Jam 12 malam Eli baru saja pulang setelah pergi main bersama teman-teman satu kelasnya. Malam ini terasa aneh karena biasanya di ruang makan masih ada orang yang duduk di sana. Eli tak ambil pusing dan memilih untuk ke kulkas mengambil minuman dingin.
Ketika Eli sedang sibuk mencari minuman dengan pintu kulkas yang masih terbuka, Eli mendengar suara langkah kaki yang terasa berat. Seketika Eli merasa merinding hingga Eli menutup pintu kulkas dan bernapas lega ketika melihat Azizi yang muncul.
"Aisia kirain siapa!"gerutu Eli dengan tangan yang mengusap dadanya yang berdetak cepat.
"Mau kemana ege udah malam?"tanya Eli karena Azizi sama sekali tidak menengok ke arahnya.
Eli menatap ke arah punggung Azizi yang menuju halaman belakang, Eli mengabaikan Azizi yang memang sering aneh-aneh saja. Hingga Eli memilih untuk main ke kamar Muthe.
Kamar Muthe ada di atas tak jauh dari area tangga, Eli bersenandung kecil menuju kamar Muthe dan membuka pintu kamar yang tertutup. Seketika napas Eli tercekat melihat Muthe sedang bersama Azizi.
Eli memperhatikan lekat-lekat wajah Azizi yang terlihat segar, ceria dan sedang tertawa bersama Muthe. Lalu yang tadi jalan ke arah halaman belakang siapa?
"Eli!! Kenapa lu?"tanya Muthe yang ternyata sudah di hadapan Eli seraya menggoyang lengan Eli.
Eli tersadar dan menggeser tubuh Muthe untuk melihat ke arah kasur yang tadi ada Azizi di sana. Tapi, sekarang sosok Azizi tidak ada. Tidak ada, TIDAK ADA!
Eli terduduk lemas dan memukul pelan kepalanya, ada yang aneh. Tapi mengapa harus terjadi dengan Eli? Siapa sosok itu? Muthe yang melihat keanehan Eli pun berjongkok dan menepuk pelan pipi Eli.
"Kenapa sih? Kamu liat apaan?"tanya Muthe dengan wajah paniknya.
Eli menatap lemah ke arah Muthe, berusaha berdiri kemudian menutup pintu dan menguncinya.
"Tadi aku baru pulang, trus ke dapur. Pas lagi buka kulkas, aku denger suara langkah kaki pas aku liat ternyata Azizi lewat dapur mau ke halaman belakang. Aku panggilin engga nengok, biasanya dia cerewet banget. Trus aku biarin, nah aku ke sini pas buka kamar aku tuh liat Azizi lagi ketawa sama kamu di kasur, di sini!"cerita Eli seraya menunjuk ke arah kasur yang mereka duduki.
"Aneh lu, halu lu itu. Gue di kasur emang ketawa tapi sendirian ketawain orang jatoh ke paret. Engga ada Azizi sumpah."
"Tapi aku beneran liat Azizi, mukanya sama persis."
Muthe terdiam dan menyusuri seisi kamarnya, apa benar ada setan di kostnya?
Tangan Eli dengan cepat menelpon Azizi untuk mempertanyakan keberadaan perempuan penyuka hewan. Panggilan kedua baru diangkat oleh Azizi.
"Lu dimana Zee?"tanya Eli dengan jantung yang masih berdetak cepat.
"Lagi di luar, kenapa cuk? Kucing saya gak kabur'kan?"
"Lu beneran di luar? Engga di kost?"
"Benerlahh ini sama Callie tadi dia minta temenin ke malioboro."
"Yaudah deh kalo gitu, hati-hati pulangnya."
"Kenapa sih?"
"Gapapa, udah bye."
Eli menatap lekat ke arah Muthe dan menyentuh Muthe untuk memastikan apakah Muthe adalah manusia atau dedemit. Eli bernapas lega dengan menjatuhkan tubuhnya di kasur.
Eli menutup matanya rapat-rapat dan mengatur napasnya, mungkin karena Eli lelah sehingga ada saja kejadian yang tak masuk ke akal sehatnya.
Satu menit
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Anggori
FanfictionBerawal dari saling senyum kini saling bertukar cerita. Semula hanya sebatas teman kost kini telah bermetamorfosis menjadi teman dekat. Yang kesepian kini mulai memiliki rasa nyaman, yang setiap hari nangis perlahan mulai tertawa, yang semula selalu...