BAB 6√

1.8K 102 13
                                    

Vote dan Komen dong 🥲

Are you ready for watching Century of love episode 9-10?
Guee takut weehh 😭
.
.
.

Mario mengerjapkan mata, menyesuaikan retina dengan cahaya sekitar yang mulai diterangi sinar mentari. Tadi malam adalah tidur ternyenyak sepanjang hidupnya.

Sekretaris perfeksionis itu mengecek ponsel, apakah ada notif panggilan
dan pesan dari Tuannya atau tidak. Ternyata nihil.

"Nikmati waktu berharga anda, Tuan. Ambil sebanyak yang anda mampu,"
ucapnya tersenyum, seolah sedang berbicara dengan sang Tuan. Ia kembali merebahkan diri bertumpu pada kedua lengan di belakang kepala.

"Ah, ternyata sebahagia ini rasanya melihat anda bahagia," gumamnya. Kembali memejamkan mata, dia akan tidur sepanjang hari karena ini.

***

"Nghh..."

Hara menggila, Elang sangat pintar memainkan juniornya, hingga tubuh Hara bergetar.

"Iniihh luar biasahh, Eellhhh ..."

Tubuh mungil itu semakin bergetar, sesuatu dalam dirinya serasa akan meledak.

Menyadari si bocah nakal akan mencapai puncak, Elang makin bersemangat mengulum juniornya. Hingga empunya mengerang, menikmati ledakan hebat yang mengalir dari pusat tubuhnya.

Hhh ... Hhh ... Hhhh...

Elang tersenyum melihat Hara kepayahan bernafas.

"Apa senikmat itu, Baby?"

"Sangathh, mnhh..."

Sedetik kemudian, Hara mendorong tubuh tegap itu hingga terduduk di kursi. Ia berlutut di hadapan junior Elang yang masih terbungkus celana pendek.

"Biarkan aku memanjakan milikmu juga, Paman." Hara mengatur suaranya agar terdengar seksi, sedang jemarinya mengelus bagian selatan Elang yang sudah menegang sempurna.

Bisa Hara bayangkan seberapa besar bagian itu, ia sedikit takut. 'Sebesar ini, apakah lubangku akan selamat?' meringis dalam hati.

Tapi Elang yang sudah tidak sabaran, langsung membuka celananya
hingga rudal raksasa itu menampar wajah Hara.

Hara mengulum, memanjakan seperti apa yang dilakukan Elang padanya tadi.

Sedikit heran, tapi Elang sudah kepalang berhasrat. Tak dapat berpikir jernih lagi karena Hara sangat lihai seolah sudah berpengalaman.

"Ouhh, fuck ...!" Elang berteriak, menjambak rambut Hara untuk membantu menggerakkan kepalanya.

Sesekali, Hara melihat pada raut wajah Elang. 'Sepertinya dia sangat
menikmati service-ku. Oh, Paman Mario. Aku sangat berterima kasih padamu,' batinnya.

Hara menjulurkan lidah, menjilat dari bola kembar menuju puncak merah
muda, menikmati seolah itu adalah es krim.

Gerakan Hara sangat erotis. Elang makin frustasi melihat betapa seksi wajah dengan mulut penuh tersumpal kejantanannya.

"Owh, shit ...! Kau sangat seksi, nhhh ..."

Elang terpesona karena belum pernah menerima rangsangan senikmat ini
dari partner seks sebelumnya, sensasi ini membuatnya nyaris gila. Susah payah menahan agar tidak muncrat lebih awal tapi...

Terlambat.

Wajah Hara sudah penuh dengan sperma yang tercecer karena Elang mencabut paksa penisnya.

Dengan gerakan erotis, Hara menjilat lelehan sperma di sekitar bibirnya. Melihat itu hanya membuat Elang ingin menelannya hidup-hidup.

Sugar Uncle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang