Karena kedekatannya dengan anak baru—Naka, Zeya pun di serbu para cewek-cewek di sekolah. Dasar Cegil kelebihan gula, yang ada nyusahin Zeya.
Instagram Zeyas full dm (dirrec message ) dari para cegil ini.
WA Zeya di spam, entah dari mana mereka mendapat nomor whatsapp, yang selama ini begitu privasi bagi Zeya.
Aplikasi X Zeya pun di serbu.
“Zey minta nomor hp Naka dong!!” Begitu tulis mereka.
“Zey ini itu.” Dan chat sejenisnya. Mereka pikir Zeya asisten Naka, yang tahu segala hal tentang Naka.
Karena hal itu, Zeya jadi malas melihat hp.
Ternyata tidak hanya Zeya saja, Amna dan Kiya juga di perlakuan demikian oleh warga sekolah — cewek ya, cowok ngapain.
“Woi Naka lihat nih lo sehari sekolah udah bikin gara-gara aja.”
Kata Kiya di perkiraan sekolah saat hendak pulang, dua melihat Naka yang sedang mengenakan helmnya, Naka tidak jadi memakainya melihat kedatangan tiga cewek itu.
“Apa? Gue nggak ngapa-ngapain kok!!” Kata Naka, dia juga sedang berpikir, apa kesalahannya.
“Iya nih Naka. Kita semua di teror.” Tambah Amna.
Zeya sudah menekuk wajahnya, malas sekali dia kalau harus mengulangi dan menceritakan hal yang mereka alami pada Naka, Zeya pun Yakin Naka bahkan tidak tahu hal itu.
“Jelasin dulu, gue beneran nggak ngerti!” Kata Naka, meminta penjelasan, agar dia tidak kebingungan.
“Liat nih.” Kiya membuka hp dan memperlihatkan apa yang terjadi.
Naka bengong sebentar, kemudian mengangguk, paham dengan apa yang Kiya maksud.
“Oh itu biarin aja nanti juga lelah sendiri.” Kata Naka dengan santainya, tidak lagi kebingungan.
"Tapi ini bikin mental kita down, tahu nggak." Kiya malah membuat keadaan semakin dramatis.
"Liat tuh si Zeya bentar lagi depresi!!" Tunjuk Kiya ke arah Zeya, yang sejak tadi belum mengeluarkan sepatah kata pun.
"Terus gue harus ngapain ?" Tanya Naka, dia membutuhkan solusi.
"Bagikan ig lo ke mereka." Kata Amna, mencoba memberi solusi.
"Tapi gue nggak punya ig." Jujur Naka, yang malah di tertawakan Kiya dan Amna.
Untungnya para siswa sudah banyak yang pulang, jadi mereka bebas jika tertawa sekeras apapun, karena tidak akan jadi pusat perhatian.
"Manusia purba lo." Celetuk Zeya akhirnya, setelah bermenit-menit diam.
"Gue sibuk, harus kerja. Gue duluan ya." Jelas Naka, kemudian mengenakan helmnya kembali , naik ke motor besarnya dan pulang.
"Eh Ki, berarti sekarang idola mereka udah berubah dong bukan Geo lagi." Kata Amna selepas Naka pergi.
"Gue nggak peduli, Yuk zey pulang!!" Ajak Kiya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa di antara mereka bertiga, bahwa Amna itu naksir berat pada Geo
"Tunggu." Kata Amna , kemudian berjalan cepat ke arah dua sohibnya itu, yang sedang menunggu taksi datang.
Hari ini, sepulang sekolah mereka berencana ke toko buku.
Karena buku incaran mereka sudah terbit.
Walau mereka sering kali bersikap tidak pedulian, tetapi mereka tetap punya empati dan peduli pada ilmu pengetahuan kok, misal mereka suka membaca buku—terutama yang berbentuk novel.
Setelah lelah mencari buku
Mereka makan dulu sebelum pulang, atas rekomendasi Amna mereka akhirnya makan donat
“gue nggak suka donatnya kemanisan." Kata Zeya, memberi protes.
"Banyak protes lo mah zey, kemarin makan seblak kepedesan, besok makan eskrim terlalu cair males gue." Kiya mencecar Zeya yang terlalu menurutnya.
"Iya Lo gitu amat Zey!!" Amna menambahi.
"Kita nggak tau mulut lo udah terkontamibasi sama apa Zey." Kata Kiya kemudian.
"Kalo triple date Nanti malah batal gara-gara Lo nggak suka ini itu Zey!!" Jelas Amna.
"Heh kok jadi bahas triple date, emang udah pada punya gebetan?" Tanya Zeya, tidak mau dirinya di jadikan sasaran untuk meroasting kali ini.
"Gue nggak ya!!" Kata Kiya mengangkat tangan seperti buronan yang baru di tangkap.
"Gue juga nggak." Tambah Zeya.
"Ih kok gitu." Amna seolah merasa Zeya dan Kiya telah bekerja sama di belakangnya.
"Emang siapa gebetan Lo?" Tanya Kiya, padahal sudah tahu.
"Geo." Jawab Amna penuh semangat.
"Yakin dia mau sama lo?" Tanya Zeya jenaka, dia setengah tertawa saat menanyakan itu."Lo nggak lupakan kalau Anggun itu sudah jadi model sejak masih bayi, sedang lo jadi apa?" Kata Kiya mengulas fakta, agar Amna sadar diri.
"Aaah. Gue nggak mau." Amna malah frustasi nggak jelas, sungguh dia tidak menerima keadaan yang tak berpihak padanya.
"Terserah." Zeya malah mengambil tas. Dan menyampirkan di bahunya, dia ingin pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYA
Fiksi RemajaApa yang kamu tahu tentang seorang Zeya? Jelas saja tidak tahu apa-apa. Bukan hanya orang asing di luar sana yang tidak mengenal Zeya. Bahkan Zeya sendiri tidak kenal dirinya sendiri. Zeya bahkan tidak tahu orang tuanya siapa. Zeya seperti asing bag...