BAB 22√

906 101 16
                                    


◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
.
.
.

Makan siang berlanjut menemani Alio dan Eve bermain. Irene dan Hara duduk di bangku taman, mengawasi kedua bocah itu.

"Alio bukan anakku dan Elang." Kalimat pertama yang di ucapkan wanita itu, sukses membuat Hara tercengang.

"Kami resmi bercerai setelah tiga bulan kepergianmu, satu tahun setelahnya, aku menikah lagi."

Hara masih diam mencerna.

"Great menyukaiku sejak kami di universitas, tapi tak berani mendekati karena aku dijaga ketat oleh Elang dan Heru, hingga kemudian mendekati lagi setelah aku bercerai." Irene terkekeh mengingat kenangan masa lalu.

"Dua tahun setelah pernikahan, Eveline hadir di antara kami," lanjutnya.

"Ii-itu berati Elang lebih dulu menikah lagi karena Alio satu tahun lebih tua dari Eve?" tanya Hara tak yakin.

"Ya, Elang mendapatkan Alio dua tahun setelah kami berpisah."

"Si-siapa wanita itu, kak? Mmm, maksudku, siapa Ibu-nya Alio?"

"Untuk hal itu, aku tak berhak mengatakannya. Biarkan Elang sendiri yang menjelaskannya padamu."

"Aku sudah menyerah terhadapnya," Hara menunduk penuh sesal.

"Maaf, Aku sempat berniat ingin merebutnya kembali, karena kupikir dia tak mungkin memiliki anak. Tapi, Aku sudah menyerah, kak. Aku tidak akan mengulang masa lalu. Maafkan niat jahatku."

"Kejar dia jika kau masih menginginkannya."

Sontak Hara menatap penuh Tanya. "Tidak, kak. Aku tidak akan memisahkan anak dari orangtuanya."

"Hei, jika kau menginginkan ayahnya, kau juga harus menerima anaknya."

"Lalu harus membuang ibunya?" Nada kesal Hara membuat Irene gemas.

"Tidak ada —ibu dalam hidup Alio, hanya ada aku, —Maminya."

"Kaaak... Jangan berbelit-belit. Tadi kau bilang Alio bukan anakmu dan Elang, sekarang kau bilang —maminya"

"Hei, memang Aku yang mengurusnya sejak bayi."

"Lalu di mana ibunya? Oh God, apakah Alio anak adopsi?"

"Ssttt! Kecilkan suaramu atau Alio akan mendengar."

Hara membulatkan mata seraya menutup mulut yang menganga, "benarkah? Alio anak angkat?"

"Sayangnya, tidak. Alio darah daging Elang."

"Oiihh, kak! Jelaskan yang sebenarnya padaku." Hara terlihat frustasi.

"Yang pasti, Elang single. Tidak ada seseorang bergelar 'istri' dalam hidupnya, bahkan Alio sibuk menyuruh Elang mencari pasangan."

Jawaban Irene seolah oase di tengah gurun, sangat menyejukkan karena memberi harapan hidup bagi siapa pun yang berada di dalamnya.

"Benarkah? Bagaimana bisa?" Hara bertanya antusias.

"Dapatkan Elang kembali, maka semua pertanyaanmu akan terjawab."

"Kaaaak ..." Hara merengek lagi.

"Berjuanglah, kali ini kau tidak akan menyakiti siapa pun."

"Tapi dia sangat membenciku."

"Hara yang kukenal tidak akan menyerah sebelum berperang."

"Ka-"

"Hara, ayo bermain bersama Kak Lio." Bocah itu datang mendistrak percakapan Irene dan Hara.

Sugar Uncle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang