Part 14

311 60 28
                                    

Seperti janji Krist 2 hari yang lalu, hari ini Singto libur, Krist menjemput Singto membawa Singto main ke rumahnya.

"Apa yang akan kita lakukan hari ini?" Ucap Singto pada Krist.

Saat ini mereka sudah tiba di rumah Krist.

"Main PS?" Ucap Krist.

"Baiklah" Ucap Singto.

"Ayo masuk" Ucap Krist sambil membuka pintu rumahnya.

Keduanya berjalan masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu Krist dan Singto bertemu dengan tuan Edward.

"Sing..." Ucap tuan Edward saat melihat keduanya.

"Apa kabar om?" Ucap Singto saat melihat papa Krist.

"Om baik, bagaimana dengan mu? Sudah lama kamu tak ke rumah" Ucap tuan Edward.

Singto dan papa Krist memang sudah sangat akrab. Yeah, bukankah itu hal yang wajar? Krist dan Singto sudah berteman selama 8 tahun, jadi sangat wajar jika tuan Edward menjadi sangat mengenal sahabat anaknya yang sering ke rumah mereka.

"Aku sehat, om. Aku hanya sibuk bekerja" ucap Singto.

"Ohh"

"Ayo ke kamar ku, Sing" Ucap Krist.

"Kenapa ke kamar?" Ucap tuan Edward yang mendengar itu.

"Kenapa, apanya? Bukankah aku sering membawa Singto ke kamar ku? Kami ingin main PS, apa papa ingin ikut?" Ucap Krist.

"Oh, ya. Tidak, papa ada urusan di luar hari ini. Nikmati waktu kalian" Ucap tuan Edward.

"Hati-hati, om" Ucap Singto.

"Ya" ucap tuan Edward sambil tersenyum.

"Ini kali pertama papa mu bertanya kenapa kita ke kamar mu? Ada apa dengan papa mu?" Ucap Singto setelah tuan Edward keluar dari rumah.

Singto tahu papa Krist seperti tak suka mereka berduaan di kamar, tapi bukankah itu memang sering mereka lakukan sebelumnya, mereka di kamar Krist bermain PS.

"Entahlah" Ucap Krist.

Krist yakin, papanya pasti mulai mencurigai dia dan Singto, apa lagi papanya pernah mengatakan untuk menikah dengan Jane, bukan Singto. Tapi kenapa harus bersikap terang-terangan seperti itu, bagaimana jika Singto tersinggung tadi?




***
Hampir 2 jam mereka bermain, Krist berdecak kesal sambil melempar stick game yang di pegangnya, kenapa dia selalu kalah, sejak dulu hingga sekarang! Sedangkan Singto tersenyum penuh kemenangan.

"Kamu payah Krist!" Ucap Singto dengan nada mengejek.

"Ckk, main sekali lagi" ucap Krist.

Terdengar suara pintu kamar di ketuk, Krist menyuruh orang itu untuk masuk.

Maid datang membawa minuman dan cemilan untuk mereka, di susul oleh Tay dari belakang yang menggendong bayi mungil yang baru berusia 2 tahun.

"Sampai kapan kamu akan terus bermain PS seperti ini, Krist? Apa kamu masih belum ingin bermain dengan anak mu sendiri?" Ucap Tay.

"Usia mu bahkan sudah sangat pantas untuk bermain bersama bayi, bukan game. Kamu juga sing, kalian berdua sama saja" ucap Tay.

"Jodoh ku masih belum terlihat dimana dia sekarang, phi" ucap Singto sambil mengambil alih anak Tay dari gendongan Tay.

"Berapa berat badannya sekarang? Dia terlihat gemuk dari terakhir kali aku menggendongnya" ucap Singto.

"Dia sudah 13 kg sekarang" ucap tay.

Innocent Love ✓Where stories live. Discover now