No Face No Case

429 55 4
                                    


Malam minggu ini Azizi dan Christy mengunjungi Bukit Bintang, mereka ingin bersantai dan juga menikmati malam dengan hamparan lampu-lampu kota di bukit ini. Sudah satu jam mereka menikmati malam yang sejuk ini.

Udara malam yang terasa dingin membuat minuman coklat panas di gelas berubah dengan cepat. Bahkan Azizi membenarkan jaketnya saking dinginnya udara malam ini.

Ngomong-ngomong, mereka ada di salah satu kafe tersebar di sepanjang bukit ini. Udara yang dingin membuat Azizi kembali memesan mie rebus, begitu juga dengan Christy yang memesan mie goreng.

"Kenapa deh kamu suka banget pelihara hewan di kost?"tanya Christy seraya mengaduk susu coklat yang ada di gelasnya.

Azizi termenung sesaat dengan pandangan tertuju pada hamparan lampu di depannya, "Kesepian mungkin?"gumam Azizi yang membuat Christy mengangguk.

"Sekesepian apa? Perasaan, kamu banyak aja temennya."

"Nah itu, aku banyak temen supaya engga kesepian. Kalo udah di kost, rasanya kayak hampa gitu."jawab Azizi tanpa ekspresi apapun.

Azizi menolehkan wajahnya ke arah Christy, "Pernah gak sih kamu ngerasa kesepian padahal banyak temen? Pernah gak sih ngerasa sunyi padahal di kamar kost kamu itu banyak suara, entah dari laptop, ponsel, atau apapun."tanya Azizi dengan wajah seriusnya.

"Sering sih, tapi aku udah biasa kayak gitu. Jadi, yaudah aja."

"Aku sebenernya home sick makanya dari awal semester selalu ikut organisasi kampus, ikut BEM, ikut ini itu supaya engga kesepian. Eh semester 7 ini kayak anjing! Udah gak ada kegiatan apapun selain skripshit!"

Christy tertawa mendengar keluhan Azizi, "Aku juga iya, semester 5 ini bener-bener kayak kora-kora. Pusing banget, tiap minggu ada ujian, belum lagi ada blok ini-itu."

"Belum lagi nanti KKN diakhir semester, trus lanjut lagi skripsi sama matkul dan blok lagi."

"Semester 7 ada matkul? Seriusan?"tanya Azizi dengan kaget.

Christy mengangguk, "Iya bukan karna ngulang tapi emang wajib ada. Kayak pelajaran untuk pertolongan pertama, praktek-praktek gitu ah rumit."

Azizi menatap iba ke arah Christy, ternyata mahasiswa kesehatan benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Untung saja Azizi tidak ambil kesehatan, bukannya menolong pasien yang ada dianya yang harus ditolong.

Tak berlangsung lama, pesanan mereka telah datang. Azizi dan Christy juga memesan teh hangat untuk menghangatkan diri mereka.

"Spill dong rasanya KKN. Seru apa enggak?"tanya Christy karena memang dirinya adek tingkat Azizi yang belum merasakan KKN.

Azizi menelan kunyahan mie rebusnya, "Seru banget sih kalo aku karna aku itu KKN Mandiri luar pulau Jawa. Dan aku pilih di NTT. Seru tapi juga kasihan liat warga di sana minim listrik, air, makanan, ekonomi sulit. Sedih banget pokoknya."

"Trus ya Toy, sekolah di sana itu gak layak banget. Masa area sekolahnya itu sering didatangin sama kambing peliharaan gitu. Toilet yang gak ada air, mereka ke sekolah engga pake sepatu. Pokoknya kasian deh liatnya."tutur Azizi dengan mata berkaca-kacanya.

Azizi meneguk coklatnya kemudian melanjutkan ceritanya, "Mereka seneng liat kami, antuasias banget kalo ketemu kita gitu. Aku sedih karna mereka engga bisa rasain sushi."

Azizi mengusap pelupuk matanya yang sudah terdapat genangan air mata. Iya, Azizi gampang sekali untuk bersedih.

"Apalagi orang tua di sana, baik bangett. Aku ngerasa dihargai banget tinggal di sana. Setiap pagi dimasakin makanan, dibikinin kopi, disayang bangetlah pokoknya."

Kost AnggoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang