Kesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...
Mereka bertiga keluar kelas dan menuruni tangga untuk mencari keberadaan Sheva.
Bugh.
Baru saja turun dari tangga penghubung antar kelas, mereka langsung berpas-pasan dengan Sheva yang berlari dan sampai menabrak Farhan.
"Sorry, Sorry" ucap Sheva dengan menundukan kepalanya. Perempuan itu tidak sadar jika yang ia tabrak adalah Farhan.
"Lah?, Itu Sheva" ucap Fauji.
Saat mereka bertiga hendak mengejar Sheva, langkah mereka terhenti saat Elang lebih dulu berlari menyusul Sheva.
"Elang?" Raflek mereka bertiga.
"Ngapain dia ngejar Sheva?" tanya Farhan.
"Gak bisa dibiarin!" Fauji hendak berlari mengejar Elang, namun Farhan menarik pergelangan tangan Fauji.
"Kita ngejar tapi jangan terlalu deket, kita gak tau apa yang mau anak itu lakuin" ujar Farhan, Fauji hanya mengangguk dan menuruti ucapan Farhan. Mereka melanjutkan mengejar Elang dan Sheva dengan mengendap-endap.
> > > > >
Sheva melihat kebelakang untuk memastikan Elang tidak mengejarnya lagi, namun sayang lelaki itu terus mengejarnya. Tak sadar kini Sheva sudah berada dihalaman depan sekolah, ia yang merasa sudah sangat terpojok melihat ke-arah gerbang sekolah yang saat itu tidak ada penjaga yang mengawasi, perempuan itu berniat untuk melarikan diri keluar sekolah.
Perempuan itu berlari keluar halaman sekolah tanpa ia sadari dirinya kita berada dijalan Raya tempat kendaraan berlalu lalang. Sheva kembali melihat ke-arah belakang untuk memastikan Elang tidak mengejarnya, namun lelaki itu sudah mulai dekat dengan dirinya, Sheva yang panik berlari ke-arah jalan raya tanpa melihat kanan kiri.
Disisi lain Sultan yang selesai memfoto copy berkas milik gurunya itu, Sultan yang hendak menyebrang melihat Sheva yang sedang berlari keluar gerbang sekolah.
Sultan melihat dari arah kiri sebuah truck sedang melaju. "SHEVA AWAS" Tanpa Sepengetahuan perempuan itu sebuah truck sedang melaju ke-arahnya.
DARRR.
Truck itu terhenti setelah menabrak seorang penyebrang.
Didalam gerbang sekolah Elang membulatkan matanya, ia tak menyangka dihari itu ia akan melihat kejadian yang sangat tragis didepannya.
"SULTAN!!" Elang berteriak sekuat tenaga, ia berlari kearah Sultan yang sudah tak sadarkan diri.
"SULTAN!!" Teriak Farhan, Fauji dan Nabil. Mereka berlari ke arah jalan raya.
Saat sedetik lagi Sheva akan ditabrak oleh mobil truck, Sultan lebih dulu sadar akan hal itu. Lelaki itu berlari ke-arah Sheva untuk mendorongnya menjauh dari jalanan namun sayang kejadian tragis malah menimpa dirinya, ia seperti menggantikan posisi Sheva yang harus tertabrak truck. Tubuhnya terpental ke arah trotoar, darah mengalir dikepala, hidung, kaki dan tanganya.
Sheva selamat, gadis itu terjatuh tepat didepan gerbang sekolah. Gadis itu sangat amat panik dan tubuhnya mematung saat melihat tubuh Sultan yang kini sudah terkapar dijalanan.
"Sultan bangun, Sultan gua mohon bangun" Elang menyanggah tubuh musuh bebuyutannya itu, tanpa ia sadar air matanya mengalir melihat Sultan yang sudah sangat lemas.
Farhan dan Fauji berlari kearah Elang dan Sultan. "Sul, bangun Sul, lu denger gua kan?" Farhan menggoyangkan tubuh Sultan, lelaki itu sangat histeris melihat temannya yang sudah berbalut banyak luka. "SULTAN!"
"Kak Sultan!" Sheva yang masih setengah sadar ikut histeris melihat keadaan Sultan.
Keadaan begitu Chaos, Nabil pergi ketengah jalan niatnya memberhentikan salah satu mobil untuk membawa Sultan kerumah sakit, beruntung ada mobil yang berhenti dan mau membawa mereka kerumah sakit. Farhan, Fauji dan Elang membawa tubuh Sultan kerumah sakit menggunakan Mobil, disusul oleh Nabil dan Sheva yang menyusul menggunakan Motor.
Sultan kini sudah berada diruang ICU untuk dievakuasi karena keadaanya kini sedang Kritis. Dengan keadaan seperti ini mereka berlima kini masih panik dan bingung, sampai saat ini mereka belum berani menghubungi keluarga Sultan.
Diruang tunggu mereka begitu sangat terpukul atas apa yang terjadi pada Sultan, tatapan mereka begitu kosong dengan seragam yang masih bersimbah darah.
Sheva terus menangis, dirinya merasa bersalah atas yang terjadi kepada Sultan. Bahkan ia bertengkar dengan pikirannya sendiri dan terus menyalahkan dirinya sendiri.
Farhan sudah sangat muak dengan keadaan ini, ia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati Sheva. Lelaki itu menarik lengan baju Sheva.
"Semua ini gara-gara lo cewe sialan! temen gua jadi korban lagi!" "Dasar cewek bajingan!" "Mau lo apa sih sampe nyelakain temen-temen gua terus" "Bangsat!" "Gua benci lo" "Demi tuhan gua benci lo Sheva!"
Makian demi makian keluar dari mulut Farhan, lelaki itu mengeluarkan segala isi hatinya terhadap Sheva. Fauji melihat kejadian itu hanya diam, ia kini sudah tak memikirkan ucapan Farhan kepada Sheva.
"Han" dari belakang Elang memegang pundak Farhan. Mata lelaki itu kini sayu dan tak sinis lagi, Namun Farhan cepat menangkis tangan Elang dari pundaknya.
"Peduli apa lo sama temen gua?. Mending lo pergi, Lo sama cewe sialan ini sama aja, kalian berdua cuman bikin kehidupan gua dan temen gua tersiksa!" "Persetan kalian berdua" "Go to hell!" Triak Farhan depan wajah Elang.
"Kak Farhan Cukup!" Bentak Sheva.
Semua mata tertuju pada Sheva.
"Kalo aku bisa milih, aku bakal pilih aku yang ketabrak mobil itu bahkan sampe meninggal biar aku gak disiksa Elang lagi" ujar Sheva.
"Dan asal kakak tau, kita berdua yang kakak maki ini. Kita berdua sodara tiri kak Sultan!"
"Bahkan pelaku yang celakain kalian itu dia!" Sheva menunjuk ke-arah Elang.
Farhan, Fauji dan Nabil terkejut mendengar ucapan Sheva. Mereka mengerutkan alisnya, awalnya mereka tidak percaya kepada Sheva namun Elang membenarkan ucapan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HALO READERS MAKASIH UDAH MAMPIR JANGAN LUPA VOTE NYA KARNA VOTE ITU GRATIS ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️