Part 20

321 55 21
                                    

🔞🔞🔞
Berisi tulisan dan foto dewasa!!!












*****
Krist memainkan jari jemari Singto sehingga membangunkan Singto dari tidurnya, mereka belum menggunakan pakaian, hanya selimut yang menutup tubuh polos mereka.

"Selamat pagi, sayang" ucap Krist saat menyadari jika Singto sudah bangun.

Krist mencium bibir Singto, dan Singto dengan senang hati membalas ciuman Krist.

Krist mencium bibir Singto, dan Singto dengan senang hati membalas ciuman Krist

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cukup lama saling menyesap kini Krist menyudahi ciumannya.

"Aku merasa kita seperti sudah menikah sekarang, ini kali pertama kamu menginap di rumah ku" ucap Singto.

"Huh, ya benar. Apa setelah ini aku boleh lebih sering menginap di rumah mu?" Ucap Krist.

"Kamu boleh menginap kapanpun yang kamu mau, Krist" Ucap Singto.

"Dan melakukan kegiatan semalam?" Goda Krist.

"Ya" Ucap Singto dengan senyuman manisnya.

"Baiklah, biarkan aku melakukannya lagi sekarang" bisik Krist sambil membalik tubuh Singto hingga menelungkup.

Krist menciumi tubuh indah Singto dari belakang. Menghisap dan menjilat setiap lekukan tubuh indahnya.

Lubang Singto masih sangat basah sehingga mempermudah penis Krist masuk.

Tangan keduanya saling menggenggam Krist terus menggenjot lubang Singto dari belakang, bibir Krist menjilat daun telinga Singto membuat Singto merasakan nikmat tiada tara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangan keduanya saling menggenggam Krist terus menggenjot lubang Singto dari belakang, bibir Krist menjilat daun telinga Singto membuat Singto merasakan nikmat tiada tara.

"Aarghh.. krist"

"Shh... Uhh"

"Mphh... Sshh"

"Disana... Uhh... Lebih dalam Krist..." Racau Singto.

Singto menunggingkan pantatnya dengan kepala yang dia benamkan ke bantal, Krist menggenjot lubang Singto dengan cepat dan kasar, sesekali menampar pantat bulat Singto.







***
"Apa aku boleh berharap jika kamu bisa hamil seperti phi New?" Ucap Krist sambil mengusap pipi Singto.

Hampir satu jam permainan mereka tadi, kini keduanya mengistirahatkan tubuh mereka setelah mendapatkan kepuasan masing-masing.

Singto terdiam mendengarnya, kenapa Krist tiba-tiba membahas soal kehamilan? Singto menggenggam tangan Krist di pipinya dan menciumnya.

"Aku juga berharap hal yang sama" ucap Singto.

"Kemana kita hari ini?" Ucap Krist, mengingat semalam mereka tak jadi berkencan, Krist ingin berkencan dengan Singto hari ini.

"Aku tak ingin kemana-mana, Krist. Bagaimana jika kita disini saja?" Ucap Singto sambil menatap Krist.

"Baiklah" Ucap Krist.

Singto memeluk tubuh Krist, sedangkan Krist melihat ponselnya, ada beberapa pesan masuk di ponselnya termasuk dari papanya yang menanyakan keberadaannya karna ini memang kali pertama Krist tak pulang ke rumah, jadi wajar jika papanya bertanya kemana dia.

Setelah membalas beberapa pesan, Krist memesan makanan, setelah itu dia menyimpan ponselnya di atas nakas.

Krist membalas pelukan Singto dan memeluk erat tubuh Singto.

"Apa kamu tahu" Ucap Krist.

"Apa?" Ucap Singto.

"Aku sangat mencintai mu" Ucap Krist.

"Aku juga sangat mencintaimu, Krist" Ucap Singto.

"Tapi aku lebih mencintai mu, tak peduli jika papa tak merestui hubungan kita. Kita akan terus bersama selamanya" Ucap Krist.

"K-kenapa tiba-tiba mengatakan itu? Apa kamu sudah mengatakan hubungan kita pada papa mu?" Ucap Singto.

"Belum, itu seandainya" Ucap Krist.

Krist sengaja mengatakan jika dia belum mengatakan tentang hubungan mereka, Krist tak mau Singto berpikir jika dia benar-benar tidak diinginkan oleh papanya.

"Kapan kamu akan mengatakannya?" Ucap Singto sambil menatap wajah Krist.

"Entahlah, mungkin nanti?" Ucap Krist sambil mengecup kening Singto.

Krist mencium bibir Singto sekilas, kemudian menyambar dada Singto, menghisapnya sambil memejamkan matanya.

"Kita belum mandi" Ucap Singto.

"Nanti saja, aku suka seperti ini. Aku suka ketika kulit kita bersentuhan tanpa ada penghalang" Ucap Krist di sela-sela kegiatannya menghisap dada Singto.

"Tapi rasanya lengket" ucap Singto.

"Apa aku boleh melakukannya sekali lagi?" Ucap Krist.

"Krist..." Ucap Singto tak percaya.

Mungkin baru sekitar satu jam yang lalu mereka berhenti, kenapa Krist masih ingin melakukannya.

Krist hanya tersenyum melihat ekspresi terkejut Singto, dia mengangkat satu kaki Singto kemudian memasukkan penisnya sehingga membuat Singto meringis perih.

Kali ini mereka menggunakan gaya missionary, Krist mencumbu punggung Singto sambil terus menggenjot lubangnya, satu tangannya memegang kaki Singto dan sebelah tangannya menggenggam tangan Singto di atas kepalanya.

Krist mencium bibir Singto penuh cinta, genjotannya benar lembut sekarang.

"Krist.. uhh... Lebih cepat" ucap Singto yang mulai merasakan nikmat.

"Nanti sayang, aku masih ingin menikmati ini" bisik Krist.













****
"Kapan kamu pulang?" Ucap Singto.

Sekarang sudah jam 10 malam, namun Krist masih berada di rumah Singto.

"Rasanya aku tak ingin pulang" Ucap Krist.

"Papa mu akan mencari mu nanti" Ucap Singto.

"Apa kamu benar baik-baik saja?" Ucap Krist mengingat jika setengah hari mereka habiskan dengan melakukan seks.

"Aku kenapa?" Ucap Singto.

"Baiklah, besok ku jemput" Ucap Krist.

"Ya" Ucap Singto.


















Tbc.

Innocent Love ✓Where stories live. Discover now