28. Meminta Persetujuan

732 129 30
                                    

Hari demi hari terus berlalu, dan Sean terus saja menjalankan keinginannya untuk menjaga Jennie dan Rosie. Pria itu sudah persis seperti sosok ketua keluarga didalam mansion itu.

"Senang rasanya karena sudah bisa kembali berjalan," ujar Jennie yang kini sudah sepenuhnya sembuh.

"Apa itu artinya kamu akan mengusir aku dari mansion ini?" tanya Sean.

Jennie memutar bola matanya dengan malas "Selama ini juga gue sudah sering mengusir lo, tapi lo tetap saja tinggal disini,"

Sean cengesan "Soalnya aku khawatir sama kamu dan Rosie. Bagaimana kalau mansion kalian tiba-tiba diserang? Aku hanya takut kamu sama Rosie kenapa-napa,"

"Ya ya ya. Terima kasih karena sudah menjaga gue sama Rosie," ujar Jennie dengan malas.

"Terima kasih saja? Aku tuh butuh kado dari kamu,"

"Memangnya apa yang lo inginkan?"

Sean kelihatan berpikir sebelum dirinya tersenyum "Mungkin kiss dari kamu?"

Jennie bersmirk "Boleh," dia mendekati Sean sehingga pria itu terpekik kesenangan.

Dughhh

"Urghh!!" Sean memekik tertahan setelah Jennie menendang selangkangannya itu.

"Enak?" smirk Jennie.

"Hihi Daddy lucu!" seru Rosie terpekik senang.

"Abaikan Daddy kamu itu. Mendingan kita nonton tv," ajak Jennie yang sudah menggendong Rosie pergi dari sana.

"Gila. Serem banget calon istri gue," gumam Sean meringis ngilu.

Ting!

Sean menyambar ponselnya yang ada disaku celana, lalu dia membaca pesan yang dikirim oleh sang adik yang memintanya untuk pulang.











"Baby cak dudududu baby cak dudududu baby cak!" diatas pangkuan sang Mommy, Rosie terus saja menyanyi dengan matanya yang menatap kearah tv.

"Mommy, baby cak nya punya gigi," ujar Rosie mendongak menatap sang Mommy.

"Rosie juga punya gigi. Coba Mommy lihat gigi Rosie,"

Rosie membuka mulutnya dan membiarkan Jennie melihat kedalamnya "Gigi Rosie masih kecil," ujar Jennie.

"Apa nanti gigi Chie bakalan tama cepelti gigi baby cak?" tanya Rosie.

Jennie terkekeh kecil "Tidak sama. Baby shark itu punya gigi yang tajam,"

"Apa tupai punya gigi?" tanya Rosie lagi.

Jennie kelihatan bingung. Dia tidak bisa memberi jawaban karena dia tidak pernah melihat gigi tupai.

"M-Mungkin punya," sahut Jennie sedikit ragu.

"Rosie," Sean menghampiri mereka "Daddy pergi sebentar ya. Nanti Daddy kembali," pamitnya.

"Otey Daddy," sahut Rosie.

"Mau kemana?" sambar Jennie.

"Kenapa? Khawatir?" tanya Sean tersenyum menggoda.

"Tidak," balas Jennie "Gue hanya perlu menyiapkan jawaban jika polisi menemukan mayat lo di jalanan nanti,"

"Dih, sadis banget," gerutu Sean.

"Gue ngomong berdasarkan fakta. Lo juga tahu kalau musuh gue mengincar orang-orang yang dekat sama gue. Sudah pasti lo ikut menjadi incarannya. Mendingan lo hati-hati saja. Atau lo juga bisa meminta bantuan bodyguard gue untuk menemani lo," balas Jennie dengan serius.

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang