9. Ancaman Baru

1K 209 72
                                    

Tepat jam 3.50 menit pagi, Jennie terpaksa mengganggu tidur sahabatnya untuk meminta mereka datang ke mansion.

"Gue ngantuk woi!" gerutu Jisoo berjalan memasuki mansion Jennie.

"Lagian kenapa si lo meminta gue sama yang lain untuk kesini sekarang? Tidak bisa besok saja?" lanjut Joy ikutan menggerutu.

"Gue harus ke markas. Markas utama gue diserang jadi gue butuh bantuan kalian menjaga anak gue sementara gue ke sana," jelas Jennie menyiapkan beberapa alatan yang diperlukan.

"Kenapa lo tidak meminta orang-orang lo saja yang kesana?" tanya Irene.

"Mereka sudah kesana. Hanya ada beberapa orang suruhan gue yang berjaga-jaga disekitar mansion. Gue juga harus ikutan karena para musuh kali ini terlalu bahaya," sahut Jennie.

"Dimana Rosie?" tanya Jisoo.

"Lagi tidur dikamar gue. Kalian kesana saja terus tidur disana. Gue akan meminta Alex untuk berjaga diluar," ujar Jennie bergegas keluar dari mansion.

"Ayo ke kamar," ajak Irene melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar Jennie diikuti oleh Jisoo dan Joy.

*
*

Mobil yang dikendarai oleh orang suruhannya sudah tiba di markas dan suasana disana cukup menegangkan dengan suara tembakan yang saling bersahutan.

"Queen!" seorang pria berlari menghampiri Jennie. Wajahnya bahkan sudah dipenuhi oleh darah gara-gara pukulan yang didapatkan.

"Musuh terlalu banyak Queen," jelas pria itu.

Jennie menggeram kesal "Siapa mereka!?"

"Maaf Queen, saya tidak tahu. Mereka tiba-tiba saja menyerang markas utama kita ini dengan jumlah mereka yang cukup banyak. Mereka bahkan tidak menjelaskan apa keinginan mereka,"

"Queen!" beberapa orang pria menghampiri Jennie dengan membawa seorang pria yang sudah babak belur.

"Queen. Ini adalah RJ. Dia ketua geng yang membuat rusuhan ini,"

Jennie menghampiri pria yang sudah berlutut didepannya itu.

Brughhh

Dia melayangkan satu pukulan diwajah RJ "Lo ketua mereka semua!?" tanya Jennie dengan dingin.

"B-Bukan. Gue hanya orang kepercayaan Bos gue," sahut RJ dengan gementar.

"Siapa Bos lo!?" tanya Jennie.

Namun RJ hanya berdiam diri. Dia tidak ingin menjawab pertanyaan itu.

"Sepertinya lo ingin main-main sama gue huh?" smirk Jennie.

Clikkk

Jennie menarik pelatuk pistol lantas dia meletakkan tepat dikepala RJ "Siapa ketua lo bangsat!" teriaknya marah.

"Lo tidak berhak tahu siapa Bos gue!" balas RJ pada akhirnya.

Jennie memainkan pistol yang ada ditangannya itu "Apa lo kenal sama Franco? Atau Park Hanjun?"

Seketika raut wajah RJ berubah. Pria ini kelihatan menelan ludahnya dengan kasar bahkan dia tidak ingin menatap kearah Jennie.

"Reaksi lo bikin gue tahu jawaban lo," seringai Jennie "Ternyata kalian datang dari Bos yang sama," lanjutnya.

"J-Jangan bunuh gue," mohon RJ.

Jennie memegang dagu sang pria "Siapa nama Bos lo?!"

"T-Tidak ada siapa yang tahu nama Bos gue," sahut RJ dengan takut.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang