14. Cewek berantem

4 3 2
                                    

Sementara itu 60 menit kemudian.


"Heh cewek gatel!" Seorang siswa dengan rambut di ikat ekor kuda, menghampiri Kiya dan Amna yang sedang menunggu Zeya dari toilet-dia adalah Anggun


"Lo panggil siapa si?" Tanya Amna tampak risih dan kurang suka mendengar panggilan seperti itu.


"Lo berdua." Kata Anggun menatap nyalang ke arah Kiya dan Amna, seolah dia bisa memakan keduanya hidup-hidup.


"Ya kenapa?" Tanya Amna lagi, sedang Kiya sepertinya tidak peduli sedikit pun pada orang yang perangainya seperti Anggun.


"Lo udah ngerebut Geo!!" Kata Anggun sambil menunjuk ke arah Kiya dan Amna.


"Hahaaa. Geografi maksud Lo?" Kiya malah terbahak.


"Jelasin Amna, mager gue!" Perintah Kiya, malas dia melanjutkan.


"Tapi gue emang suka sama Geo." Kata Amna tidak sesuai perintah Kiya.


Kiua menepuk dahi. Salah orang, sehingga perintah yang di berikan tidak sesuai, seharusnya Zeya sih.


Kiya membekap mulut Amna dengan tangannya agar Amna diam, Amna mencoba memberontak namun tidak bisa karena Kita adalah seorang atlet, dia tentu kuat sekali.


"Asal lo tahu ya Anggun ya!" Kata Kiya kemudian penuh penekanan.


"Dari kita..." Suara Kiya terhenti karena Zeya tiba-tiba keluar dari toilet.


Zeya keluar dari toilet dia melihat anggun ada di sana.


"Oh Lo ya orangnya, sampe mami Nata nyuruh gue bilang ke Lo makasih." Kata Anggun berapi, Zeya yang belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi hanya bisa melongo.


"Hahaa, lo ngelabeak kita salah waktu kayaknya anggun sayang."


Balas Zeya kemudian dengan suara merendah namun menusuk, sambil mendekat ke arah Anggun, Zeya sekarang tahu apa yang Anggun maksudkan.


"Kemarin-kemarin lo kemana, kenapa seminggu kemudian baru nampak batang idung lo." Kata Zeya lagi dengan suara normal sekarang.


Karena termakan omongan Zeya, tangan Anggun melaju ingin menampar Zeya.


Tapi tidak semudah itu ferguso.


Zeya lebih menangkap pergelangan tangan Anggun, dan meremasnya kuat-kuat.


Hingga Anggun meringis, kesakitan.


"Anjing Lo, sakit tahu!!" Teriak Anggun, untung saja sedang jam pelajaran, jadi tidak akan siswa yang berkerumun untuk menonton mereka.


"Makanya bisanya jangan main tangan." Kata Zeya memberi peringatan.


"Gue selama ini nggak ada waktu buat ngelabrak lo, gue luar negeri buat lomba, emang kayak lo pada nggak punya prestasi!!" Kata Anggun jumawa.



"Dan asal lo tahu ya,itu pacar kesayangan Lo kalo nggak kita-kita tolongin udah membusuk di uks." Tambah Zeya matanya melotot ke Anggun.


"Dan satu lagi nggak ada dari kita yang berminat sama cowo Lo." Kiya menambahkan hal yang tidak Zeya Sebutkan.


"Mmm, gue." Amna menjawab di sela-sela mulutnya yang di bekap kuat oleh Kiya, yang hanya menyisakan lubang hidung untuk dia bernafas.

Karena bel pelajaran selanjutnya, Anggun pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah Kata pun lagi, maklum murid teladan mah sibuk.

Sehingga Zeya, dan Kiya bisa bernafas lega sekarang, kalau belum bel, sepertinya mereka akan jambak-jambakan part dua nanti.


Kiya masih membekap mulut Amna.


"Ih najis." Kiya mencuci tangan di wastagel air liur amba menempel di sana.


"Siapa suruh tutup mulut gue!" Protes Amna.


"Mulut lo ember." Kata Kiya sinis.


"Gue mau nyampe in kebenaran." Amna mencoba membela diri.


"Anak kambing ." Kata Kiya sambil berjalan menyusul Zeya yang menuju ruang kelas.


Mereka pun masuk ke kelas.


Pelajaran fisika di mulai beberapa menit kemudian.


"Zeya maju kerja kan soal nomor satu." Kata guru itu dengan santainya.


Beliau menyuruh dengan mudahnya tanpa menjelaskan tentang materi sedikit pun.


Inginnya zeya memaki guru itu.


Tapi karena adap lebih tinggi dari ilmu


Zeya pun mengurungkan niatnya itu.


Dia maju ke depan.


Angun dan Zeya beda kelas, jadi Aman, tidak berlanjut pertengkaran yang membuat kedua wanita itu saling sikut dan mengeluarkan api dalam bentuk emosi, lagi.


ZEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang