Malam ini Gaby tidak pergi bermain kerumah Sultan karena orang tuanya pulang lebih cepat jadi ia habiskan waktu untuk dirumah bersama orang tuanya.
Gaby memainkan Gitar milik ayahnya ia memainkan alat musik itu seperti yang diajarkan oleh Farhan saat distudio musik, kini sedikit demi sedikit ia sudah mulai menguasai kunci nada. Ayahnya mendengar Gaby yang memainkan alat musik itu mendekati Gaby. "Diajarin sama siapa?" tanya Anthon Savero lelaki berusia 36 tahun itu.
Kedatangan ayahnya yang tiba-tiba membuat Gaby terkejut. "Di ajarin kak Farhan Pih, temennya kak Sultan" ayahnya hanya menganggukan kepala.
"Kamu sekarang berteman sama yang lebih dewasa?" Pertanyaan itu membuat jantung Gaby berdebar, ia takut jika tidak diizinkan main bersama Sultan lagi.
"Iya pih, soalnya aku kesepian banget kalo siang sampe malem jadi kadang aku ikut main sama mereka" Gaby tak berani mengangkat kepalanya karena takut dimarahi.
"Biasanya main apa aja sama mereka?" tanya Anthon.
"Aku lebih sering main berdua sama kak Sultan, kalo sama temen-temennya aku jarang" jawab Gaby menggantung.
"Biasanya sih main raket atau main catur, kadang juga ngasih makan burung sama ayam punya kakeknya kak Sultan. Oh iya pih, kemarin juga aku diajakin mancing dikolam ikan terus bisa dimasak juga ditempatnya abis itu diajak ke studio musik liat mereka latihan buat lomba, aku juga sempet diajarin main gitar" Gaby menceritakan kesehariannya dengan exited, begitupun ayahnya yang mendengarkan cerita Gaby.
"Tapi kamu gak pernah diajarin yang macem-macem sama mereka kan?" tanya ayahnya.
"Gak pernah pih beneran aku gak bohong"
"Malah mereka BWAIK BWANGET sama aku"
"Dari mereka aku jadi lebih tau banyak hal yang positif, aku nyaman berteman sama mereka" Gaby sedikit hiperbola alias berlebihan dalam menceritakan pertemanannya karena ia tak ingin ayahnya khawatir jika ia bermain dengan orang yang usianya terpaut jauh."Bagus deh kayak gitu, papih udah gak khawatir kalo kamu punya temen" ucapan ayahnya itu membuat Gaby sedikit lega.
"Oh iya, tadi kamu bilang mereka latihan buat lomba. Lomba dimana?" tanya Anthon.
"Di Universitas Centraljava, Pih" jawab Gaby.
"Lah, Papih alumni disitu"
"Beneran Pih?" mendengar ucapan ayahnya Gaby semakin bersemangat karena kesempatan ia menonton lebih besar. Namun kesenangan itu hanya sesaat karena Gaby teringat ucapan Sultan tentang biaya pendaftaran yang menjadi penghambat.
"Tapi..."
"Katanya belum tau bakal jadi atau enggak"
"Soalnya mereka lagi bingung sama biaya pendaftarannya, mereka gak dapet dana bantuan dari sekolahnya"
"Waktu itu kak Sultan pernah cerita kalo dia sama temennya itu dari SMP sering banget ikut lomba band dan juara terus, jadi sekarang mereka mau ikut lagi karna hadiahnya itu bisa jadi kesempatan besar mereka masuk univ itu" ucapan Gaby itu membuat hati ayahnya prihatin dan tergerak untuk membantu."Besok papih libur kerjanya, papih mau liat mereka latihan sekalian kenalan siapa tau hati papih makin tergerak buat bantu" Gaby senang bukan main, ia tak menyangka ayahnya akan berkata seperti itu.
Gaby langsung berlari pergi rumah Sultan untuk memberi tahu kabar baik ini. Disana Gaby menceritakan semuanya kepada Sultan, Sultan awalnya merasa tidak enak karena akan merepotkan ayah dari anak kecil itu namun bagaimanapun ini adalah Jalan Keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.
> > > > > > > > > > > > > >
Esok harinya Sultan memberi tahu ketiga temannya itu tentang berita baik ini. Benar saja mereka semua setuju karena merasa akan tertolong dengan bantuan dari ayahnya Gaby.
Namun disisi lain Sultan masih sedikit merasa ada yang mengganjal dihatinya ia segan untuk menerima bantuan itu karena tidak ingin merepotkan orang lain, apalagi sebelumnya mereka tidak pernah akrab dengan orang tua Gaby, Meskipun begitu ia tetap menuruti pendapat teman-temannya.Saat itu juga mereka merencanakan untuk latihan distudio musik sepulang sekolah.
Saat pulang sekolah mereka segera bersiap untuk latihan.
"Kalian duluan aja, gua pulang dulu ngabarin Gaby sama bokapnya" ucap Sultan.
Mereka bertiga hanya mengangguk lalu pergi ketempat mereka latihan. Sementara itu Sultan pergi mengabari Gaby beserta ayahnya terlebih dulu, sesampainya ia dirumah tarnyata disana sudah ada Gaby dan Ayahnya yang sedang mengobrol dengan Nenek dan Kakeknya.
"Pih, itu kak Sultan" ucap Gaby.
Sultan masuk kedalam rumah dan menyapa ayah Gaby dengan sopan santun. "Makasih ya Sultan, kamu udah berteman baik sama Gabriel. Maaf kalo dia sering ngerusuhin kamu sama temen-temen kamu" ucap Anthon.
"Iya om, Gaby juga anak baik gak pernah ngerusuhin Sultan atau temen-temen"
"Pih, katanya mau liat kak Sultan sama temennya latihan, Ayo sekarang" ajak Gaby dengan semangat.
Merekapun pergi ketempat latihan band. Sesampainya disana mereka langsung berkenalan satu sama lain, terlihat ayah Gaby begitu ramah dengan mereka berempat. Merekapun melanjutkan berlatih bersama namun latihan kali ini diperhatikan oleh Anthon alias Ayah dari Gaby.
Anthon begitu mengapresiasi bakat dari keempat remaja itu, tidak seperti kepala sekolah yang malah meragukan bakat mereka tanpa pernah melihat langsung kemampuan mereka.
"Kalian udah berapa lama bisa main alat musik?" pertanyaan itu membuat keempat remaja itu saling menatap. "Kurang-Lebih tiga tahunan om" jawab Farhan.
"Gabriel semalam cerita kalo kalian mau ikut lomba di Universitas Centraljava tapi terkendala masalah biaya pendaftarannya, betul?"
"Iya om" jawab keempat remaja itu bersamaan.
"Saya perhatikan kemampuan kalian bermain alat musik kalian cukup bagus" ucap Anthon
"Makasih om" ucap mereka berempat bersamaan.
"Kebetulan juga saya Alumni dari Univ itu"
"Gimana kalo saya bantu kalian buat biaya pendaftarannya?" Mendengar tawaran itu mereka tertegun sejenak lalu saling menatap."Ini serius om?" Tanya Sultan.
"Iya serius, Anggap saja ini sebagai tanda terima kasih saya ke kalian karena sudah berteman baik dengan anak saya dan sudah mengajarkan anak saya banyak hal"
Tawaran itu mereka berempat senang bukan main karena akhirnya urusan mereka akan berjalan lancar tanpa hambatan. "Makasih banyak om" ucap Sultan, Farhan, Fauji dan Nabil.
HALO READERS
Makasih udah mampir
Jangan lupa Vote karna Vote itu gratis
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
KAMU SEDANG MEMBACA
GULITA [END] || ZUO HANG
FanficKesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...