17. Album lama

1 0 0
                                    

Malam itu ketika hendak mengambil air minum ke dapur, Zeya mendapati lampu kamar omanya masih terang benderang.

Tidak seperti biasanya, padahal ini tengah malam.

Zeya memutuskan untuk mengetuk pintu.

"Iya, siapa?" Tanya Oma dari dalam kamarnya.

"Zeya." Kata Zeya singkat.

"Zeya boleh masuk nggak oma?" Tanya Zeya, belum berani masuk, walau sudah mengetuk pintu.

"Boleh, nggak oma kunci." Sahut oma dari dalam kamar.

"Oma lagi ngapain?" Ketika Zeya membuka pintu, dia mendapati oma tengah terduduk di tempat tidurnya.

"Oma sakit?" Tanya Zeya khawatir, mungkin saja oma tidak enak badan.

"Nggak, oma cuma lagi nggak bisa tidur." Jawab oma memangkas kekhawatiran Zeya.

Oma berkata sambil memindahkan benda seukuran buku besar dari tempat tidur ke atas Nakas, agar zeya bisa duduk di sana.

"Ini apa oma?" Tanya Zeya lagi.

"Album." Kata oma singkat.

"Boleh zeya buka?" Pinta Zeya
Oma terdiam sesaat, kemudian mengangguk.

Zeya pun mulai membuka album itu.

Pada halaman pertama, tampak bayi, yang fotonya sedikit memudar di makan waktu.

"Ini foto siapa oma?" Tanya Zeya karena bayi perempuan di dalam foto itu tampak asing di mata Zeya.

"Itu Aleya, mama kamu." Kata oma lirih, kemudian bulir-bulir bening itu turun dari mata oma, setelah lama terbendung.

"Aleya, mama kangen." Gumam oma di dalam hati.

"Oma kenapa nangis?" Tanya Zeya lagi-lagi. Dia mendengar isakan sang oma, kemudian menutup album itu, dan memeluk oma.

Oma malah semakin terisak.

Dulu oma yang selalu memeluk tubuh kecil Zeya, sekarang tergantikan, Zeya yang memeluk tubuh oma yang semakin  tua di makan waktu.

ZEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang