°• 14 •° Mengenal

180 21 2
                                    

« 𝑰 𝒌𝒏𝒐𝒘 𝒚𝒐𝒖, 𝒃𝒖𝒕... »

☆゚⁠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

Angin pagi menerpa lembut surai segelap malam. Hangatnya sinar mentari menyentuh kulit dengan nyaman. Hal tersebut pun menambah rasa kagum akan hal sederhana. Membuat hidup memiliki momentum untuk dinikmati setiap waktu dan detiknya.

Senyuman tipis terpatri di wajah tatkala netra kelam memandang buntalan kapas beserta matras biru mudanya. (Y/n), gadis berperawakan kecil itu sedikit menghela setelah keluar dari kedai. Pandangannya pun turun menilik seseorang yang tengah menunggu dirinya.

Mengambil langkah lembut, gadis berambut sebahu itu mendekati Hashira Ular yang tengah bersedekap dada. Obrolan kecil yang terdengar samar berasal dari sang Hashira membuat (Y/n) sedikit penasaran. Sepertinya dia sedang mengobrol kecil bersama ular putih kesayangannya.

Pembicaraan tersebut pun terhenti setelah suara tapak kaki tertebar mendatangi. Secara bersamaan, Iguro dan Kaburamaru menengok ke arah gadis yang sudah ditunggu.

"Akhirnya kau keluar juga." Menurunkan lengannya, Iguro beralih menghadap ke sang gadis.

"Maaf menunggu lama, Iguro-san." Ucap (Y/n), ia pun berhenti beberapa langkah jauh dari si empu punya nama.

Menyadari hal tersebut, helaan tipis meruak. Iguro berjalan mendekati si gadis kecil, mencoba menutup jarak yang sengaja diambil oleh juniornya. Namun, nyatanya sang gadis malah melangkah mundur. Hal itu cukup membuat dirinya frustasi sendiri. Ia segera berhenti di tempat sembari menyilangkan lengan.

"Berhenti di sana! Kau terlalu berlebihan menanggapi ini." Iguro berucap, netra dwi warnanya menatap penuh gadis di seberangnya.

"Aku hanya tidak ingin kau merasa tak nyaman saat berada di dekatku, Iguro-san." Sanggah (Y/n), rautnya menujukan kerutan perhatian.

Kembali menghela, Iguro memijat pelan pangkal hidungnya. (Fullname), gadis merepotkan itu juga bisa keras kepala dan hal tersebut semakin mempersulit dirinya. Terus terang saja ia hanya ingin berpamitan untuk melaksanakan misi selanjutnya, tapi ia justru menemukan konteks melelahkan seperti ini.

Sebenarnya apa yang ada di kepala gadis mungil tersebut?

Padahal, ia sudah mengatakan jika dirinya tidak mempermasalahkan dan bahkan tidak terganggu akan kehadiran si gadis. Akan tetapi, ucapan darinya seakan bukan obat penenang untuk di percayai.

Lalu apa lagi yang harus ia katakan kepada si keras kepala?

Ia tidak ingin memikirkan hal rumit seperti ini. Namun, entah bagaimana dirinya masih di sini, menunggu juniornya hanya untuk pamit berpisah. Iguro tak habis pikir pada dirinya sendiri.

𝑪𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆 𝒊𝒕 - 𝑲𝒊𝒎𝒆𝒕𝒔𝒖 𝒏𝒐 𝒀𝒂𝒊𝒃𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang