Kesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...
Dokter dan perawat bersama-sama mengusahakan menolong Sultan, anak itu kekurangan banyak darah ditubuhnya yang mengharuskan adanya tranfusi darah.
Salah satu perawat keluar ruangan. "Pasien kekurangan banyak darah jadi harus melakukan transfusi darah, Diantara kalian ada yang golongan darahnya O?" Mendengar pertanyaan itu mereka semua saling melirik, karena diantara mereka tidak ada yang memiliki golongan darah O.
"Jika tidak sesegera mungkin ditangani kemungkinan besar akan terjadi sesuatu yang buruk kepada pasien" ucap perawat itu.
"Papih aku golongan darahnya O tapi Papih kerja sust, harus dikabarin dulu" ucap Gaby.
Perawat itu mendekati Gaby. "Papih kerjanya jauh dari sini gak?" tanya perawat.
"Deket kok sust" jawab Gaby.
Sesegera mungkin mereka mengabari Ayah Gaby untuk datang kerumah sakit. Hampir 20 menit menunggu akhirnya Ayah Gaby sampai bersama istrinya Erika—Ibu dari Gaby, pria itu segera diarahkan keruangan untuk melakukan transfusi darah.
Ayah Gaby alias Anthon keluar dari ruangan setelah selesai melakukan tranfusi darah. "Terimakasih tuan sudah mau menolong putra saya" tiba-tiba Ali mendekati Anthon dan membungkukan badannya.
Anthon sempat bingung karena sebelumnya ia tak pernah melihat ayahnya Sultan. "Maaf bapak siapanya Sultan?" tanya Anthon.
"Saya Ali, bapak kandungnya Sultan" jawab Ali sembari mengajak Anthon bersalaman. Keduanya menyempatkan untuk berbincang tentang diri masing-masing, Ali juga menceritakan tentang masa lalu nya yang menelantarkan istri dan anaknya.
"Saya gak tau kalo kejadian ini bakal terjadi ke Sultan, padahal sebelumnya saya berniat untuk mengambil hak asuh Sultan" mendengar ucapan Ali, Raut wajah Anthon seketika berubah entah apa yang dipikirkannya, Pria itu yang biasanya ramah seketika menjadi dingin.
Mereka semua masih menunggu diluar ruangan sembari berdoa agar Sultan masih bisa selamat, Sekarang sudah menunjukan pukul 6 sore dan Kelima remaja itu masih mengenakan seragam sekolah yang bersimbah darah. Mereka tidak memikirkan untuk mengganti pakaian bahkan mereka lupa jika tas mereka masih berada disekolah yang mereka pikirkan hanya keselamatan Sultan.
Setelah beberapa Jam mereka semua menunggu sampai akhirnya Dokter keluar dari ruangan. "Kami berhasil menyelamatkan pasien, kini pasien masih harus berada diruang ICU sampai kondisi pasien sepenuhnya stabil" Mereka semua sangat senang mendengar berita baik itu.
Anthon mendekati Nenek dan Kakek Sultan untuk mengajak mereka berbicara. "Pak, Bu. Setelah transfusi darah tadi saya seperti merasakan adanya tanggung jawab atas nyawanya Sultan. Tujuan saya bicara dengan Bapak dan Ibu, saya ingin meminta izin untuk menjadikan Sultan sebagai anggota keluarga kami" Nenek dan Kakek tertegun lalu saling melihat, keduanya tak menyangka jika Anthon akan mengambil alih hak asuh Sultan.
"Alasan saya seperti ini karena saya ingin membantu Sultan dan meringankan beban bapak sama ibu, meskipun sekarang Sultan udah ketemu sama bapak kandungnya tapi saya merasa Sultan lebih layak bersama keluarga saya"
Nenek dan Kakek bimbang dengan keputusan Anthon tapi disisi lain mereka tidak ingin jika Sultan diasuh oleh Ayah kandungnya karena trauma dimasa lalu dan juga Ali sudah menanggung dua anaknya. "Bapak sama Ibu gak bisa sepenuhnya ngasih izin, kamu juga harus kasih tau Sultan soal ini"
"Sultan itu anak yang penurut pak,bu apalagi sama nenek dan kakeknya, kalo bapak sama ibu izinkan saya pasti Sultan juga setuju soal ini" Anthon terus berusaha memohon agar Sultan bisa dimenjadi anaknya.
Setelah perbincangan yang panjang akhirnya Nenek dan Kakek Sultan memberi izin penuh untuk Anthon mengadopsi Sultan. Disana Ali juga mengikhlaskan Sultan untuk diasuh oleh keluarga Anthon, meskipun berat tapi dirinya sadar jika ia bukan seorang ayah yang baik untuk anaknya.
3 bulan kemudian.
Proses pemindahan hak asuh sudah semua dilalui, Sultan keluar dari ruang persidangan disambut oleh Nenek, Kakek dan teman-temannya. Akhirnya Sultan sudah benar-benar menjadi bagian dari keluarga Savero alias Keluarga Gaby anak dari Anthon dan Erika.
"Kakak" Gaby berlari memeluk Sultan, anak itu begitu senang karena saat ini Sultan sudah sepenuhnya menjadi kakaknya. Meskipun bukan kakak kandung Gaby tetap senang karena akhirnya ia tak akan lagi kesepian dirumah.
Disana juga ada Ali yang ikut dalam proses persidangan raut kesedihan terpancar diwajahnya, Sultan melirik ke arah Ali. "Pak, abis ini kita ke makam Ibu ya" ajak Sultan, Ali hanya menganggukan kepalanya.
Setelah selesai segala urusan mereka semua pergi mengunjungi makam Melani alias Ibu kandung Sultan untuk mengirimkan doa.
"Bu, Sultan berhasil ajak bapak kesini sesuai janji Sultan waktu itu, ibu seneng kan?"
"Bu, Sekarang keluarga Sultan bertambah yang tadinya cuman Nenek sama Kakek, sekarang ada Bapak, Papih, Mamih, Gaby, Farhan, Fauji, Nabil, Sheva sama Elang. Rame banget kan bu sekarang Hehehe"
"Hidup Sultan sekarang udah gak Gelap Gulita lagi karena kehadiran mereka semua dihidup Sultan, Andai ibu masih ada rasa nya bakal lebih lengkap lagi keluarga ini" Gumam Sultan dalam hatinya.
Ini adalah Akhir cerita Gulita. Perjalanan Sultan mengerjar kebahagiaannya begitu panjang, segala proses ia lewati dari hancurnya pertemanan sampai mengetahui fakta jika orang yang sering mengganggunya adalah kakak tirinya. Namun segala rintangan yang dilalui oleh Sultan tidak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya untuk menyerah dengan alur kehidupannya.
- TAMAT -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terimakasih Author ucapkan kepada Readers yang sudah membaca dan memberikan vote kepada cerita ini🤍. 🤍Sampai jumpa di cerita lain🤍