Part 11

336 58 43
                                    

Jam 8 malam Krist mengantar Singto pulang ke rumahnya, sebelum itu mereka sempat makan malam bersama dan berjalan ke mall membeli hadiah untuk Singto.

Tak ada drama Singto menolak hadiah dari Krist, dia bahkan membeli apa yang benar-benar diinginkannya dan krist bertugas membayar itu. Mungkin karna mereka sudah berteman  selama 8 tahun sehingga membuat keduanya tak lagi bersikap sungkan ke satu sama lain. Karna jika Krist ulang tahun Singto juga selalu memberinya hadiah.

"Apa tak ingin masuk dulu?" Ucap Singto sambil melepas seat beltnya.

"Tidak, beristirahatlah, aku tahu kamu lelah, dan besok harus kembali bekerja" ucap Krist sambil mengusap pundak Singto.

"Kamu juga, terima kasih untuk hadiahnya" Ucap Singto sambil tersenyum manis.

"Iya" Ucap Krist membalas senyuman Singto.

Singto keluar dari mobil Krist setelah itu Krist menjalankan mobilnya pergi dari sana.





***
"Krist, kamu baru pulang?" Ucap Tuan Edward saat melihat kedatangan Krist.

"Ya, aku ke pantai tadi" Ucap Krist.

"Bersama Jane?" Ucap tuan Edward.

"Bersama Singto, dia ulang tahun hari ini" Ucap Krist.

"Oh, kamu tak pernah lupa ulang tahunnya, sedangkan ulang tahun papa, kamu selalu lupa" Ucap tuan Edward.

"Aku hanya melupakan ulang tahun papa satu kali, kenapa papa terus membahas itu setiap tahunnya?" Ucap Krist.

"Itu agar kamu selalu ingat ulang tahun papa" Ucap Tuan Edward.

"Aku tak akan lupa lagi, pa" Ucap Krist.

"Baiklah, kapan kamu menikah" Tanya tuan Edward.

"K-kenapa tiba-tiba papa menanyakan itu?" Ucap Krist.

"Papa hanya ingin bertanya, apa tak boleh?" Ucap Tuan Edward.

"Dengan siapa?" Ucap Krist.

"Bukankah kamu yang ingin menikah, harusnya kamu tahu sendiri jawabannya" Ucap tuan Edward.

"Huh, ya" gumam Krist.

"Dengan Jane" Ucap tuan Edward.

"A-aku hanya ingin mengetes papa, aku masih ingat papa pernah menebak aku berkencan dengan Singto dulu saat SMA, ku pikir papa juga akan menyuruh ku menikah dengannya" ucap Krist.

"Ya, dulu dan sekarang beda. Jika dulu papa tak masalah kamu menjalin hubungan dengan Singto, tapi sekarang, maaf, papa tak bisa merestui hubungan kalian" Ucap tuan Edward.

"Huh, kenapa?" Tanya Krist.

"Apa kalian menjalin hubungan?" Ucap tuan Edward sambil menatap Krist penuh curiga.

"Tidak, aku bersumpah, aku hanya tiba-tiba penasaran alasannya apa, kenapa dulu boleh dan sekarang tak boleh?" Ucap Krist.

"Kita tentu butuh penerus, papa ingin cucu, Krist" ucap tuan Edward.

"Oh, aku mengerti. Tenang saja pa, aku dan Singto hanya teman, kami benar-benar hanya teman, dan sesuai keinginan papa, aku akan melamar Jane nanti" Ucap Krist sambil tersenyum.

"Senang mendengar itu, Krist" Ucap tuan Edward.

Setelah cukup lama bicara dengan papanya, kini Krist berjalan ke kamarnya, dia melepas kemeja yang di kenakannya hingga seluruh kancing terbuka, kemudian duduk di tepi ranjang.

Krist mengingat kebersamaannya dengan Singto tadi, dia melihat jarinya yang di hisap oleh Singto, entah kenapa dia merasa tubuhnya tak nyaman, ada apa dengannya?

Innocent Love ✓Where stories live. Discover now