12. Kecoa Mainan

1K 200 45
                                    

Kini Jennie bersama yang lain sudah tiba di villa yang akan ditinggali oleh mereka untuk sementara waktu.

"Ngomong-ngomong, kita belum makan malam loh," ujar Joy bersandar disofa dengan sosok Rosie yang berada dipangkuannya.

"Kalian pesan makan saja," ujar Jennie.

"Jis, pesan sana," arah Irene.

Jisoo mengangguk patuh "Kalian mau makan apa?"

"Pizza," sahut Joy dengan semangat.

Jisoo menatap Irene dan Jennie "Terserah," ujar Jennie disetujui oleh Irene.

"Sekalian sama chicken ya," pinta Jisoo.

"Hurm," sahut Jennie singkat.

Jisoo tersenyum dan bergegas memesan makanan untuk mereka ber4.

"Terus anak lo makan apaan Jen?" tanya Joy memainkan pipi gembul Rosie dengan gemes.

"Gue akan menyiapkan bubur bayi," sahut Jennie bergegas ke dapur untuk menyiapkan makanan sang anak.

"Tama My," seru Rosie berusaha turun dari pangkuan Joy.

"Hati-hati," ujar Joy meletakkan Rosie diatas lantai.

Bukannya berjalan menyusul sang Mommy, Rosie malah merangkak menuju ke dapur.

"Seperti suster ngesot tuh," seru Jisoo tertawa dengan keras.

"Awas saja lo, pawangnya galak," sambar Joy walaupun dia ikut tertawa.

"Mana sekarang pawangnya itu bucin banget lagi," timpal Irene.

"Tapi gue senang karena kehadiran Rosie bikin sisi hangat Jennie muncul," ujar Jisoo.

"Lo benar," sahut Irene mengangguk setuju.



"My~,"

"Astaga!" Jennie terperanjat kaget ketika Rosie tiba-tiba saja menarik celananya.

"My, endong," pinta Rosie.

Jennie mencuci tangannya sebelum beralih menggendong sang anak "Kenapa kesini?"

"Mau tama My," sahut Rosie menenggelamkan mukanya diceruk leher Jennie.

"Rosie sudah lapar? Mommy lagi bikin makanan untuk Rosie,"

Rosie mendongak menatap sang Mommy "Mamam? Chie mau mam!" antuasisnya.

"Sebentar ya," dengan sedikit kesulitan gara-gara harus menggendong sang anak, Jennie berusaha menyiapkan bubur bayi untuk si gembul kesayangannya itu.

"Nah, sudah siap," akhirnya Jennie membawa mangkuk bubur itu menuju keruang tamu.

Dia mendudukkan dirinya dikarpet dengan sosok Rosie yang berada dipangkuannya.

"Mau makan sendiri atau mau disuapin?" tanya Jennie.

"Dicuapin My," sahut Rosie.

Jennie tersenyum gemes. Anaknya itu benar-benar pintar "Buka mulutnya,"

Rosie membuka mulutnya lantas dia menerima suapan dari sang Mommy.

"Pintar banget si nih bocah," komentar Jisoo.

Jennie tersenyum bangga "Anak gue memang pintar. Nanti juga dia yang akan menjadi pengganti gue,"

"Lo juga mau anak lo menjadi mafia seperti lo!?" heboh Joy.

"Why not?" balas Jennie dengan santai "Tapi kalian tenang saja. Gue tidak akan membiarkan Rosie membunuh orang yang tidak bersalah. Gue hanya ingin suatu hari nanti Rosie menjadi gadis yang kuat. Gue tidak akan membiarkan Rosie dibully oleh siapa-siapa," lanjutnya menjelaskan.

"My mam," secara tiba-tiba Rosie menyondongkan sesuatu kepada Jennie.

"Rosie, itu jijik!" kaget Jennie.

Bagaimana Jennie tidak kaget coba? Anaknya itu malah memegang kecoa.

"Santai saja Jen. Itu kecoa mainan kok," sambar Jisoo.

"Rosie, dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Jennie.

Rosie menatap Jisoo dengan polos "Nty Chu,"

"Lo memberikan kecoa mainan ini untuk anak gue!?" seru Jennie menatap Jisoo dengan kesal.

"Kebetulan waktu gue jalan-jalan di mall, gue melihat kecoa mainan itu jadi gue langsung saja beli untuk Rosie deh," jelas Jisoo tanpa rasa bersalah.

"Masih banyak mainan yang keren Ji. Kenapa juga lo memilih kecoa mainan?" sambar Irene menggeleng bingung dengan tingkah random sahabatnya itu.

"Soalnya Jennie tidak suka kecoa jadi seru deh pas gue berikan kecoa mainan untuk Rosie," jelas Jisoo tidak mempedulikan tatapan  yang sudah diberikan oleh Jennie.

"My mam," pinta Rosie berusaha menyuapkan kecoa mainan itu kedalam mulut Jennie.

"Rosie, itu menjijikkan. Buang ya," bujuk Jennie.

Mata Rosie berkaca-kaca dan itu membuat Jennie merasa tidak tega.

Dengan takut-takut, Jennie membuka mulutnya dan menerima suapan dari Rosie sehingga bocah itu terpekik senang.

"Yeayy My mam!" pekik Rosie merangkak menjauh dari Jennie.

Setelah menyadari kalau Rosie tidak melihat kearahnya, Jennie buru-buru mengeluarkan kecoa mainan itu dari mulutnya lantas dia menyembunyikannya didalam tas.

"Akhirnya gue melihat Jennie menjadi bulol!" pekik Jisoo.

Joy dan Irene pula sudah tertawa "Ternyata benar, hanya Rosie yang bisa bikin Jennie menjadi bulol,"

Jennie mendelik sebal "Kim Jisoo! Semuanya salah lo!"

"Santai dong Jen. Lagian lo tega menolak keinginan anak lo itu huh?" balas Jisoo terkekeh geli.

"Andai saja lo bukan sahabat gue, sudah gue gantung lo di pohon," gerutu Jennie.

"Jen, baju lo kok basah?" sambar Irene.

Seketika perhatian mereka semua tertuju kearah baju Jennie.

"Mwoya!?" kaget Jennie "A-Asi gue sudah keluar,"

"Si gembul bakalan kecanduan deh," ujar Joy.

"Rosie, kesini," panggil Jennie.

Rosie kembali merangkak mendekati Jennie "Rosie mau uyyu?" tanyanya.

"Chie mau yuu!"

"Ayo masuk kedalam sini," ujar Jennie menyibak bajunya.

Rosie langsung memasukkan kepalanya kedalam baju Jennie "Ana uyu na?" polosnya.

Jennie bergegas menyibak bra yang dipakai olehnya itu lalu dia membantu sang anak untuk meminum asi.

Akhirnya untuk pertama kalinya Jennie merasakan perasaan hangat yang menjalar dihatinya ketika menyadari kalau dirinya sudah menjadi sumber tenaga kepada sang anak.

"Bagaimana rasanya Jen?" kepo Jisoo.

"Agak geli tapi gue merasa senang," sahut Jennie dengan haru.

"Gue penasaran deh. Apa Rosie tidak mau asi gue juga?" random Jisoo.

"Lo jangan aneh-aneh ya. Apa lo mau gue potong punya lo!?" balas Jennie melotot garang.

Jisoo sontak menyilangkan kedua tangannya didadanya "Ngeri banget lo. Gue canda saja ih,"

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Ayo Rosie kita ke kamar. Disini ada banyak setan" ujarnya beralih menggendong Rosie untuk dibawa ke kamar.











Buat yang kangen👇




Tekan
   👇

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang