Sudah 2 minggu Krist dan Singto tak bertemu, lebih tepatnya setelah kejadian malam itu. Keduanya sama-sama bungkam.
Selama 2 minggu juga Krist terus diam tak seperti biasanya, berperang dengan isi kepalanya, memikirkan apa yang di lakukannya dengan Singto, dan harus bersikap bagaimana pada Singto jika mereka bertemu nanti.
Krist memainkan pulpen yang di pegangnya, saat ini dia sedang berada di ruangannya, bekerja seperti biasa di rumah sakit.
"Krist" Ucap Jane menyadarkan Krist dari lamunannya.
Bahkan suara ketukan pintu dari Jane tak di hiraukan olehnya sehingga membuat Jane masuk sendiri walau tak di suruh masuk oleh Krist.
"Hmm" gumam Krist.
"Bukankah kamu berjanji akan mengajak ku makan siang bersama tadi?" Ucap Jane.
"Ya, makan dimana kita?" Tanya Krist sambil melepas jas dokter yang di kenakannya.
"Apa kamu tahu restoran yang enak? Aku akan ikut dengan mu" ucap Jane.
"Baiklah" Ucap Krist.
Krist dan Jane berjalan keluar dari ruangan Krist. Keduanya masuk ke mobil dan Krist melajukan mobilnya ke sebuah restoran.
"Apa disini?" Tanya Jane, setelah Krist mematikan mesin mobilnya.
Krist baru tersadar jika dia membawa Jane ke restoran tempat Singto bekerja, bagaimana bisa!? Padahal niat Krist tadi bukan ke restoran itu, bagaimana jika dia bertemu Singto nanti? Krist belum siap bertemu dengan Singto.
"A-ayo cari restoran lain" Ucap Krist.
"Tidak, kita makan disini. Aku sudah sangat lapar" Ucap Jane sembari melepas seat beltnya dan keluar dari mobil Krist.
Krist meremas rambutnya melihat Jane keluar, bagaimana jika mereka bertemu Singto nanti? Krist tak mau Singto salah paham saat melihat dia dan Jane.
Lama terdiam, kini Krist menyusul Jane masuk ke dalam restoran, dia mencari keberadaan Jane. Krist menghentikan langkahnya saat dia melihat Jane bicara dengan Singto.
"Krist, lihat, aku bertemu dengan siapa?" Ucap Jane dengan senyum sumringahnya.
Jane sedang bicara dengan Singto sekarang, meskipun saat SMA mereka tak pernah saling menyapa, tapi Jane tahu Singto adalah sahabat Krist dan mereka satu sekolah saat SMA dulu.
"Lama tak bertemu, Sing" Ucap Krist, memberanikan diri mengeluarkan suaranya.
"Bukankah baru 2 minggu yang lalu?" Ucap Singto.
"Huh, ya. Benar" Ucap Krist sambil terkekeh kecil.
Sekarang benar-benar canggung, tak seperti biasa saat dia bertemu dengan Singto.
"Silakan duduk, kalian ingin pesan apa?" Tanya Singto sambil memberikan buku menu pada Jane.
Singto terlihat biasa saja, tak marah, sedih, atau bahkan kecewa saat melihat kedatangan Krist dan Jane, tapi bukankah itu wajar? Mereka tak ada hubungan, kenapa Singto harus marah?
Tapi entah kenapa Krist merasa bersalah, dia seperti ketahuan selingkuh oleh kekasihnya.
Setelah Jane menulis pesanan mereka, Singto langsung pergi dari sana.
"Jane, aku ke toilet sebentar" Ucap Krist.
"Ya" Ucap Jane.
Krist berjalan mencari keberadaan Singto.
"Sing, maafkan aku" Ucap Krist sambil memegang tangan Singto.
"Untuk apa?" Tanya Singto bingung.
"Kejadian 2 minggu yang lalu, dan hari ini" Ucap Krist.
YOU ARE READING
Innocent Love ✓
FanfictionPertemuan awal penuh rasa kesal, lama-lama rasa tak biasa mulai hadir, akankah keduanya bisa bersatu? Apa lagi banyak perbedaan di antara mereka. *Top Krist, Bot Sing, M-Preg.