Part 16

374 58 37
                                    

Singto menghela nafas saat melihat Krist yang kini berjalan menghampirinya.

"Jika kamu masih ingin membahas tentang tadi malam dan membahas Ohm sebaiknya kamu pulang sekarang" Ucap Singto.

"Aku bahkan belum bicara. Kenapa kamu menjadi dingin pada ku? Bukankah aku memang sering ke sini saat jam istirahat ku?" Ucap Krist.

"Aku hanya masih kesal mengingat mu tadi malam" Ucap Singto sinis.

"Baiklah, maafkan aku" ucap Krist.

"Hmm" Gumam Singto.

"Apa kamu berteman dengan pria itu?" Tanya Krist.

"Namanya Ohm, Krist. Ya, aku berteman dengannya, apa itu salah?" Ucap Singto.

"Hanya saja itu terdengar aneh, setahu ku, kamu sulit menganggap orang lain sebagai teman mu, apa lagi orang yang baru kamu kenal" ucap Krist.

Selama 8 tahun berteman Krist jelas tahu Singto memang jarang menganggap orang lain sebagai temannya, bahkan temannya sesama waiter tak ada yang Singto anggap benar-benar teman. Itu sebabnya ada rasa cemburu di hati Krist saat mendengar Singto mengganggap Ohm temannya.

Singto hanya diam mendengar ucapan Krist. Apa yang Krist ucapkan memang benar, dia sangat jarang mau menganggap orang yang baru di kenalnya sebagai teman.

Sekarang Singto hanya mencoba belajar untuk berteman dengan orang lain selain Krist, dia tak mungkin terus sendiri, atau hanya berteman dengan Krist di usianya yang sekarang, ayolah Singto juga ingin merasakan jatuh cinta dengan orang lain, dia juga mulai berpikir untuk menikah sekarang.

"Phi Sing, bukankah phi berjanji akan mengajari ku memasak tadi?" Ucap seorang wanita yang kini berjalan mendekat menghampiri Krist dan Singto.

Krist menatap jengah pada wanita itu.

"Ayo phi" ucap Namtan sambil menggandeng tangan Singto.

"Hey, bukankah tak sopan menggandeng tangan orang sembarangan?" Ucap Krist sambil menarik Singto agar berdiri di sisinya.

"Krist, Namtan hanya anak kecil" ucap Singto.

Krist dan Namtan memang tak pernah akur meskipun mereka sudah kenal lama. Sebenarnya Krist malas menemui Singto di tempat kerjanya jika pada akhirnya dia akan bertemu Namtan, beruntungnya mereka memang jarang bertemu karna Namtan sibuk sekolah.

Mungkin hari ini bentuk kesialan untuk Krist karna Singto bersikap dingin padanya di tambah dia harus bertemu anak kecil yang menyebalkan di matanya.

Yeah, Namtan memang sering mengganggu Singto, dan entah kenapa Krist tak suka itu meskipun dia tahu Singto tak akan tertarik pada Namtan.

Ayolah Namtan memang masih sangat kecil di mata mereka, dia baru berusia 18 tahun, dan kelas 3 SMA sekarang.

"Aku sudah 18 tahun, phi!!" Ucap Namtan pada Singto.

"Dengar, anak kecil. Bukankah harusnya kamu fokus sekolah, bukan malah mengganggu karyawan papa mu disini" Ucap Krist.

"Bukankah sudah ku katakan usia ku sudah 18 tahun! Aku bahkan sudah sangat siap menikah dengan phi sing!!" Ucap Namtan dengan senyum usilnya.

Singto tersenyum kecil mendengar ucapan Namtan.

"Kenapa wajah mu? Apa kamu mau menikah dengan anak kecil ini?" Ucap Krist saat melihat reaksi Singto.

"Tidak, aku tahu dia bercanda" Ucap Singto.

"Aku tak bercanda, aku menyukai phi Sing" ucap Namtan sambil mendekat pada Singto, bermaksud ingin menggandeng tangan Singto namun tangan Krist lebih dulu memeluk pinggang Singto membawa Singto menjauh dari Namtan sehingga membuat Namtan menatap kesal pada Krist.

Innocent Love ✓Where stories live. Discover now