Matahari semakin terik tapi untungnya mereka meneduh dibawah pohon beringin. Sudah cukup lama mereka menunggu pengumuman pemenang lomba tersebut sampai mereka kelelahan, Farhan yang lelah tertidur disandaran Nabil.
Fauji samar-samar seperti melihat seseorang yang ia kenal tengah duduk sendiri seperti sedang menunggu sesuatu. Fauji membulatkan matanya saat ia sadar yang ia lihat itu gadis pujaan hatinya, menyadari itu ia langsung berniat mendekat. "Gua kesana dulu ya" Fauji memberitahu teman-temannya.
"Mau kemana?" tanya Sultan
Pertanyaan itu membuat Fauji sedikit gelagapan, dirinya tidak ingin teman-temannya tau jika ia ingin menemui gadis itu. "Beli air" Fauji berbohong lalu pergi.
Nabil melihat minuman Fauji yang masih penuh. "Ini masih penuh, ngapain beli lagi" Nabil keheranan.
Sultan melihat kemana arah Fauji pergi, yang ia lihat Fauji bukan pergi untuk membeli minuman tapi sepertinya Fauji hendak menghampiri seseorang, namun Sultan tidak terlalu menghiraukan hal itu.
Fauji awalnya ragu untuk menyapa gadis itu namun rasa ragu itu ia lawan karena rasa penasarannya yang lebih besar.
"Shevaya" yapp dia adalah —Shevaya Melanie— yang akrab dipanggil —Sheva. Gadis yang masih berseragam SMP yang Fauji dan teman-temannya temui dirumah makan beberapa waktu lalu, sekaligus menjadi pujaan hati Fauji.
Mendengar panggilan itu membuat Sheva reflek menoleh kesamping, mata gadis itu membulat saat ia tahu jika yang menghampiri nya adalah seseorang yang ia kenal.
Gadis itu seperti ragu untuk menyapa. "Kak Fauji?" Sambil menunjuk kearah Fauji.
"Gak usah pake Kak, Fauji aja" Sheva hanya mengangguk.
"Oh iya, kamu ngapain disini?" tanya Fauji."Aku sama temen-temen sekelas diajak jadi supporter temen kita yang ikut lomba" jawab Sheva.
"Aku juga tadi nonton kakak pas tampil"
"Keren banget serius!"
"Suara kakak bagus banget, aku sampe mastiin berkali kali itu kakak atau bukan" mendengar pujian itu membuat Fauji sedikit salah tingkah namun ia tidak menunjukannya depan Sheva."Oh ya?"
"Makasih" ucap Fauji sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.Sementara Fauji dan Sheva sedang berbincang, disisi lain Farhan terbangun dari tidurnya. Lelaki itu melihat keselilingnya, ia hanya melihat Nabil yang tertidur disampingnya lalu Sultan, Gabriel dan Ayahnya. Farhan kembali melihat sekelilingnya mencari keberadaan Fauji yang saat itu sedang bersama Sheva.
"Fauji mana Sul?" tanya Farhan.
"Beli air katanya, tapi gak balik dari tadi" jawab Sultan yang sedang bermain game diponselnya.
Farhan hanya menghela nafas lalu berdiri dari duduknya. "Cari tu anak yuk"
"Kemana?" tanya Sultan.
"Kemana aja, sekalian muter-muter"
"Ikutttt" ucap Gaby sambil mengacungkan tangannya.
"Kamu temenin sahabat kamu aja tuh lagi tidur" ucap Farhan sembari menunjuk ke arah Nabil.
"Mau ikut!" Gaby tetap merengek meminta untuk ikut. "Pih, aku ikut sama kak Sultan sama kak Farhan ya?" Gaby memohon kepada ayahnya untuk diizinkan ikut.
"Iya sana, kak Nabil disini sama papih" Gaby semakin bersemangat untuk ikut bersama Sultan dan Farhan. Mereka bertigapun pergi mencari Fauji yang mereka tidak tahu saat ini tengah bersama Sheva.
Mereka berkeliling Kampus yang lumayan luas itu sembari memperhatikan bagunan berarsitektur belanda kuno yang memberi kesan vintage pada setiap sudutnya. Karena kampus itu dibangun saat masih zaman penjajahan membuat kampus itu juga dijuluki sebagai salah satu kampus tertua dikota ini. Meski begitu kampus tersebut tetap menjadi salah satu kampus terbaik dikota ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GULITA [END] || ZUO HANG
Fiksi PenggemarKesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...