Sugar Uncle [END]

BAB 16√

Minimal kasih like dong 🤧
.
.

◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
.
.

Dua insan yang baru saja menyatakan cinta, masih terbaring di atas ranjang.

Elang memeluk Hara dari belakang.
Mereka tidak memejamkan mata, hanya menikmati kehangatan tubuh masing-masing.

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini? Rasanya aku tak rela membiarkan kamu pulang ke istrimu." Hara gundah.

Elang membuat Hara menatapnya, "aku akan menyelesaikan segalanya dan kita akan bersama."

"Aku tak pernah bertanya siapa istrimu? Di mana rumahmu? Di mana kantormu? Apa pekerjaanmu? Dan mengapa kamu mengkhianati istrimu? Kalau dipikir- pikir, aku tidak tahu apa pun tentangmu."

"Aku tidak pernah memberitahukannya karena kurasa itu tidak penting, sayang. Kebetulan kamu juga tidak pernah bertanya."

"Sekarang ceritakan padaku tentang dirimu," pinta Hara, membenarkan posisinya di pelukan Elang.

Cerita itu dimulai dari orientasi seksual Elang yang dia sadari berbeda sejak masa pubertas, lalu hubungan persahabatan antara dirinya, Heru dan Irene. Prrjodohan, pernikahan, hingga ke bagian Elang yang selalu memuaskan Irene dengan mulut dan tangannya.

Mood Hara memburuk. Rasanya kesal sekali membayangkan mulut dan tangan Elang menggerayangi tubuh istrinya.

"Istriku bernama-"

Bugh!

Belum sempat ucapan itu selesai, Hara menendang selangkangan Elang dengan lututnya, lalu turun meninggalkan pria yang tengah meringis kesakitan.

"Ssshh... Sakit, baby. Mengapa kamu menendang asetku."

Tak menjawab, Hara melangkah ke luar.

"Sayang, mau ke mana?"

"KE MANA SAJA ASAL TIDAK ADA KAMU DI DALAMNYA!!!"

Teriakan Hara membuat Elang tercengang. Ia bingung, kenapa kekasihnya tiba-tiba merajuk? Apa dia berbuat salah?

Pria itu berlari menyusul tapi ternyata Hara kembali membawa handuk yang ia lemparkan ke wajah Elang.

"Pria brengsek! Mesum! Bajingan! Jangan sentuh aku sebelum kamu membersihkan diri sebersih-bersihnya! Bersihkan tangan dan mulutmu! Bersihkan juga lidahmu! Betapa mengerikan membayangkan kamu menyentuhku setelah menggerayangi istrimu."

Elang terbahak. Meski Hera sedang memakinya, tapi bocah itu terlihat semakin menggemaskan. Elang jadi ingin melahapnya.

"Baby ..., sudah lama aku tidak menyentuhnya, terakhir kali mungkin sebulan yang lalu," kata Elang tak yakin.

Hara justru semakin kesal. "Iya! Malam itu kau menggerayanginya, lalu pagi hari kau berlari kepadaku untuk mendapat kepuasan. Dasar bajingan!!!" Hara bersiap memukuli tubuh Elang.

"Baby ..." Pria itu segera memeluk kekasihnya.

"Lepas! Aku akan menghajarmu."

Elang tak kalah kuat meski Hara meronta.

"Jangan meronta terus, nanti kamu lelah, baby."

Hara tetap meronta.

"Sayang uangku masih banyak, bagaimana kalau kita menghamburkannya lagi hari ini? Beli apapun yang kamu mau."

Oh, Hara tak bisa ditawari seperti ini. Ia harus meminta yang mahal untuk menebus kekesalannya pada sang dominan.

"Apapun?" Tanyanya meyakinkan.