31. Dalang Utama

690 136 34
                                    

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kini, Jennie sudah bersiap-siap untuk berangkat ke markas sang musuh. Semua orang suruhannya juga sudah menyiapkan diri mereka.

"Kamu yakin akan pergi?" tanya Sean dengan khawatir.

Jennie mengangguk tanpa ragu "Gue harus menyelesaikan semuanya. Ini pertarungan terakhir,"

Dia beralih menggendong Rosie "Rosie tinggal sama Daddy ya. Jangan nakal-nakal. Rosie harus ingat, Mommy sayang banget sama Rosie," mati-matian Jennie menahan air matanya ketika dirinya mengecup pipi gembul Rosie.

"Mommy," Rosie memeluk leher Jennie dengan erat "Angan pelgi. Chie mau tama Mommy,"

"Mommy harus pergi. Mommy ada kerja,"

Bibir Rosie mencebik sebelum tangisannya mula kedengaran "Huaaaaaa,"

Jennie menatap Sean seakan meminta bantuan pria itu.

"Rosie," dengan paksaan, Sean mengambil Rosie dari gendongan Jennie.

"Huaaaa Mommy!" Rosie langsung meronta-ronta didalam gendongan Sean.

"Maafkan Mommy," Jennie bergegas berlari pergi meninggalkan sang anak.

"Berangkat sekarang!" arah Jennie setelah memasuki mobil.

Tanpa bersuara, Alex langsung menjalankan mobil untuk pergi dari sana.

"Rosie, maafkan Mommy," batin Jennie dengan air matanya yang sudah menetes keluar.

"Tuhan, aku adalah manusia yang mempunyai banyak dosa. Tolong maafkan aku. Andai aku harus mati disaat pertarungan terakhir ini, tolong berikan kebahagiaan untuk Rosie. Ambil saja senua kebahagiaan aku, tapi tolong jangan pernah mengambil kebahagiaan Rosie. Izinkan Rosie tumbuh, menjadi anak yang pintar. Biarkan Rosie mempunyai sosok Mommy yang lebih baik dari aku. Aku mohon, Tuhan,"

*

Setelah kepergian Jennie, Sean langsung saja memutuskan untuk membawa Rosie kemansion keluarganya.

"C-Chie mau Mommy," ujar Rosie sesenggukan.

"Mommy lagi kerja. Nanti Mommy pulang kok," bujuk Sean.

"B-Benalan? Mommy akan pulang?"

"Iya. Mommy pasti akan pulang untuk Rosie,"

Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Sean akhirnya tiba di perkarangan mansion keluarganya.

Dengan segera Sean menggendong Rosie, lalu dia membawa bocah itu memasuki mansion. Tidak lupa juga dia mengambil tas kelengkapan Rosie yang berada dibangku jok belakang.

"Mama, Papa!" teriak Sean menghampiri orang tuanya yang bersantai diruang tamu.

"Oppa culik anak siapa itu!?" heboh Ryujin yang juga berada disana.

"Kalian ingin ketemu sama Rosie bukan? Nah, ini dia," ujar Sean.

"Daddy, meleka tiapa?" Rosie menatap mereka semua dengan tatapan polosnya.

"Hai Rosie. Ini Grandma, terus itu Grandpa," sambar Jieun yang sudah mengambil Rosie dari gendongan Sean.

"Glandma? Glandpa?"

"Anak pintar," sambar Jongsuk, mengelus kepala Rosie.

"Ma, Pa, aku titip Rosie ya," ujar Sean.

"Kamu akan kemana?" tanya Jongsuk.

Sean membasahi bibir bawahnya "J-Jennie dalam bahaya. Dia lagi bertemu dengan orang yang sudah membunuh orang tuanya. Jadi sekarang aku harus menyelamatkan dia," jelasnya sedikit berbohong.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang