Tak sadar waktu sudah menunjukan senja pertanda sebentar lagi langit mulai gelap, Mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing. Sultan seperti merasa ada yang kurang sesuatu namun ia tidak tahu apa itu, Sultan melihat jam saat ini pukul 17.25 namun ia masih tidak bisa mengingat apapun hanya perasaan kurang dan kehilangan sesuatu.
Saat mereka hendak pergi keparkiran terbesit sesuatu dipikiran Nabil. "eh, besok mancing yuk?" Ajaknya dengan exited.
"Dimana?" Tanya Fauji.
Nabil menaruh jari tangannya di dagu dan kembali berfikir. "Di kali depan komplek kita aja?" Nabil menjawab asal.
Farhan menatap sinis kearah Nabil. "Mancing disitu dapet ikan kagak, dapet emas iya" mendengar jawaban Farhan mereka bertiga memasang muka jijik, karena yang dimaksud Farhan bukanlah emas asli.
"Ihh, jorok" ujar Fauji sambil mendorong Farhan.
"Lagian asbun banget anjir ni anak" sahut Farhan.
"Samping SD kitakan ada rumah makan sunda disitu ada kolam ikannya, kita mancing disitu nanti kalo dapet langsung kita masak ditempatnya" mendengar saran dari Fauji mereka semua pun setuju.
"Nice! Cerdas!" Ucap Nabil sambil mengacungkan dua jempol.
Mendengar kata "SD" kembali mengingatkan Sultan pada sesuatu. "EH!" ucap Sultan sembari menepuk kepalanya, temannya reflek menoleh kearah Sultan. "Kenapa Sul?" Tanya Farhan.
Sultan masih gelagapan hanya bisa menarik nafas. "Gua punya janji sama Gaby mau main raket sore ini jam tiga, tapi gua malah main basket sampe Maghrib". Mendengar itu Fauji langsung menawarkan Tumpangan pada Sultan "Yaudah, Lo pulang sama gua biar cepet" mereka pun cepat-cepat pulang.
Diperjalanan Sultan sangat takut jika Gabriel kecewa dan tidak ingin bermain bersamannya lagi, karena anak kecil itu sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.
Sesampainya dirumah ia melihat Gabriel sedang terbaring dikursi ruang tamu rumah Sultan, sembari ditemani oleh kakek yang sedang mengsol sepatu.
"Sul" panggil pelan kakeknya.
"Iya, kek?"
"Kalo punya janji ditepati, jangan di ingkar. Kasian anak ini sudah menunggu kamu dari siang" Ternyata Gabriel sudah menunggu Sultan sendari ia pulang sekolah namun Sultan tak kunjung datang hingga anak itu tertidur karena kelelahan menunggu Sultan pulang. Melihat itu Sultan merasa bersalah dan tidak tega jika Gabriel kecewa dengan dirinya.
"Maaf kek"
Sultan segera pergi membersihkan tubuhnya yang penuh keringat selepas bermain basket.
Setelah itu ia mencoba untuk membangunkan sikecil Gaby namun ia tidak tega. "Gab" Sultan memanggil pelan.Gaby mendengar suara Sultan langsung membuka matanya. "Eh, Kak?" "Kapan datangnya?" Tanya Gaby.
"Barusan" Jawab Sultan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GULITA [END] || ZUO HANG
ФанфикKesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...