17. Memperbaiki Hubungan

86 8 3
                                    

Gyuvin seperti biasa sedang menemani Yujin di rumah sakit. Sudah tiga minggu sejak kejadian ia menemukan Yujin hampir bunuh diri di dalam kamar mandi asramanya, kondisi Yujin sudah mulai membaik, tubuhnya juga sudah kembali hangat dan tidak se-pucat sebelumnya. Hanya saja belum ada tanda-tanda jika Yujin akan tersadar dari komanya.

Gyuvin sedari tadi menggenggam tangan Yujin erat dan menatap lekat kekasihnya yang belum membuka matanya.

Gyuvin :"Yujin-ah. Kapan kau membuka matamu?... Apa kau tidak merindukanku?. Aku sudah sangat merindukan kebersamaan kita. Bukan hanya aku, teman-teman kita juga sangat merindukanmu"

Saat sedang menatap lekat wajah tenang Yujin, ia melihat kelopak mata Yujin mulai bergerak. Gyuvin pun terus menciumi punggung tangan Yujin dan terus menatap wajah Yujin.

Sampai akhirnya, Yujin mulai membuka matanya dan melihat sekelilingnya sampai kemudian ia bertemu pandang dengan Gyuvin. Gyuvin tersenyum bahagia melihat Yujin akhirnya bisa membuka matanya kembali.

Gyuvin :"Yujin-ah... Akhirnya... Akhirnya kau membuka matamu lagi..."

Gyuvin yang tadinya berdiri kemudian duduk kembali di kursi dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Yujin. Terlihat mata Gyuvin berkaca-kaca seperti hendak menangis. Dan benar saja, beberapa saat setelahnya ia langsung menangis. Tapi bukan menangis sedih, melainkan menangis bahagia karena akhirnya Yujin kembali.

Yujin perlahan mengangkat tangannya dan mengusap lembut pipi Gyuvin agar air mata itu tidak jatuh ke pipi kekasihnya.

Yujin :"Kenapa... kau menangis, hyung?"

Gyuvin :"Tidak. Aku hanya menangis bahagia. Akhirnya kau kembali padaku"

Gyuvin menatap lekat Yujin dengan ia yang mengusap-usap tangan Yujin yang ia genggam sedari tadi dan sesekali menciumnya.


Di ruangan sebelah, Matthew juga sedang menemani Jiwoong yang belum tersadar dari komanya. Ayah Jiwoong tidak bisa menemani anaknya di rumah sakit karena harus pergi ke kantor. Sebenarnya saat ini masih jam sekolah. Tapi Matthew dan Gyuvin sudah meminta ijin kepada wali kelas masing-masing untuk menjenguk sekaligus menemani kekasih masing-masing. Beruntung mereka mendapatkan ijin dari wali kelas masing-masing.

Matthew meraih tangan Jiwoong dan menggenggamnya erat. Matanya menatap lekat wajah tampan Jiwoong yang terlihat tenang.

Matthew :"Jiwoong hyung. Kapan kau bangun dari mimpimu?... Apa kau tidak merindukanku? Bukan hanya aku, teman-teman kita juga merindukanmu... Aku dan yang lain ingin kita bisa bersama lagi"

Saat sedang fokus menatap wajah tenang Jiwoong, Matthew melihat kelopak mata Jiwoong mulai bergerak. Matthew mengusap-usap tangan Jiwoong yang sedari tadi ia genggam.

Sampai akhirnya, Jiwoong membuka matanya perlahan dan melihat sekelilingnya. Dan saat itu juga, Jiwoong bertemu pandang dengan Matthew.

Jiwoong :"Matt... Matthew-ya?"

Matthew :"Jiwoong hyung... Akhirnya..."

Matthew tidak bisa berkata-kata karena terlalu bahagia akhirnya Jiwoong tersadar dari komanya setelah tiga minggu sejak kejadian kecelakaan waktu itu.

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan Matthew melihat Hanbin, Hao dan Taerae masuk ke dalam ruangan dengan menggendong tas masing-masing.

Matthew :"Kalian sudah pulang?"

Hanbin :"Iya. Bagaimana kondisi Jiwoong hyung?"

Matthew :"Kalian datang tepat waktu. Lihat! Jiwoong hyung sudah bangun"

Tiga pria itu menatap Jiwoong yang juga menatap mereka. Mereka seketika terkejut sekaligus bahagia karena akhirnya kakak tertua dalam pertemanan mereka itu sudah berhasil melewati masa kritisnya dan bisa membuka matanya kembali.

FLY HIGH | ZB1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang