BAB 21√

885 101 12
                                    

Do'akan anak gadis ini selalu sehat yah ☺
.
◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
.
.
.

Malam meninggalkan peraduan, sinar mentari menghangatkan bumi yang dingin.

Hari ini adalah hari bersejarah bagi Heru dan Nick, akhirnya mereka berhasil menyatukan cinda dalam mahligai pernikahan.

Acara berlangsung khidmat.

Elang sungguh menghindari Hara di sana, ia merasa harga dirinya terinjak atas perlakuan Hara tadi malam.

Hara sudah bertekad, ia harus mendapatkan Elang bagaimanapun caranya. Masih ada kesempatan bertemu di ceremony nanti malam.

***

Resepsi digelar di sebuah gedung dengan dekorasi bernuansa romantis.

Nona Yuri menggandeng lengan Hara, berjalan diiringi tatap kagum semua orang.

Di sini, Elang tak bisa menghindar. Mau tak mau ia harus melihat wajah Hara lagi.

Pria dengan setelan glamour dan segelas wine di tangannya itu menatap muak, isi kepalanya juga dipenuhi oleh pertanyaan —siapa wanita cantik yang menggandeng Hara?'

Penampilan Hara juga tak semenggemaskan dulu. Usia yang meranjak matang membuat Hara terlihat lebih dominan dan maskulin.

Nona Yuri berperan sangat baik. Ia bersikap bak permaisuri yang hanya berbicara seperlunya, menunduk dan tersenyum anggun.

Ditambah lagi, Hara memperkenalkan Nona Yuri sebagai kekasihnya. Tak dapat dipungkiri, ada gelayar nyeri dalam relung sang mantan kekasih.

"Cih! Yakin bisa memuaskan seorang wanita?" Racaunya dalam hati, seraya menenggak alkohol dalam satu tegukan.

"Wanita itu hanya seorang sekretaris." Mario berbisik.

"Aku tiak peduli!" Jawab Elang.

"Tapi tak menutup kemungkinan jika mereka memutuskan bersama, toh wanita itu sangat cantik."

Tatap mematikan dari mata Elang membuat Mario meninggalkannya.

Melihat Elang yang terus menenggak alkohol, Hara mendekat bersama Nona Yuri di sampingnya.

"Apa kau akan menghabiskan semua minuman ini, Tuan?" Hara menyapa lebih dulu.

"Bukan urusanmu!"

"Aowh, sombong sekali. Perkenalkan ini kekasihku." Hara membelai pipi Nona Yuri.

Elang berdecih meremehkan, menaruh kasar gelasnya lalu menatap wanita di sebelah Hara.

"Kekasihmu ini masih menggodaku kemarin, aku ragu apa dia benar-benar tulus padamu atau hanya menginginkan tubuhmu saja."

Setelahnya Elang pergi, meninggalkan Hara yang ternganga, sedang Nona Yuri berusaha keras menahan tawa.

Mendapat tatapan tajam dari sang atasan, Nona Yuri membuat gerakan mengunci bibir.

"Pergilah! Kau tidak berguna."

"Oh dengan senang hati, Tuan. Saya lelah bersikap anggun."

Disaat yang bersamaan, Mario datang dengan deheman.

Seketika, dunia Nona Yuri seolah berhenti berputar. Dalam pandangannya hanya ada Mario seorang.

Hara merotasikan mata saat menyadari sekretarisnya terpesona oleh sekretaris mantan kekasihnya ini.

"Wanita tidak akan mempengaruhi Tuan Elang. Jika ingin membuatnya menggila, gandenglah seorang pria." Kata Mario provokatif.

Senyum devil terikir di wajah hara, otakknya sudah memikirkan ide briliant.

Sugar Uncle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang