7. Geo or Nata sama aja kok

10 9 0
                                    

“Mami masuk ya Nata!!” Kata Mami di luar kamar Geo.

Geonata Kusuma, memiliki nama kesayangan dari sang Mami yaitu, Nata.

“Iya mi.” Kata Geo yang masih duduk di meja belajarnya, meski kakinya susah di gerakkan.

“Kamu lagi ngapain? Ayo minum obat dulu, biar kaki kamu nggak nyeri.” Kata Mami sambil membawa segelas air dan beberapa kaplet obat.

“Lagi buat pr mi.” Kata Geo jujur.

“besok nggak usah sekolah dulu, kamu butuh istirahat. Lagian berapa kali Mami bilang, kalo olahraga kenapa nggak milih yang aman aja.” Kata Mami sambil terus mengulangi kesalahan Geo yang yang tidak di sengajanya.

“Di ajakin temen Mi.” Dalih Geo, padahal main bola adalah hobi sejatinya.

“Pokoknya lain kali hati-hati, kamu juga kan yang repot kalo sakit begini!” Kata Mami sambil menyobek kaplet obat itu.

“Udah kabarin Anggun belum?” Selidik Mami,  Anggun selalu di acuhkan oleh sang putra, Mami sedikit iba, padahal seharusnya Geo tidak begitu, karena bagaimana pun Anggun itu sudah di jodohkan dengan Geo sejak masih SMP.

“Nggak usah Mi.” Tolak Geo.

“Udah Mami duga, tinggal telpon susahnya di mana coba, Mami yakin dia mau kok temenin kamu di rumah!” Kata Mami menggebu-gebu.

“Aku lagi pengen sendiri Mi.” Geo masih mencoba  menghindari dari hal semacam itu.

“Nata apa susahnya sih kamu peduli sama Anggun sedikit!” Sekarang Mami malah kesal sendiri, karena sang putra susah sekali di bilangin.

“Kalau kalian nikah nanti gimana.” Lanjut Mami, yang malah berpikir terlalu jauh.

“Mami, aku belum punya niatan ke sana.” Kata Geo,  tak menyangka Maminya malah yang berpikir demikian.

“Iya Mami tahu, bukan sekarang tapi suatu saat nanti Nata!” Tekan Mami, sambil merapikan tempat tidur Geo yang berantakan.

“Mi, aku mau tidur sekarang.” Kata Geo, mencoba membuat pembicaraan itu selesai.

Mami paham bahwa sang putra,  memang sedikit sensitif jika di bicaran perihal pernikahan, entahlah mungkin menurut Geo, dia masih harus belajar bukan malah mikirin hal yang lain dan kurang penting itu.

“Kamu nggak usah ngusir Mami juga bakalan keluar kok, nggak ada gunanya Mami ngomong kamu masih aja tetap pada pendirian kamu.” Mami sebel sebenarnya tapi apa boleh buat, kalau nggak begitu, mungkin bukan putranya, karena Mami yakin  watak keras kepala sang putra di turunkan dari dirinya.

“Minum obat habis itu tidur.” Kata Mami sambil beranjak keluar dari kamar Geo.

“Iya Mi.” Lirih Geo.

Huf.  Geo sebenarnya benci pada obat-obatan ini, tapi kakinya yang tidak berhenti nyut-nyutan, membuatnya harus rela minum obat yang rasanya pahit nauzubillah sekali.

Setelah itu Geo pun tidur, sesuai perintah sang Mami.

ZEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang