BAB 20√

947 108 17
                                    

Seng, coba ini yang bab sebelumnya belum di vote,
BALIK DULU SANA, VOTE CEPAT!!!
Jahat banget iih ngevote nya loncat-loncat 😾

Mana jumlah matanya ratusan, tapi yang ngevote segitu doang 😭

KEJAAAAAAAMMMM!!!

◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
.
.
.

Hara menuruni mobil mewah, memakai stelan casual dan kacamata hitam, menggandeng wanita cantik, melangkah bersama memasuki gedung apartement, diiringi tatap kagum semua orang.

"Mengapa orang-orang terus menatap kita?" bisik Nona Yuri.

"Tegakkan kepalamu, kita harus terlihat sempurna. Mereka sedang mengagumi kita," jawab Hara ikut berbisik.

"Tapi saya kalah cantik dari anda, Tuan."

Tatap mematikan membuat Nona Yuri bungkam.

***

Lift membawa mereka ke lantai paling atas. Di depan sebuah pintu yang masih sama seperti tujuh tahun lalu, Hara mencoba peruntungannya.

"Ini milik siapa, Tuan?"

"Diam!"

Lagi-lagi Nona Yuri harus mengunci rapat mulutnya.

"Dia tak mungkin menjualnya. Mari kita lihat, apa tanggal lahirku masih bertahta di sini?"

Jari lentik Hara menari beberapa saat, hingga pintu itu terbuka.

"Woaaahh, ini sangat mewah." Nona Yuri tak henti kagum memasuki ruangan itu.

Saat langkahnya semakin jauh ke dalam, Nona Yuri seolah akan mengeluarkan bola mata melihat foto-foto erotis di dinding.

"Tu-Tuan, apa ini???"

"Ck! Kau selalu mempertanyakan hal yang sudah jelas terlihat di depan mata."

"AAAAAA ..." Wanita itu malah berteriak.

Hara sampai harus menutup telinga dan memegangi jantung yang berdegup kencang karena terkejut mendengar jeritan sekretarisnya.

"APA KAU GILA?" Hara tak kalah berteriak.

Terlalu senang membuat Nona Yuri berhambur memeluk tubuh Hara, mengajaknya berputar hingga pria itu berkunang.

"Anda memiliki kekasih segagah ini, tapi lebih suka bermain solo. AAAAAA... Saya ingin bertemu dengannya, Tuan. Pleaseee ..."

Hara mendorong tubuh sekretarisnya.

"Bodoh! Kau sudah bertemu dengannya."

"Huh? Kapan?"

Sugar Uncle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang