Pagi ini di kamar 09 tepatnya kamar Gita, mahasiwa kedokteran itu sedang sibuk menyiapkan rutinitas ujian keterampilan medis atau yang biasa disebut dengan OSCE. Pada jadwal ini Gita akan melakukan ujian materi jantung.
Sebelum membuka pintu, Gita menghela napasnya dengan kasar karena ini adalah ujian paling menegangkan. Ada sekitar 8 sesi ujian dengan masing-masing sesi hanya diberi waktu paling sedikit sekitar 5 menit.
Setelah dirasa cukup tenang, Gita pun membuka pintu kamarnya dan berpapasan dengan Sisca yang melewati kamarnya.
"Pagi Gita, semangat ya yang mau OSCE semoga lancar sampai akhir!!"seru Sisca dengan suara menggelegarnya serta senyum manisnya.
Gita mengangguk dan memberikan senyumannya, "Kakak mau kemana?"tanya Gita karena Sisca membawa dua tas berukuran besar di masing-masing bahunya.
"Biasa, mau syuting. Duluan ya Git udah di jemput gue."jawab Sisca sekaligus berpamitan.
Gita hanya mengangguk dan berjalan kearah dapur yang terdapat kulkas. Gita pun mengambil apel, mencuci di wastafel dan segera mengigitnya. Ia pun berjalan kearah meja makan dan duduk di kursi sembari memperhatikan grup yang mulai ramai membicarakan OSCE.
Selagi sedang menggulir layar ponsel dengan tangan kirinya dan tangan kanan memegang apel. Indra pendengarannya menangkap langkah seseorang, langkah itu pelan namun Gita sadari jika seseorang itu menuju kearahnya.
Masih dengan tatapan tertuju pada layar ponselnya, Gita mengabaikan orang itu yang meletakkan bungkusan tepat di hadapannya.
"Emm.. Kak Gita ini aku ada beli nasi uduk buat Kak Gita sarapan. Di makan ya."ucap Indira dengan senyum tipisnya meski Indira tahu jika Gita tidak melihat kearahnya.
"Oh iya aku juga beliin Kak Gita teh anget, aku taro di tumbler ini biar bisa Kakak bawa ke kampus."ucap Indira sembari menyerahkan tumbler anti panas berwarna merah lalu ia letakkan sejajar dengan bungkusan nasi uduk itu.
Gita mematikan layar ponselnya dan menyimpannya di tas selempang berwarna putihnya.
"Makasih, tapi saya engga suka nasi uduk."ujar Gita tanpa melihat kearah Indira yang berdiri di hadapannya.
Indira mengangguk dan tersenyum tipis, "Tehnya mau Kakak bawa?"tanya Indira sembari menyerahkan tumbler itu dengan cepat kearah Gita yang sudah berdiri dan bersiap untuk pergi.
Gita menggeleng, "Gak perlu."
Lagi-lagi Indira mengangguk paham dan bergumam kecil ketika Gita mulai melangkah melewatinya, "Emang ada orang yang gak suka nasi uduk?"
Gita yang mendengar gumaman itu hanya mengabaikannya saja karena Gita malas meladenin orang yang tidak penting seperti Indira.
Indira yang diabaikan oleh Gita pun memilih untuk memaklumi sikap Gita kepadanya. Dan tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka dari kamar 07 yaitu kamar milik Elisya.
"Ya ampun laper banget sih!"gerutu Eli seraya mengacak-acak rambutnya yang berwarna kecoklatan.
Indira tersenyum tipis kearah Eli yang sedang melihat kearahnya, "Ini aku ada nasi uduk Kak, kalo Kakak mau ambil aja. Tadi aku beliin untuk Kak Gita tapi Kak Gita buru-buru ke kampus."tawar Indira seraya menunjuk kearah meja.
Tentu saja mata Eli segera berbinar dengan bibir yang terukir manis. Anak kost mana yang tidak suka jika mendapat makanan gratis?
"Serius gak papa aku makan?"tanya Eli yang sudah duduk di kursi yang sebelumnya Gita duduki.
Indira mengangguk dan meletakkan tumbler ke hadapan Eli, "Ini ada teh anget juga Kak."
Eli mengangguk dengan tangan yang sibuk membuka bungkusan nasi uduk tersebut. "Makasih banyak ya Ra, aku ada susu sama sereal di kulkas, kalo mau ambil ya ambil aja sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Anggori
Hayran KurguBerawal dari saling senyum kini saling bertukar cerita. Semula hanya sebatas teman kost kini telah bermetamorfosis menjadi teman dekat. Yang kesepian kini mulai memiliki rasa nyaman, yang setiap hari nangis perlahan mulai tertawa, yang semula selalu...