Haechan terkekeh pelan, lalu melepas cekikannya, saat merasa nafasku hampir habis
Dia mendekat ke telingaku, lalu membisikkan sesuatu, yang membuat ku menggeleng
"Bagaimana kalau sekarang giliran ibumu?" bisiknya
"Aku tak mau, sungguh. Lebih baik, aku saja yang dicekik lagi dari pada ibuku"
Haechan hanya berdecih, saat mendapatkan jawabanku, lalu menepuk-nepuk kepala bak anak anjing
"Arraseo" ucapnya, lalu berdiri menjulang tegak di hadapan aku dan ibuku
Haechan menatap jam tangannya lalu menggerakkan giginya kesal
"Sudah jam 5, kau ganti bajumu, temani aku latihan memanah. Tak udah cengeng, sebelum ku buat kau menangis darah"
aku hanya mengangguk pelan, lebih baik nurut
"Eomma!!"
Aku terkejut saat ibuku bersimpuh lagi di kaki haechan. Dia mengeluarkan beberapa bahasa isyarat
"Jangan sakiti anaku lagi, tuan"
Air mataku menitik lagi, saat tau ibuku seperti itu, karna ku. Aku berusaha menariknya tetapi dia bersikukuh, untuk tetap memohon.
"Sial!! Apalagi bsi bisu ini?! Awas kau, sialan, aku bisa terlambat" ucap haechan, lalu menarik kakinya kasar dan meninggalkan kami
Aku berusaha memeluk ibuku dan berkata bahwa aku tak apa. Setelah menenangkan ibuku, aku langsung ke kamar berganti baju dan berjalan mengikuti haechan ke mobil
/skip di tempat hc memanah
"Yo, haechan, tumben kau telat" ucap mark, teman akrabnya
"Ya, aku harus mengurus sesuatu yang sedikit menyebalkan tadi. Bisa bisa mulai sekarang ?"
"Oh tentu saja"
Haechan adalah salah satu pria yang bisa meraih gelar juara saat lomba memanah di Seoul. Dia bahkan dapat membidik dengan cepat dan akurat tanpa melihat benda tersebut dan hanya merasakannya
"Kau ada apel?" tanya haechan kepada pelatihnya, kai
"Tentu, tapi buat apa? Hari ini kita tidak membidik apel"
"Tidak apa apa, berikan aku satu" ucap haechan dan langsung diberi oleh kai
"Kau berdiri disana dan taruh apel ini diatas kepalamu" ucap haechan kepadaku, objek bidikannya
Wahhh y/n dijadiin percobaan nihh sama haechan mau kelanjutannya?? jangan lupa vote 🌟 + komen supaya author makin semangat buat up 🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
slave [S1]
Roman pour Adolescents"Aku miliknya. Bukan karena cinta-tapi karena takdir memperbudakku kepadanya. Tapi di balik dinginnya tatapan, ada luka yang membuatku ingin tinggal... meski dalam rantai." -yn