Saat ini Fiony sedang berdiri di lobi gedung teknik untuk menunggu taksi online yang beberapa menit lalu ia pesan.
Ia melirik kearah halaman gedung dan melihat mobil civic putih berhenti. Ia menatap kearah layar ponsel untuk mengecek jenis mobil driver.
"Ah masa iya itu sih yang jemput gue? Di sini mobil avanza kok."monolog Fiony seraya bergantian melirik kearah layar ponsel serta mobil putih itu.
Hingga satu pesan masuk ke aplikasi taksi online yang mengatakan jika sang supir menggunakan mobil civic putih sesuai dengan apa yang Fiony lihat.
"Gilaa! Yang bener ajaa?"gumamnya dengan sedikit terkejut seraya berjalan menghampiri mobil tersebut.
Fiony membuka pintu mobil penumpang seraya melihat kearah supir yang ternyata seorang perempuan. Dan seketika matanya melotot tatkala sang supir juga menatap kearahnya dan juga sama terkejutnya.
"Lah Fiony!!?"
"Lahh ci Shanee!!????"
Fiony yang terkejut pun segera duduk dan menutup pintu mobil kemudian mencondongkan tubuhnya kearah Shani yang masih terdiam.
"Cici ngapain naksi?"tanya Fiony dengan raut wajah bingungnya.
Shani menggaruk dagunya seraya menjalankan mobilnya, "Iseng doang sih, aku pusing ngerjain skripsi jadinya cari hiburan deh."jawab Shani dengan tawa diujung kalimatnya.
"Aneh. Sumpah aneh. Orang mah kalo gabut kemana gitu cii, bukan daftar taksi online."sahut Fiony seraya menggelengkan kepalanya akibat tidak bisa menerima jawaban Shani yang menurutnya sangat aneh.
Lagian, menurut amatan Fiony, Shani adalah mahasiswa berduit. Bisa dilihat dari penampilan Shani yang selalu keren, punya mobil dua, sering mentraktir temen kost, kalau nongkrong di kafe selalu di kafe yang mewah. Kesimpulan dari pengamatan Fiony tentu saja jika Shani adalah anak dari orang kaya.
"Justru itu Fi. Karena pengen kemana-mana ya akhirnya daftar taksi online biar kemana-mananya punya tujuan."balas Shani melirik sekilas kearah Fiony dari kaca tengah mobil.
"Dari kapan emangnya ci?"
"Baru tiga hari sih."
"Paling jauh dapet orderan sampe mana cii?"
"Ke bandara."
Fiony menggelengkan kepalanya tak percaya, meski kadang dirinya juga pusing dan hampir pingsan menghadapi tugas akhirnya. Tetapi Fiony tidak ada pikiran untuk mendaftar taksi online ataupun ojek online. Bukan karena malu tetapi dirinya tidak bisa naik motor ataupun naik mobil.
Iya, selama ini Fiony kemana-mana selalu pesan kendaraan online atau nebeng temen yang mau menerimanya.
"Ini kamu mau ke toko alat lukis buat apa Fi?"tanya Shani.
"Beli peralatan melukis cii, kebetulan lagi pengen ngelukis. Aku bener-bener pusing ngedesain hotel, jadi yaudah diselingin ngelukis aja ci daripada diselingin jadi supir."jawab Fiony seraya tertawa kecil.
"Hahaha iya yaa? Yaudah nanti aku temenin belinya deh."
Sesampainya di toko lukisan yang berada di sekitaran Malioboro, Shani dan Fiony berjalan beriringan memasuki toko seni tersebut. Shani hanya mengikuti langkah Fiony karena dirinya sama sekali tidak tertarik pada seni.
"Mahal-mahal banget yaa harganya."ucap Shani yang diangguki oleh Fiony, "Iya cii, makanya kemarin aku mau ambil jurusan Desain Komunikasi Visual mikir-mikir lagi."
"Tapi ternyata gak beda jauh sama teksip, sama-sama bikin mikir."lanjut Fiony dengan wajah murungnya.
Fiony pikir masuk Teknik Sipil tidak membuatnya terlalu stress seperti review mahasiswa DKV. Ternyata sama saja, sama-sama bikin stress! Dan sama-sama memiliki do'a andalan yaitu, 'semoga bisa bertahan sampai akhir.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Anggori
FanfictionBerawal dari saling senyum kini saling bertukar cerita. Semula hanya sebatas teman kost kini telah bermetamorfosis menjadi teman dekat. Yang kesepian kini mulai memiliki rasa nyaman, yang setiap hari nangis perlahan mulai tertawa, yang semula selalu...