Sudah 1 bulan ini Singto merasa Krist menjauhinya. Terakhir mereka bertemu saat dia di antar pulang oleh Ohm, saat Singto menyapa Krist namun Krist tak membalas sapaannya.
"Mau pulang bersama?" Ucap Ohm yang tiba-tiba berada di belakang Singto.
Singto menganggukkan kepalanya, akhir-akhir ini dia memang sering di antar pulang oleh Ohm.
Sebuah motor berhenti di dekat mereka, Krist membuka kaca helmnya sambil menatap Singto.
"Ayo pulang, Sing" ucap Krist.
"Ohm, aku ingin pulang bersama Krist" ucap Singto.
Ohm hanya mengangguk, Singto berjalan menghampiri Krist dan naik ke atas motor Krist.
"Tak biasanya kamu menjemput ku, kemana perginya kamu selama satu bulan ini?" Tanya Singto.
Krist hanya diam tak menjawab, dia melajukan motornya pergi dari sana.
"Apa aku punya salah?" Ucap Singto, namun Krist masih terus diam.
"Kemana kita, Krist? Ini bukan jalan menuju rumah ku" ucap Singto.
"Suatu tempat" ucap Krist.
Hampir 1 jam perjalanan akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.
"Kenapa kamu mengajak ku ke pantai?" Ucap Singto.
"Aku hanya ingin" ucap Krist.
Krist menggenggam tangan Singto membawanya berjalan ke suatu tempat, Singto menghentikan langkahnya saat dia melihat sesuatu di hadapannya.
Singto menatap Krist bingung, kenapa tiba-tiba Krist menyiapkan itu?
Krist memegang tangan Singto sambil menatap matanya.
"Apa kamu mau menjadi kekasih ku?" Ucap Krist.
"H-hah, kamu tak sedang demam kan?" Ucap Singto.
"Aku sehat Sing" Ucap Krist.
"Kamu menghilang selama 1 bulan, lalu sekarang kamu tiba-tiba mengatakan itu" Ucap Singto, apa dia sedang permainkan sekarang?
"Aku tidak menghilang, aku hanya berusaha untuk menjernihkan pikiran ku, dan memikirkan semuanya tentang kita. Sekarang aku yakin, aku mencintai mu, aku menginginkanmu, Sing. Aku sudah tak mencintai Jane lagi" Ucap Krist.
"Kenapa kamu bisa yakin?" Tanya Singto.
"Aku cemburu saat melihat kamu dengan teman mu, bahkan aku cemburu melihat Namtan yang sering menggoda mu, dan untuk malam itu, malam saat kita melakukan seks, ku pikir aku melakukannya karena aku memang menginginkan mu"
"Apa kamu yakin Krist? Apa ini hanya karna rasa cemburu tak jelas mu itu? Mungkin kamu cemburu pada ku hanya sebatas teman, kamu takut teman mu di ambil" Ucap Singto.
"Tidak, aku yakin dengan perasaan ku, Sing. Aku mencintai mu" Ucap Krist yakin.
Singto memeluk tubuh Krist saat mendengar itu, dia benar-benar bahagia, akhirnya cintanya terbalas sekarang.
"Aku juga mencintaimu, bahkan aku sudah menyadari perasaan ku sejak lama" Ucap Singto.
"Huh, benarkah? K-kamu juga mencintai ku?" Ucap Krist terkejut.
"Ya, mungkin sejak kita masih SMA" ucap Singto jujur.
"Apa itu artinya kita resmi menjalin hubungan sekarang!?" Tanya Krist.
"Ya" Ucap Singto.
"Kamu milik ku" Ucap Krist sambil memeluk tubuh Singto.
"Kamu juga milik ku" ucap Singto.
Krist mencium bibir Singto, dia benar-benar bahagia sekarang.
Krist berani mengatakan perasannya itu artinya dia siap dengan segala konsekuensinya.
Bukankah papanya sudah mengatakan sangat menginginkan cucu darinya, papanya juga pernah mengatakan tak akan merestui hubungan mereka. Krist tak peduli itu, yang penting sekarang Singto miliknya. Urusan papanya akan di pikirkannya lagi nanti.
Sekarang Krist dan Singto duduk di tempat yang sudah krist siapkan tadi, mereka menatap laut walau hanya kegelapan yang terlihat.
"Sejak kapan kamu menyadari jika kamu mencintai ku?" Tanya Krist.
"Mungkin sejak SMA, saat kamu menceritakan tentang Jane pada ku, aku merasa cemburu, entahlah aku tak tahu pasti kapan itu" Ucap Singto.
"Harusnya aku menyadari perasaan mu sejak dulu, apa aku menyakiti mu selama ini?" Ucap Krist.
"Huh?" Ucap Singto sambil menatap Krist.
"Kamu mencintai ku, kamu pasti merasa sakit saat mendengar aku menceritakan tentang wanita lain pada mu. Aku paham sakitnya, itu mungkin sama dengan rasa sakit saat aku melihat kamu bersama Ohm, dan melihat kamu di goda oleh Namtan" Ucap Krist.
"Aku sudah terbiasa, Krist. Dan untuk Namtan, ayolah, dia hanya anak kecil, berhenti mempermasalahkan tentang Namtan yang sering menggoda ku" ucap Singto.
"Benar kata Namtan, dia sudah dewasa, saat umur kita 18 tahun kita bahkan sudah berciuman kan?" Ucap Krist.
"K-kenapa jadi membahas tentang ciuman itu?" Ucap Singto.
Krist beranjak dari duduknya, kini dia duduk di samping Singto.
"Aku hanya tiba-tiba ingin mencium bibir kekasih ku" ucap Krist.
"Cih, kamu mesum" Ucap Singto.
"Apa kamu sudah siap menikah sekarang?" Ucap Krist sambil memegang tangan Singto.
"Apa kamu yakin papa mu akan merestui hubungan kita?" Ucap Singto.
"Aku akan memastikan jika papa akan merestui hubungan kita" Ucap Krist sambil memainkan jari jemari tangan Singto.
"Aku mau menikah dengan mu, Krist" Ucap Singto.
"Aku akan mengusahakan itu secepatnya" ucap Krist sambil mengecup punggung tangan Singto.
Singto tersenyum mendengarnya, dia memeluk tubuh Krist sekarang. Krist mengusap rambut Singto sambil menatap ke depan.
Sejujurnya ada sedikit rasa takut di hati Krist, takut papanya tak akan merestui hubungan mereka, dan dia di paksa menikah dengan orang yang tidak di cintainya.
Tbc☠️
YOU ARE READING
Innocent Love ✓
FanfictionPertemuan awal penuh rasa kesal, lama-lama rasa tak biasa mulai hadir, akankah keduanya bisa bersatu? Apa lagi banyak perbedaan di antara mereka. *Top Krist, Bot Sing, M-Preg.