Irene? Ngapain lo kesini?" tanya Jennie tanpa basa-basi.

"Gue hanya ingin bertamu si," sahut Irene "Ngomong-ngomong, itu anak siapa?"

"Tidak tahu," singkat Jennie.

"Gue tahu lo mafia yang kejam tapi lo tidak bisa seenaknya saja menculik anak orang dong!" marah Irene.

"Berisik!" ketus Jennie "Nih bayi sudah tidak punya orang tua. Gue terpaksa membawa dia kesini,"

Raut wajah Irene sontak berubah "Sejak kapan mafia yang kejam seperti lo punya hati?"

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Sudah gue bilang, gue terpaksa,"

Irene tersenyum menggoda "Tidak apa-apa deh. Lagian tuh bayi juga kelihatan nyaman banget sama lo. Lo adopsi saja tuh bayi,"

"Apa dirumah sakit itu sudah kehabisan pasien sehingga lo bisa bersantai disini? Apa perlu gue mengirim lebih banyak pasien untuk lo?" balas Jennie menatap Irene dengan malas.

Buat pengetahuan semua, Irene adalah sahabat Jennie. Dia bekerja sebagai seorang Dokter disebuah rumah sakit dan dia lah yang menjadi Dokter peribadi Jennie ketika Jennie terluka semasa melakukan tawuran.

"Gue juga butuh istirahat kali," sahut Irene.

"Nih, lo gendong saja," Jennie menyerahkan bayi itu kepada Irene.

"Hiks huaaaa,"

Namun suara tangisan bayi itu kembali kedengaran membuat Irene buru-buru mengembalikannya kepada Jennie.

"Tuhkan! Dia hanya ingin bersama lo!" seru Irene.

"Ck, ah! Dasar bayi nyebelin!" gerutu Jennie.

"Jen. Gue tahu lo mafia yang cukup gila tapi gue mohon sama lo, tolong jangan pernah berniat untuk membunuh bayi itu. Dia tidak bersalah ya," nasihat Irene.

Jennie menatap Irene dengan tajam "Memangnya selama ini gue pernah membunuh bayi atau anak kecil?"

"Ya tidak pernah si. Gue hanya mengingatkan lo saja," sahut Irene.

"Permisi Queen," Alex menghampiri mereka lantas dia membungkuk didepan Jennie dengan sopan.

"Saya sudah mendapatkan informasi soal bayi ini. Namanya Rose Park. Usianya 1 tahun. Dia anak kepada Leon Park dan Kyle Park. Tapi sayangnya kehadiran Rose tidak diinginkan oleh Kyle. Selama ini Kyle tidak pernah mempedulikan Rose. Rose bahkan tidak pernah mendapat asi dari Kyle. Hanya Leon yang mengurus Rose. Tapi sekarang Leon sudah mati gara-gara dibunuh oleh Park Hanjun, selingkuhan Kyle. Seperti yang Queen inginkan, kami sudah membunuh Kyle dan Park Hanjun. Jadi sekarang Rose sudah tidak punya orang tua bahkan dia tidak punya kerabat,"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar "Siapkan berkas. Kita tinggalkan bayi ini dipanti asuhan,"

"No! Lo tidak bisa meninggalkan bayi ini dipanti asuhan!" sambar Irene.

"Memangnya lo ingin mengurus bayi ini?" tanya Jennie.

"Bukan gue, tapi lo. Lo yang harus mengurus bayi ini,"

Jennie menggeram "Kenapa harus gue!?"

"Karena lo yang sudah membunuh Ibu kepada bayi ini. Lo harus bertanggungjawab dong,"

"Tapi wanita itu tidak pernah peduli soal bayi ini! Wanita itu juga selingkuh! Sudah seharusnya dia mati saja!"

Brakkkk!

Irene menggebrak meja dengan keras sehingga sang bayi kembali menangis.

"Lo jangan keterlaluan Jennie! Lo tidak bisa seenaknya saja seperti ini!" marah Irene.

Jennie sudah menatap Irene dengan tatapan yang tajam. Nafas gadis ini sudah memburu menandakan kalau dia sudah benar-benar terpancing emosi.

"Apa!? Lo ingin membunuh gue!? Ayo, bunuh gue Jen!" tantang Irene.

"Lo benar-benar memancing emosi gue!" gumam Jennie.

"Queen, tenanglah," Alex yang sedari tadi diam akhirnya bersuara.

"Ayo bunuh gue sekarang Jennie! Biar gue mati sama seperti adik gue!" teriak Irene emosi.

Deg

Seketika Jennie membeku. Dia lupa kalau sahabatnya itu mempunyai masa lalu yang buruk.

Jennie memang orang yang kejam namun dia masih punya sisi hangat yang lain untuk sahabatnya. Lagian yang selama ini bersamanya itu adalah sahabatnya jadi dia tidak mungkin membunuh sahabatnya hanya gara-gara masalah sepele itu.

"Mendingan lo pulang dan tenangkan diri lo," ujar Jennie pada akhirnya.

Irene mengusap dengan kasar "Gue harap lo tidak akan mengecewakan gue," ujarnya sebelum berganjak pergi dari sana.

"Erm Queen?" panggil Alex.

Jennie menatap bayi yang berada di gendongannya itu "Siapkan berkas,"

"Queen yakin?"

"Siapkan berkas untuk mengadopsi bayi ini! Tukar namanya kepada Rosie Skyler Kim!"

Alex sontak tersenyum "Baiklah Queen!"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar lalu dia melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar bersama sang bayi yang berada digendongannya.

Ini merupakan keputusan yang sulit untuk dirinya namun dia terpaksa karena tidak ingin sahabatnya kecewa.




Tekan
   👇

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang