UP! (BEGIN)

318 43 6
                                    








Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!




















Inka memberengut.

Darahnya mendidih, marah, malu, juga sedih bercampur aduk membuatnya uring- uringan. Pertama kalinya dalam hidup, ia begitu menginginkan seseorang, namun pertama kalinya pula penolakan di terima dari orang yang begitu di inginkan.

Inka benci penolakan, tak peduli meski harus jadi egois, dia harus mendapatkan Winka. Jika tidak bisa maka dia akan tetap ngeyel, lagipula ia sudah terlanjur berucap. Sekarang saatnya dia akan menunjukan perasaan secara terang- terangan.


Tapi sebelum itu, ia juga harus membenahi segala hal yang ada di sekitarannya. Salah satunya adalah papanya sendiri.

Siapa bilang Inka tak bisa melawan Nicky? Jangan kira karena selama ini si anak selalu menuruti keinginan sang papa, maka berarti hidup Inka ada di tangan Nicky.

Oh, tidak bisa!

Inka itu si gila, ia bisa mendapatkan keinginannya dengan caranya sendiri, meski dengan cara ekstrim sekalipun.






Pria lugu duduk dengan sikap santun, berperan dengan apik sebagai menantu idaman. Di hadapannya, pria tua angkuh menatap tepat pada netra si angkuh lainnya.

Inka, si angkuh lainnya mendengus, ia lipat tangannya dan di dongakan wajahnya. Gestur yang kerap Nicky tunjukan di kala ingin menantang.

"Duduk Kamu." Titah sang papa.

"Langsung aja, aku sibuk."

Nicky mendengus dengan jawaban Inka. Inka melirik tajam pada Kaindra dengan Kaindra yang juga menatapnya, pria itu bahkan tak menunduk seperti biasanya saat Inka menatapnya tajam.

Apakah sang suami sudah lebih berani?

"Inka, papa minta cucu."

"Kalo mau cucu ya sabar."

"Sabar sampai kapan kalo Kamu gak mau di sentuh Indra?!" Nicky mulai menaikan suaranya.

Inka takut?

"Rupanya ada pengadu. Liat umur Pak, gak malu apa?"

Sindiran bernada santai untuk sang suami yang langsung mengepalkan tangannya, malu sudah pasti.

"Karina!" Bentak senior Maheswara.

"Jangan panggil Karina sama mulut Papa!"

"Yang sopan Kamu!" Nicky menunjuk Inka yang masih berwajah datar.

Inka mendengus geli, "Sikap Papa sendiri yang bikin aku gak bisa sopan." Inka memandang Kaindra yang sekarang tampak khawatir.

"Lagian dari awal aku udah nolak dijodohin, Kalian aja yang ngeyel. Dasar cowok gak tau malu."

Terhina? Tentu! Tapi Kaindra lebih was-was pada perselisihan ayah dan anak ini. Sepertinya ia telah salah menilai Inka akan tunduk pada papanya.

"Kurang ajar! Apa yang sekarang Kamu dapetin karena papa!"

"Kalo gak ikhlas ngebesarin anak, gak usah punya anak!" Inka menyeringai, "Gak usah punya istri juga jadinya gak perlu selingkuh."

"Inka!" Mata Nicky melotot, disini ada menantunya.

"Lagian enak main sana sini 'kan?"

"Inka! Jangan bicara ngawur!"

Si wanita gila makin menyeringai manakala melihat papanya tersulut emosi dengan sikap tak nyaman karena keberadaan menantunya.

LIMERENCE (WINRINA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang