Manusia Cepu

440 62 14
                                    


Kost Anggori Realcuy

Jessi 20
Sudah adakah yang bangun??

Jessi 20
Di balkon kamar gue ada matoa, mari kita colong

Adel 24
Itu udah gue tungguin dari seminggu yang lalu, ayo kita colong

Ashel 17
Manis banget itu, ayolah ambil

Chika 13
Berisik banget!

Jessi 20
Lu mau gak?

Chika 13
Maulah

Jessi 20
Yeww dasar jamet, sini ke balkon gue

Freya 23
Gue datang kalo udah dipetik

Azizi 15
OTW

Kini mereka telah berkumpul di kamar Jessi yang di sebrang sana terdapat pohon matoa milik tetangga mereka. Pohon matoa yang rindang tersebut sebagian tumbuh menjuntai ke balkon Jessi dan sebagian ke balkon Christy.

"Bilang dulu gak sih ke Mas-nya?"ucap Ashel meski dirinya sudah memetik satu buah matoa. Matanya seketika berbinar merasakan manisnya buah tersebut.

Azizi memukul pelan lengan Ashel, "Yeww udah dimakan juga!"ucap Azizi ikut memetik buah matoa yang sangat mudah mereka gapai.

Chika mendekat ke pagar pembatas dengan tatapan mata tertuju pada Mas tetangga pemilik pohon matoa. "Massss!"teriak Chika sehingga laki-laki berbaju lengan pendek berwarna putih itu mendongakkan kepalanya.

"Seperti biasa, kita minta matoa ya!"

Laki-laki berusia 27 keatas itu mengangguk dan mengacungkan jempolnya, "Nanti saya petikin lagi, nanti saya antar ya Mba."balas Mas tersebut dan mereka semua pun mengacungkan jari jempol mereka.

"Makasih Mas!"seru mereka yang kini sudah mulai melancarkan aksi pemetikan buah matoa milik tetangga.

"Temen gue ada yang nanya ngekost di sini bayar berapa. Trus nanya ada yang kosong apa engga, gue jawab aja udah pada penuh."celetuk Adel yang membuat mereka menatap ke arahnya. "Kenapa lu bilang penuh? Kan ada kamar kosong satu."tanya Chika.

"Ya males aja kalo sama dia, ribet anaknya. Nanti ngerusuhin gue."

"Ya bener juga sih, temenku juga ada yang nanya kost ini. Tapi aku bilang aja harganya tiga puluh juta."sahut Azizi dengan kekehannya.

"Parah banget, nanti Papa tau malah kau yang diusir."celetuk Ashel.

Ashel pun memetik matoa sebanyak yang dirinya bisa lalu meletakkannya di plastik yang sudah disiapkan oleh Jessi. Ini bukan kali pertama mereka menikmati matoa secara gratis, tiap kali pohon matoa ini berbuah, sudah pasti mereka akan ikut menikmatinya juga.

"Yah daripada kayak Indira dulu, dulu yaa duluuu!"sahut Adel memberikan peringatan dengan nada tingginya.

Jessi mengupas kulit matoa seraya melihat ke arah Adel, "Tapi Indira udah baik loh sekarang, gak sebrutal dulu. Kalo dulu, gue akui kalo dia emang kurang ajar sih."celetuk Jessi yang diangguki oleh Freya.

"Iya lagi, dia sering banget chat gue minjem motorlah, minjem ini itu. Tapi sekarang udah jarang, dan mulai menunjukkan kebaikan sih."timpal Freya dan diangguki yang lainnya.

"Jadi adeknya Gita itu sekarang dia. Lengket banget sama Gita."celetuk Chika dengan wajah betenya. "Aku'kan juga pengen."lanjut Chika yang membuat Ashel melempar biji matoa ke arah Chika.

"Najis, gak cocok lo jadi adek. Adek dajjal!"sahut Ashel yang membuat Jessi mendelik ke arah Ashel, "Bijinya buang yang bener gak!!"seru Jessi dengan tangan yang sudah siap memukul Ashel.

Kost AnggoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang