TERUNGKAP

53 6 1
                                    

Kilas balik minggu lalu.

"Ini data anak-anak yang mengikuti olimpiade pak" ucap Sekretaris kepala sekolah, sembari menyodorkan berkas data peserta olimpiade.

Rudy Gunawan—Pria berumur 40 tahun yang saat ini tengah menjabat sebagai kepala sekolah di SMA Budaya Nusantara. Pria itu sedang mengecek satu persatu data para peserta olimpiade untuk minggu depan, pria itu terfokus pada salah satu berkas data yaitu milik Sultan.

Rudy terkejut saat melihat akta kelahiran milik Sultan, disana tertera nama orang tua Sultan yang bernama Melani Salamah dan Ali Fathaniel. Dada pria itu mendadak sesak, nafasnya begitu kencang seperti orang sedang terkena serangan jantung. "Selama ini Sultan itu anakku?"

"Pih" seseorang datang mengejutkan Rudy. Seseorang itu tak lain adalah Elang, tanpa Rudy ketahui ternyata Elang mendengar apa yang diucapkan oleh Rudy.

Elang merebut berkas data yang sedang dipegang oleh Rudy. "Maksud papih apa Sultan itu anak papih?" tanya Elang.

"Elang, ini bukan yang seperti kamu pik—"

"Jujur pih! Disini gak ada nama papih" Serobot Elang.

"Jadi selama ini, selain Sheva ternyata Sultan juga adik tiri aku?!" tanya tegas Elang.

Rudy begitu gelapan menanggapi ucapan anaknya, pria itu menarik nafas panjang. "Elang biar papih jelasin"

"Dulu pertama kali papih menikah itu dengan Melani ibunya Sultan, tapi karena saat itu kami terpisah oleh jarak dua tahun kemudian papih memilih untuk menjalani keluarga baru bersama perempuan lain yang tak lain adalah ibunya Sheva. Tapi saat itu juga takdir baik gak berpihak ke papih, ibu Sheva sakit keras dan berujung meninggal. Waktu itu papih ketemu mamih kamu yang statusnya saat itu janda, dan waktu itu kamu usianya masih 5 tahun. Karena saat itu papih gak bisa ngurus anak sendirian jadi memilih berkeluarga sama mamih kamu" jelas Rudy panjang lebar.

"Saat kembali ke kota ini, papih malu untuk menampakan diri karena dulu papih pernah menelantarkan anak dan istri demi bersama perempuan lain. Jadi papih memilih untuk menggangi identitas papih, nama asli papih Ali Fathaniel sama seperti nama belakang Sultan" ucap Rudy.

Ternyata Rudy Gunawan yang saat ini menjadi kepala sekolah adalah Ali Fathaniel ayah kandung Sultan yang telah lama menghilang. Pria itu sengaja mengganti identitas agar tidak ada orang yang mengenalinya saat kembali ke kota itu, ia sengaja melakukan itu untuk menutupi kebusukannya dimasa lalu.

"Papih diam-diam sudah lama mencari keberadaan Sultan, papih mau minta maaf sama anak itu karena dulu papih telantarin dia tanpa ngasih nafkah sepeserpun, sekarang papih minta tolong sama kamu buat nerima dia sebagai keluarga kita?"

Elang begitu sangat emosi saat mendengar penjelasan dari ayahnya, anak itu baru tau jika musuh bebuyutannya adalah sodara tirinya sendiri. "Asal papih tau, aku benci Sultan karna dia nama aku jadi kotor! Buat nerima Sheva ada dirumah kita aja aku gak bisa apalagi Sultan yang jelas-jelas musuh aku!"

Elang keluar dari ruangan dengan emosi yang tak stabil, ia masih tak bisa menerima kenyataan bahwa Sultan adalah saudara tirinya. Sifat licik anak itu muncul ia memikir cara bagaimana agar Sultan tidak tahu jika mereka berdua adalah sepasang sodara tiri.

"Gua harus mikirin gimana caranya biar dia gak tau soal ini. Gua harus singkirin dia dari hidup gua, sebelum itu gua harus bikin temen-temennya celaka biar rencana gua berjalan lancar" gumam Elang dalam hati.

> > > > >

Saat pulang sekolah, Elang melihat adik tiri perempuannya sedang berada dihalte depan sekolah. Meskipun mereka berstatus saudara tiri lelaki itu cuek bahkan tidak pernah perduli dengan keberadaan Sheva, namun mata Elang kembali fokus pada gadis itu, ia melihat seorang lelaki yang mengendarai motor mendekati Sheva lalu membawa gadis itu pergi.

Elang diam-diam mengikuti keduanya pergi, mereka berhenti didepan rumahnya. Elang sedikit mendekat untuk melihat laki-laki yang mengantar Sheva pulang, tenyata itu adalah Fauji.

Saat Fauji pergi meninggalkan Sheva depan rumah Elang, Elang mempercepat laju motornya.
Lelaki itu segera masuk kedalam rumahnya, saat baru saja membuka pintu ia melihat adik tirinya hendak pergi kemar dengan menaiki tangga.

"Pulang sama siapa lu?" Sheva terkejut saat Elang menanyakan hal itu.

"Sama temen" Sheva menghentikan langkahnya dan menjawab singkat.

Gadis itu sengaja berbohong agar Elang tidak memarahinya, Sheva tau jika Elang sangat memusuhi Fauji dan teman-temannya jadi selama ini ia selalu menutup-nutupi hubungannya dengan Fauji didepan Elang.

"Pacaran sama si Fauji?" pertanyaan itu membuat Sheva ketakutan, ia menjadi gelagapan saat akan menjawab pertanyaan itu.

"Jawab" Elang terus menyudutkan adik tirinya itu.

Elang mendekati Sheva lalu menjambak rambut gadis itu, Elang itu mendekatkan wajahnya. "Denger, gua gak perduli lu deket sama siapapun didunia ini asal gak sama musuh gua" Sheva merintih kesakitan atas yang Elang perbuat padanya.

"Jauhin dia atau dia gua buat celaka?" bisik Elang lalu melepaskan genggamannya dari rambut Sheva dan pergi kekamarnya meninggalkan Sheva yang masih meringis kesakitan.

Sheva menangis, gadis itu kebingungan. Disisi lain ia tak ingin kehilangan Fauji namun dirinya juga takut jika Elang nekat mencelakai kekasihnya itu. Sheva menurunkan ego nya dan lebih memilih keselamatan Fauji, hari itu juga ia menjauhi Fauji tanpa memberi alasan yang sebenarnya.

Seminggu kemudian.

Hari itu Sheva pergi keruang guru karena diperintahkan oleh salah satu gurunya untuk mengumpulkan buku tugas milik teman-teman kelasnya, saat keluar dari ruang guru ia melihat Kakak tiri nya alias Elang masuk keruang kepala sekolah. Entah mengapa Sheva yang biasanya tidak perduli dengan Elang berubah menjadi begitu penasaran dan diam-diam mengikuti Elang dari belakang.

Dari balik pintu Sheva mendengar Elang dan ayahnya tengah berseteru, gadis itu mendengar semua percakapan. Ia mendengar namanya dan nama Sultan beberapa kali disebut, gadis itu merogoh saku lalu mengeluarkan ponselnya untuk merekam yang percakapan itu.

"Pokoknya aku gak mau kalo Sultan harus tinggal sama kita!" ujar Elang.

"Tapi dia juga anak papih, papih mohon lang kamu harus bisa nerima ini selayaknya kamu nerima Sheva" ayahnya memohon.

"Gak! Aku gak sudi nerima kenyataan kalo Sultan itu sodara tiri aku juga!"

Brakk.

Sheva membuka pintu secara paksa dan menciptakan suara pintu terbuka begitu kencang.

"Aku udah denger semua yang kalian ucap—"

"Gak sopan nguping pembicaraan orang!" Serobot Elang.

"Gak peduli!"
"Kalo aku gak nguping mungkin aku gak bakal pernah tau fakta ini!" ujar Sheva.

"Jadi ini alesan kamu gak suka kak Sultan?" tanya Sheva.

"Kamu egois Lang!" Ujar Sheva.

"Peduli apa gua sama kalian?, kalian cuman bakal jadi beban di keluarga gua" ucapan Elang itu membuat Sheva sakit hati.

Sheva mengangkat ponselnya. "Semuanya udah aku rekam, aku bakal kasih denger rekaman ini ke Kak Sultan!" Sheva berlari keluar ruangan disusul oleh Elang dibelakang. Gadis itu terus berlari tanpa memperhatikan jalanan, ia sempat menabrak teman-teman Sultan namun karena sedang panik ia jadi tak begitu memperhatikan.

Kejar-kejaran itu terus berlangsung sampai dimana Sheva berada diluar gerbang sekolah dan kejadian tragis itu terjadi kepada Sultan.

HALO READERS
MAKASIH UDAH MAMPIR
JANGAN LUPA VOTE NYA
KARNA VOTE ITU GRATIS
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

GULITA [END] || ZUO HANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang