Part 7

322 59 22
                                    

Singto terpaku diam saat melihat kedatangan Krist di depan rumahnya.

Krist membuka helm full facenya dan tersenyum sambil menatap Singto.

Hari ini Krist membawa motor besarnya, sudah hampir 2 bulan belajar mengendarai motor barunya itu, kini Krist memberanikan diri berangkat sekolah menggunakan motor itu.

Krist juga tak menggunakan kaca mata, itu sebabnya Singto sedikit terkejut melihat penampilan baru temannya itu, Krist terlihat sangat tampan dan juga keren.

"Ayo berangkat bersama" ucap Krist.

Yeah, Krist memang menjemput Singto, walau sebenarnya dia sangat ingin orang pertama yang di boncengnya menggunakan motor besar adalah Jane, tapi Krist tak yakin Jane akan mau di bonceng olehnya itu sebabnya Krist lebih memilih untuk menjemput Singto.

"Kenapa kamu terdiam sejak tadi, apa aku tampan?" Ucap Krist dengan penuh percaya diri.

"Ya" Ucap Singto walau sebenarnya dia malas mengakui fakta itu, tapi Singto tak bisa berbohong, Krist benar-benar tampan.

"Benarkah!? Apa itu artinya Jane akan mau menjadi kekasih ku!?" Ucap Krist bahagia.

Singto hanya diam tak menjawab, dia berjalan menghampiri Krist, sedangkan Krist mulai menghidupkan mesin motornya.

"Apa kamu yakin sudah benar-benar bisa membawa motor ini, Krist?" Tanya Singto yang sedikit ragu untuk naik ke motor Krist, bagaimana jika mereka celaka nanti?

"Ya, jangan khawatir. Aku tak akan membiarkan kamu terluka" ucap Krist.

Singto naik ke motor Krist, dia juga melingkarkan tangannya di perut Krist kemudian Krist melajukan motornya pergi dari sana.

Apa mereka masih bisa berteman jika mereka tamat SMA nanti? Sebentar lagi mereka ujian, itu artinya masa SMA mereka akan usai.

"Apa kamu juga memikirkan hal yang sama dengan ku?" Ucap Krist.

Saat ini mereka sudah tiba di sekolah.

"Apa?" Ucap Singto.

"Bukankah 2 minggu lagi kita ujian? Itu artinya sebentar lagi kita akan lulus" Ucap Krist.

"Hmm" Ucap Singto.

"Apa Jane akan menerima ku sebelum kita lulus?" Ucap Krist.

"Aku tak tahu" jawab Singto seadanya.

Krist merapikan helaian rambut Singto karena Singto tak menggunakan helm tadi, sedangkan Singto hanya diam di perlakukan seperti itu oleh Krist.

Singto tahu Krist pria baik, bahkan saking baiknya Krist, dia tak bisa membedakan dalam memperlakukan seorang teman dan orang yang dia sukai.

Krist memperlakukan dia dan Jane sama, bedanya Jane tak pernah tersentuh dengan semua perlakuan baik Krist, sedangkan Singto? Kalian bisa menyimpulkan sendiri.

*Plak... Terdengar suara tamparan yang begitu keras sehingga membuat Krist dan Singto reflek menatap asal suara. Tak jauh dari mereka terlihat Natt dan Jane tengah bertengkar.

"Apa yang bajingan itu lakukan pada Jane!!" Ucap Krist marah.

Terlihat Jane menangis sambil memegang pipinya.

Krist seakan tersulut emosi melihat itu, dia berjalan menghampiri Jane dan Natt, kemudian mendorong Natt sehingga membuat Natt sedikit terhuyung ke belakang.

"Berani sekali kamu menampar Jane!" Ucap Krist.

"Jangan ikut campur urusan ku dengan kekasih ku!" Ucap Natt.

*Bughh... Satu pukulan mendarat di pipi Natt dari Krist. Singto langsung menghampiri mereka, dia memegang tangan Krist agar Krist berhenti memukul Natt.

"Krist, apa kamu lupa ini di sekolah?" Ucap Singto.

"Apa kamu ingin menjadi pahlawan untuk kekasih ku sekarang?" Ucap Natt dengan nada remeh.

Natt ingin memukul Krist namun di tahan oleh Jane.

"Jangan lakukan itu, Natt!" Ucap Jane.

Jane sangat takut Krist dan Natt akan bertengkar lalu para siswa lainnya menyadari hal itu, mereka akan menjadi tontonan menarik untuk semua siswa, Jane tak mau itu.

"Berhenti bertengkar sebelum guru melihat kalian! Apa kalian tak ingin lulus?" Ucap Singto.

"Apa kamu pikir aku takut pada mu, hah!!" Ucap Krist pada Natt.

Singto menahan tangan Krist, sedangkan Jane membawa Natt pergi dari sana.

"Lepaskan aku, Sing!" Ucap Krist.

"Maaf, aku hanya tak mau kamu bertengkar Krist" Ucap Singto.

"Harusnya kamu membiarkan aku memukulnya" Ucap Krist kesal, Krist beranjak pergi dari sana meninggalkan Singto sendiri.

Saat Krist masuk ke kelas, dia melihat Jane sedang menangis. Krist duduk di samping Jane, dia mengusap pipi Jane menghapus air mata yang mengalir membasahi pipi Jane.

"Jangan menangis lagi, Jane. Kamu terlihat jelek saat menangis" Ucap Krist.

"Hikkss... Natt selingkuh Krist, bahkan saat aku bertanya tadi dia tak mau mengaku, dan malah menampar ku" Ucap Jane sambil menangis, dia memeluk tubuh Krist sekarang, begitu juga dengan Krist yang membalas pelukan Jane.



***
"Ayo ke kantin" Ucap Krist pada Jane saat jam pelajaran berakhir.

Jane mengangguk, Krist benar-benar bahagia melihat reaksi Jane, ini kali pertama Jane menerima ajakannya, dan akan menjadi kali pertama dia istirahat tanpa menemui Singto di taman.

Krist dan Jane berjalan ke kantin, sedangkan di tempat lain saat ini Singto sedang makan siang di taman tempat biasa dia makan, Singto menatap sekitar mencari Krist, tak biasanya Krist tidak menemuinya.

Makanan Singto habis, kini dia membaca buku, Singto tampak tenang namun hatinya berisik mencari Krist, terdengar suara bel berbunyi itu artinya istirahat telah selesai, Singto membereskan bekalnya dan berjalan kembali ke kelasnya, tanpa sengaja di lapangan dia bertemu dengan Krist dan Jane yang sepertinya baru kembali dari kantin, sekarang Singto mengerti alasan Krist tidak menemuinya di kantin.


***
Jam pelajaran selesai, sekarang saatnya pulang, Singto melihat ponselnya ada pesan dari Krist yang mengatakan jika dia akan mengantar Jane pulang, Singto hanya membaca itu tanpa berniat untuk membalasnya, entahlah, suasana hati Singto benar-benar buruk seharian ini.













Tbc.

Innocent Love ✓Where stories live. Discover now