I'M STILL FIXING MYSELF

493 48 9
                                    






Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!


















"Kak Lia, ini Mimi. Mimi, ini kak Lia."

2 puan berbeda usia saling melambaikan tangan, yang satu dengan senyum hangat, yang satu masih malu-malu, yang memperkenalkan tergelitik geli.

Meletakan 2 cangkir dengan isian kopi kepada mereka berdua, turut duduk diantara keduanya memangku nampan.

"Jadi..." si paling tua memulai obrolan dengan tangan meraih cangkir berisi kopi, "Kamu mau kerja part time di sini?"

Mengangguk terlalu antusias, sang sahabat dibuat gemas. "Iya Kak. Eh? Bu manager, maksud saya." Tersipu malu Mimi.

Julia tergelak tawa, dasar remaja. "Bisa, kok..." jawabnya kemudian, "Besok bisa langsung kerja, tapi jangan lupa resumenya."

Sekali lagi mengangguk antusias, Julia menyesap kopinya lalu beralih pada Winka yang baru saja menilik jam ditangan.

"Tapi kalo kerja jadi pramusaji harus sabar, loh."

Winka juga Mimi menatap dengan alis menukik, belum mengerti yang dimaksud, mungkin Winka yang sedikit tahu dengan tersunggingnya senyum di bibirnya. Tak lama ia terkekeh, dirinya yang dimintai kontak oleh stranger.

"Kenapa ketawa?" Alisnya mengkerut semakin dalam, disini hanya ia yang tak tahu.

"Namanya juga pelanggan, pasti ada aja 'kan yang kayak gimana gitu." Julia makin terkekeh, apalagi dia senior dalam menghadapi berbagai macam pelanggan.

"Kayak gimana?" Mimi belum paham, tentu saja.

"Inget kemaren yang aku bilang soal orang aneh?" Mimi mengangguk dengan clue Winka, "Aku pernah dapetin pelanggan kayak gitu. Aneh, bikin takut."

"Gimana ceritanya?" Teman baru itu jadi penasaran, dirinya begitu menggebu.

"Jadi kemarin, tuh..." Julia juga Winka saling melirik lalu tersenyum geli, "Ada tante- tante sama temennya lagi makan 'kan..." Mimi mengangguk, begitu serius. "Aku yang lagi ada dideket kasir kaget pas tau-taunya tante yang tadi pesen makan malah tiba-tiba aja ada di belakangku."

"Aku liat dari pantry, sih." Julia menimpali.

"Terus- terus..." pegawai dan manager tertawa karena reaksi Mimi, "Isshhh..." cemberut karena di tertawakan.

"Ya itu, tiba-tiba minta kontak HPku. Aneh 'kan jadinya? Gak kenal juga sama tante itu." Winka meringis, otaknya kembali memutar kejadian yang lalu.

Mimi bergidik ngeri, "Ih, hati-hati... jaman sekarang banyak tante-tante gila. Sukanya cari cewek-cewek cantik." Mengusap sendiri lengannya.

Winka kembali meringis, membayangkan diri sendiri di kejar tante-tante.

"Tapi kenapa tante-tante nyarinya cewek?"

Oh, Winka si lugu penasaran juga.

Julia kembali menyauti, "Suaminya gak bakal curiga kalo mainnya sama cewek."

Winka menganga, Mimi manggut-manggut. Yang baru tahu dengan yang sudah lama tahu. Tentu saja reaksinya berbeda.

"Besok-besok kalo Lo ketemu lagi sama tu tante-tante girang, lari aja." Kompor Mimi.

"Pukul aja pake tas, kalo gak ngejerit aja minta tolong." Tambah Julia.

Winka mengangguk kencang, akan ia pastikan untuk membawa semprotan merica nantinya.

LIMERENCE (WINRINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang