Arena balap motor, jadi ajang unjuk gigi setiap geng motor yang ada di Bangkok dan sekitarnya. Setelah berkaca dari kejadian beberapa saat lalu, dimana polisi meringkus acara balap liar. Kini, gerombolan anggota geng motor dari beberapa daerah itu pindah ke tempat yang lebih aman.
Mini-X Racing Sirkuit jadi tempat yang dipilih. Sejak tadi sore, sudah ramai dengan pengendara motor sport yang berlomba untuk memperebutkan piala fiksi. Hanya demi sebuah gengsi. Perwakilan dari begitu banyak geng motor, turun langsung untuk bertanding.
Walaupun The Geng sendiri bukan geng motor, tapi mereka ikut menonton acara itu dari pinggir lapangan. Kali ini, mereka kedatangan tamu spesial, yang sedari tadi menempel dengan Noon.
Prewa tidak masalah, kalau dia jadi yang paling feminim diantara keempat gadis tomboy. Tetapi, hal itu membuat banyak pasang mata liar yang mencuri pandang kearah gadis kecil milik Noon. Sang kekasih terus melemparkan tatapan tajam, pada siapapun yang berani melirik kekasihnya itu.
"Matamu bisa lepas kalau terus melotot" Sindir Devi. saat Noon masih terus membulatkan matanya, kearah lelaki dengan motor sport merah, yang sesekali melirik Prewa.
Prewa menangkupkan kedua tangannya di pipi Noon. Memaksa si wajah datar, untuk menghadap gadis kecil yang duduk diatas motor sport hitam.
"Jangan buang waktumu untuk melihat mereka... Lihat saja aku" Rayuan maut itu tidak bisa ditolak oleh gadis yang lebih tinggi.
Bibir anak yang lebih tinggi, mendaratkan sebuah kecupan tepat di kening anak manis, yang berani menggodanya.
"Awww"
Tiga wanita lainnya, saling mengalihkan pandangan dari adegan mesum dihadapan mereka. Ketiganya tau bagaimana itu akan berlanjut. Karena, si muka datar selalu berubah manis kalau di depan kekasihnya.
Tak lama kemudian, Bua juga datang bersama seorang lelaki. Dia memperkenalkan orang itu sebagai kekasihnya. Anak yang sudah mulai berani itu, memilih tinggal bersama The Geng dan Prewa, dari pada ikut kekasihnya yang akan berkumpul dengan geng motornya.
"Ada yang haus? Aku ingin membeli minuman" Ucap Bua yang baru sadar ada stand penjual minuman dan cemilan.
Devi dan Pin langsung mengangkat kedua tangan, sementara Anda hanya menggeleng.
"Biar aku menemanimu" Prewa turun dari atas motor Noon, dengan sedikit melompat.
Kedua gadis yang sama-sama haus, pergi membeli minum. Kembalinya mereka dari penjual minuman, sedikit terhalangi oleh tiga orang lelaki yang berdiri dihadapan mereka.
"Kenapa dua gadis secantik ini berkeliaran sendiri, di tempat seperti ini?" Goda seorang lelaki
"Sendirian berarti tidak ada yang memiliki bukan?" Tambah lelaki yang lain
Tatapan mesum ketiga lelaki, dibalas dengan sorot mata tajam dari Prewa tanpa rasa takut. Tak mau berurusan dengan para lelaki mesum itu, Prewa langsung meraih tangan Bua dan menariknya pergi. Tapi usahanya gagal, setelah seorang lelaki tadi lebih sigap, berhasil meraih tangan Bua.
"Kenapa buru-buru cantik"
Tak kalah cepat dari tiga pria berwajah mesum, orang yang berlari dari kejauhan, sudah memasang badan. Anda dan Noon berdiri di tengah pertengkaran kecil itu.
"Oiyyyy, Tiga pria cemen!!! Dari mana datangnya mereka ini. Mari kita lihat" Sahut Devi, tiba-tiba muncul. Mata nakalnya menelusuri, mencari nama geng motor dari jaket boomber yang mereka gunakan.
"Korova---" Pin lebih dulu menemukan nama geng motor yang tertulis di lengan kiri mereka.
"Memangnya kenapa? Kalian ingin bergabung?" Ucap sombong orang yang berdiri di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Class of Love
Fiksi Penggemar"In every universe. You'll always be my gravity" Cerita kehidupan remaja dengan segala problematika tentang mimpi, sahabat, dan cinta. Dengan dua tokoh utama yang sangat bertolak belakang, tetapi masih dalam satu garis yang sama. Lookkaew, pemilik t...