BAB 18√

1.1K 101 30
                                    

TOLONG SPAM KOMEEEENNN BIAR AKU SEMANGAT 😭

◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
.
.
.

FLASHBACK

Elang memasuki gedung menjulang bak istana, langkahnya disambut para maid yang berjejer menundukkan kepala.

"Di mana orangtuaku?"

"Tuan dan Nyonya sedang bersantai di halaman belakang, Tuan." Jawab kepala pelayan.

Pantofel hitam membawa langkah Elang ke tempat di mana orang tuanya bersantai. Disambut pelukan hangat oleh sang ibu, tapi tidak dengan sang ayah.

"Kali ini apalagi masalah yang kau buat?" Kalimat pembuka yang sarkastik alih-alih ungkapan rindu.

"Kau pulang untuk memohon ampun, kan?" Tn. Dameer terus mencerca.

Elang sudah memprediksi ini, sang ayah pasti sudah mengetahui segalanya.

Tn. Dameer memang tidak membuat peraturan khusus yang dapat mengekang anaknya, tapi jangan harap bisa menyembunyikan sesuatu. Karena akan selalu ada mata-mata yang bekerja.

Tatapan Ny. Agni sangat sulit diartikan. Bagaimanapun juga, beliau hanyalah seorang Ibu yang ingin anaknya bahagia.

Elang berlutut di hadapan kedua orang tuanya.

"Daddy pasti sudah mengetahui segalanya, kan? Maaf karena Elang mecintai pria lain, perasaan ini tak bisa di cegah, Dad. Elang mencintainya dan tak bisa lagi jauh darinya. Maaf," lirih Elang tertunduk.

Tn. Dameer mengepalkan tangan. Meski jauh sebelum Elang mengaku, beliau sudah mengetahui segalanya. Tapi Mendengar secara langsung ternyata membuat amarahnya membuncah.

Sang istri mengusap lengan suaminya, mereka sudah membicarakan ini semalam, tapi tak menyangka Elang akan memohon seperti ini.

"Tolong restui hubungan kami, Dad.  Elang tak bisa lagi hidup tanpa dia."

"Apa kau siap melepas semua kekuasaan-mu sebagai gantinya?"

"Dad-Daddy tidak serius kan?"

"Cih!"

"Dad... " Elang memohon.

"Hidup tanpa uang lebih menderita dari pada hidup tanpa cinta."

Melihat Tn. Dameer berbalik, Elang semakin khawatir.

"Dad-"

"Selesaikan hubunganmu dengan Irene tanpa keributan, lalu bawa pria itu ke hadapanku. Akan kupertimbangkan apakah dia pantas untukmu atau tidak setelah kami bertemu." Tn. Dameer meninggalkan Elang begitu saja.

Rasa haru membuat Elang meneteskan air mata, ingin berlari memeluk sang ayah. Tapi pria paruh baya itu menolak.

"Jangan memelukku sebelum kau menyelesaikan segalanya."

Bagi Elang, seperti ini saja sudah cukup. Ia tak akan memaksa.

Di ambang pintu, Ny. Agni menahan lengan suaminya. "Kau yakin akan melakukan ini?"

"Apa kau akan terus membiarkan anak kita menyakiti istrinya lebih lama lagi? Tak ada pilihan lain karena kita sudah sangat egois sejauh ini."

Dengan langkah yakin, Elang meninggalkan kediaman Paramayoga untuk segera menemui sang kekasih. Menyampaikan kabar paling membahagiakan dalam hidupnya.

Sayangnya kekosongan yang menyambut kehadiran Elang di panthouse. Hara telah meninggalkannya.

FLASHBACK OFF

Sugar Uncle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang