Dua Anak Keras Kepala

343 49 25
                                    


Tryout ujian tahap satu, selesai dalam empat hari. Semua murid bisa sedikit bernafas lega di hari terakhir tryout. Walaupun, sebenarnya tidak bisa sepenuhnya lega. Karena besok jumat, hasil tryout beserta ranking, akan langsung diumumkan bersamaan dengan pembagian kelas tambahan.

Disaat banyak murid tingkat tiga mengeluhkan jadwal yang padat merayap. Tapi, mereka melupakan tiga siswa yang masih harus mempersiapkan diri untuk olimpiade yang sudah di depan mata. Betapa lelahnya ketiga siswa itu, tidak bisa sekedar disandingkan dengan murid tingkat tiga lainnya.

Dihari yang sama, hujan deras sedari tadi siang belum juga reda. Meskipun Lookkaew sudah mengulur waktu, sambil belajar di perpustakaan. Tapi, sampai sore hari pun, tak ada tanda-tanda kalau langit akan menyudahi guyuran air, dari awan hitam yang menyelimuti angkasa.

Bus terakhir akan segera datang. Sialnya, Lookkaew masih terjebak di depan gedung SMA Siraphat, tanpa bekal payung atau jas hujan.

Sekarang, atau tidak sama sekali.

Gadis itu membulatkan tekad untuk menerjang hujan.

Ia merangkul tas ranselnya di depan dada. Yang lain boleh basah, tapi bukunya jangan. Gadis kecil itu siap mengambil ancang-ancang untuk berlari bagai atlet olimpiade. Tapi, tali sepatunya lepas. Dia harus menunduk untuk mengencangkan tali sepatunya.

Dia yang fokus membenarkan ikatan tali sepatu, tiba-tiba melihat sepatu orang lain berhenti didepannya. Sepatu putih yang basah dan sedikit kotor habis berlari diatas kubangan air.

Lookkaew mendongak untuk melihat siapa yang datang. Orang dengan nafas terengah-engah, menggenggam payung biru ditangannya.

"Butuh bantuan?" Tanya Anda seraya menunjukkan senyum terbaiknya.

Setelah apa yang terjadi malam itu, Lookkaew belum melihat anak ini lagi. Dan hari ini, dia muncul disaat Lookkaew butuh bantuan.

Takdir macam apa yang membuatnya harus selalu bertemu Anda, disaat-saat genting dalam hidupnya.

"Hari ini aku membawa motor ke sekolah, jadi tidak bisa mengantarmu pulang---

---Tapi, aku bisa memberimu tumpangan" Tambah Anda memamerkan payung biru ditangannya.

Lookkaew menghembuskan nafasnya. Anak keras kepala yang berdiri didepannya ini, sungguh tidak tau apa arti penolakan.

Harusnya, ucapan Lookkaew malam itu membuatnya sadar. Tetapi, dia sama sekali tidak mendengarkan.

Sementara Anda masih menunggu jawaban, dari orang yang sedari tadi diam dan hanya bermain ekspresi wajah. Andai saja anak ini tau, betapa Anda sangat merindukannya.

Sesulit itu melupakan gadis manis satu ini. Sekeras apapun Anda mencoba menghindar, tapi cintanya malah semakin dalam.

Kalau Lookkaew berharap apa yang, ia katakan malam itu cukup untuk membuat Anda mundur. Itu kesalahan besar. Karena diam-diam, anak ini sedang menyusun strategi lain untuk mendekatinya.

Melihat gadis manisnya diam, membuat Anda mengambil kesimpulan sendiri.

"Ambillah" Tangan dingin Anda memberikan satu-satunya payung yang ada, langsung ke tangan Lookkaew.

"Lalu kau?

Tunggu, aku tidak bisa---"

"Aku tidak butuh" Pungkas Anda, sebelum gadis manis itu sempat menolak lagi.

"Jangan sampai sakit!!!" Orang yang keras kepala berkata dengan lantang. Langkah kaki panjangnya, berlari dengan cepat meninggalkan si gadis manis dan payung biru.
 
 
Orang yang ditingggalkan terkejut.

Class of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang