26. Daddy yang baik

789 135 50
                                    

Double up untuk kalian💙

*

*

Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang dan Sean sudah kelihatan sibuk didapur untuk menyiapkan makan malam. Jennie pula berada dikamar mandi untuk mandi, sementara Rosie masih saja tidur dengan memeluk boneka tupai kesayangannya itu.

Drtt drttt

Sean melirik ponselnya yang mengeluarkan deringan itu. Raut wajahnya sontak saja berubah menjadi kesal "Nih orang mau apa lagi si," gerutunya.

Drtt drtt

Tanpa henti, ponselnya terus mengeluarkan deringan. Akhirnya setelah mematikan kompor, Sean langsung mengangkat panggilan itu.

"Ada apa Suzy?" tanyanya dengan malas.

"Sean! Kamu kemana saja si? Apa kamu baik-baik saja? Tadi aku ke perusahan kamu, terus karyawan kamu bilang kalau kamu diserang. Kamu dimana sekarang? Apa kamu dirumah sakit?"

"Aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir,"

"Tetap saja aku khawatir. Kirim alamat kamu sekarang. Aku kesana,"

"Aku sibuk,"

Tut

Tanpa mendengar sahutan, Sean bergegas mematikan panggilan itu.

Drtt drttt

"Ya Tuhan," gumam Sean menghela nafasnya dengan kasar ketika melihat nomer sang Mama yang menghubunginya.

"Sean, kamu baik-baik saja Nak? Tadi Suzy menelfon Mama. Dia bilang kalau kamu diserang di perusahan. Bagaimana kondisi kamu?"

"Mama tenang ya. Aku baik-baik saja kok,"

"Terus sekarang kamu dimana?"

"Aku dirumah calon menantu Mama,"

"Ha? Maksud kamu apa? Kamu lagi sama Suzy?"

Sean mendengus "Sejak kapan juga calon istri aku itu Suzy? Aku tidak pernah setuju untuk menikah sama dia. Mama saja yang terus menjodohkan aku sama dia,"

"Lagian kamu tuh sibuk terus. Mama bahkan pikir kalau kamu tidak suka sama cewek,"

"Hushhh. Mama apa-apaan si. Aku masih suka sama cewek ya,"

Sang Mama terkekeh "Ya maaf deh. Terus sekarang siapa calon menantu Mama itu?"

"Ada dong. Pokoknya dia cantik banget!"

"Mama mau ketemu sama dia,"

"Belum saatnya Ma. Aku sama dia butuh waktu untuk kepastian hubungan kami,"

"Ya sudah. Jaga calon menantu Mama itu dengan baik. Kalau ada apa-apa, kabarin Mama,"

"Siap Ma!"

Tut

Panggilan akhirnya berakhir. Sean terus saja tersenyum dengan bahagia karena sang Mama seakan memberi restu.

"Senang banget huh?" sambar Jennie mendekati Sean dengan mendorong kursi rodanya.

"Eh sayang," seru Sean "Tadi Mama nelfon. Dia sepertinya sudah tidak sabar untuk ketemu sama kamu," jelasnya.

"Siapa sayang lo?" tanya Jennie menaikkan satu alisnya.

"Ya kamu lah. Jennie, my future wifey,"

"Jangan terlalu berharap. Gue bahkan belum memberi kepastikan. Bagaimana kalau gue mati ketika gue melawan musuh?"

"Jen, jangan ngomong seperti itu!" tegur Sean dengan tegas "Aku tidak suka ngomong seperti itu. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungi kamu,"

Mafia Baby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang