25. Lamaran

942 151 50
                                        

Sedari tadi Sean terus memikirkan sosok yang menyerangnya itu. Ada satu nama yang terlintas dipikirannya, namun dia masih merasa ragu.

"Apa benar Limario orangnya?" gumam Sean setelah memarkirkan mobilnya di parkiran mansion Jennie.

"Lah, ini mobil siapa?" bingung Sean ketika menyadari satu mobil asing yang terparkir disamping mobil ketiga sahabat Jennie itu.

Dengan rasa panik, Sean bergegas berlari memasuki mansion.

"Kok lo sudah pulang?" tanya Irene yang menyadari kedatangan Sean.

"Lo terluka!?" sambar Joy memicingkan matanya.

Namun Sean tidak mempedulikan pertanyaan itu. Dia hanya fokus menatap sosok Limario yang ada disamping Jennie.

"Limario? Kenapa lo bisa ada disini?" tanya Sean.

"Gue ingin memastikan kondisi Jennie saja kok. Tidak apa-apa bukan?" balas Limario.

"Sudah berapa lama lo disini?" tanya Sean.

"Waktu mobil lo keluar dari mansion, mobil gue masuk. Apa lo tidak sadar?"

Sean terdiam. Jika Limario berada disana sejak tadi, itu artinya sosok yang menyerangnya itu bukan Limario.

"Jadi itu artinya Limario hanya musuh gue, bukan musuh Jennie," batin Sean. Menurutnya, siapa-siapa yang mendekati Jennie, orang itu pasti akan menjadi saingannya.

"Kamu kenapa?" pertanyaan dari Jennie sontak menyadarkan Sean dari lamunannya.

Dahi Sean mengernyit aneh. Sejak kapan Jennie ngomong aku-kamu?

Ah, sedetik kemudian Sean mula ingat kalau dia harus berpura-pura menjadi sosok suami kepada Jennie ketika Limario ada bersama mereka.

"Tadi aku diserang," sahut Sean.

"Diserang sama siapa?" tanya Jennie.

"Musuh kamu. Dia memakai topeng,"

Raut wajah Jennie sontak berubah.

"Atas dasar apa dia menyerang lo?" bingung Jisoo.

"Dia mau aku menjauh dari Jennie. Dia bilang, siapa-siapa yang mendekati Jennie, pasti akan mati," jelas Sean.

"Tunggu!" potong Limario. Dia menatap Jennie dengan bingung "Musuh kamu? Kamu punya musuh? Apa semua ini Jennie-ah?"

Jennie berdehem "Ini hanya urusan peribadi gue. Lo tidak perlu ikut campur,"

"Tapi aku teman kamu Jen. Aku khawatir sama kamu. Kenapa kamu tidak bilang sama aku kalau kamu punya musuh? Apa gara-gara musuh kamu itu, kamu terluka?"

Jennie hanya mengangguk singkat. Dia tidak bisa menjelaskan semuanya kepada Limario.

"Lo cowok atau banci si!? Bagaimana bisa lo biarkan Jennie terluka!? Seharusnya lo menjaga dia!" sentak Limario yang sudah menatap Sean dengan tajam.

Sean langsung saja tersulut emosi "Lo pikir gue juga mau Jennie terluka!?"

"Kalau lo menjaga Jennie dengan baik, Jennie tidak mungkin terluka!"

Jisoo yang memang memangku Rosie itu langsung saja menutup kedua kuping sang bocah.

Sean tersenyum sinis "Bagaimana dengan lo? Dimana lo disaat Jennie butuh lo? Lo pergi meninggalkan Jennie disaat Jennie kehilangan keluarganya! Lo lebih pecundang dari gue sialan!" teriaknya diakhir.

"Gue-,"

"Cukup!" potong Jennie "Kalau kalian mau ribut, pergi saja dari mansion gue!" usirnya.

"Maaf Jen. Aku hanya khawatir sama kamu. Selama ini, aku sudah berusaha menjaga kamu. Dan aku minta maaf karena pergi disaat kamu membutuhkan aku. Mulai dari sekarang, aku akan menebus kesalahan aku. Aku akan terus disamping kamu agar aku bisa menjaga kamu," ujar Limario dengan yakin.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang