32. Pertarungan Terakhir✅

1.1K 152 32
                                    

Masih ditempat yang sama, Limario terus berteriak mengeluarkan semua rasa yang dipendam olehnya selama ini.

"Gue menderita Jen! Dan semuanya gara-gara orang tua lo yang egois itu!" teriak Limario dengan nafas yang memburu.

"Orang tua Jennie memang salah, tapi gue tidak akan membiarkan lo membunuh Jennie," balas Sean.

Limario menyondongkan pistolnya kearah Sean "Jangan sok jagoan!"

Bukannya takut, Sean malah berjalan mendekati Limario.

"Sean, jangan gila!" marah Jennie.

Namun Sean tidak mempedulikan teriakan wanita itu. Dia hanya fokus menatap Limario.

"Ayo tembak gue agar orang tua lo menyesal karena punya anak pembunuh seperti lo," smirk Sean.

Kini, pistol Limario sudah berada tepat dikepala Sean.

"Diam sialan!" bentak Limario.

"Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Begitu juga dengan orang tua lo. Lo mau menjadi pembunuh?" lanjut Sean tanpa rasa takut. Pria ini lagi berusaha untuk mempengaruhi pikiran Limario.

"D-Diam!" tatapan Limario sudah berubah menjadi tatapa nanar.

Srettt

Brughhh

Tidak mensia-siakan kesempatan, Sean langsung mengambil pistol yang ada ditangan Limario lalu dia membuangnya. Setelah itu, dia melayangkan pukulannya sehingga Limario tersungkur jatuh.

"Brengsek!" Limario berseru dengan marah. Dengan segera dia bangkit dan menyambar pisau disaku celananya.

"Ini yang gue tunggu," Sean ikut mengeluarkan pisau miliknya.

Srett

Srettt

Pertarungan keduanya bermula dengan Limario yang berusaha menusuk Sean, begitu juga dengan Sean yang berusaha menusuk Limario.

Sementara Jennie, dia hanya menatap pertarungan itu dengan bingung "Heyy! Ini kenapa malah kalian yang berantem?"

"Kamu diam ya sayang. Biar aku menguruskan bedebah ini," balas Sean yang berusaha menangkis serangan Limario.

"Ck," Limario berdecak. Dia muak melihat drama didepannya itu "Ternyata lo kuat juga ya,"

"Jangan meremehkan kekuatan gue. Wanita gue itu mafia, jadi gue harus lebih kuat dari dia," balas Sean.

Brughhh

Limario akhirnya tersungkur jatuh ketika Sean menendang perutnya.

Untuk saat ini, dia hanya bisa pasrah ketika Sean mengangkat pisaunya dan bersiap untuk menusuknya.

Namun, dia tidak merasa apa-apa. Ternyata, Sean membuang pisau itu.

"Gue tidak ingin menjadi pembunuh," ujar Sean; kembali bangkit.

"Sudahlah Lim. Lupakan saja dendam lo. Yang salah itu orang tua Jennie. Mereka juga pasti akan menerima hukuman mereka. Tolong maafkan Jennie ya," bujuk Sean.

Sean beralih menatap Jennie "Jen," dia memberi kode agar Jennie segera mendekati.

Seakan mengerti, Jennie akhirnya mendekati mereka. Dia menghela nafasnya dengan kasar sebelum bersuara "Dengan tulusnya gue ingin meminta maaf atas apa yang sudah orang tua gue lakukan. Mereka memang bersalah,"

Setetes air mata mengalir dari sudut mata Limario "Kenapa hidup gue seperti ini? Gue kehilangan semua. Dulu gue sudah berjanji sama orang tua gue kalau gue akan menjadi Dokter yang hebat. Tapi mereka pergi sebelum mereka sempat melihat gue memakai jas Dokter gue," isaknya.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang