ASING

64 13 3
                                    

Semarang dipagi itu sedang mendung, hawa dingin terasa oleh setiap sudut Kota itu.

Hari ini Sultan pergi sekolah bersama Bayu menaiki motor milik Bayu, Sultan merasa hari ini masih seperti kemarin-kemarin tidak berjalan normal seperti biasanya karena ketiga temannya yang sekarang malah semakin canggung bahkan tidak mengobrol sedikitpun kecuali Farhan dan Nabil yang memang satu meja.

Rasanya sedikit ingin menyerah. Kini lelaki itu sudah lelah dengan semua kesalah pahaman ini bahkan ia berniat untuk membiarkan ini semua berjalan dengan sendirinya dan tenggelam bersama semua kenangan. Tapi bukan Sultan Fathaniel namanya kalau menyerah, ia akan terus mencoba untuk mempersatukan para sahabatnya lagi.

Bell jam istirahat telah berbunyi, semua siswa/i berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin atau sekedar keluar kelas untuk merefresh pikiran mereka setelah belajar.

"Panggilan kepada seluruh calon Kadidat anggota OSIS untuk berkumpul di Ruang Pertemuan dikarena akan diadakan rapat memilihan calon Anggota OSIS Angkatan 37"

Suara itu berasal dari spiker kantor tata usaha yang bergema diseluruh sudut ruangan sekolah. Farhan yang merasa terpanggil segera keluar menuju ruang pertemuan untuk itu rapat karena sebelumnya Farhan pernah diberikan surat rekomendasi langsung dari Ketua OSIS yaitu Agatya.

Nabil yang satu meja bersama Farhan langsung pindah kebangku depan mendekati Sultan.
"Sul, gimana?" Nabil berbisik sambil melirik ke arah Fauji.

Sultan memberi isyarat tangan untuk menunggu waktu yang tepat karena saat itu masih ada teman satu meja yang duduk disamping Fauji.

Sudah 20menit mereka menunggu namun teman satu meja Fauji tidak beranjak dari tempat duduknya karena ingin berlama-lama Nabil beriniastif mengirim pesan kepada teman semeja Fauji untuk izin meminta waktu duduk ditempat mereka.

Sudah 20menit mereka menunggu namun teman satu meja Fauji tidak beranjak dari tempat duduknya karena ingin berlama-lama Nabil beriniastif mengirim pesan kepada teman semeja Fauji untuk izin meminta waktu duduk ditempat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itupun beranjak dari tempat duduknya.

"Sekarang?" Tanya Nabil berbisik

Sultan hanya mengangguk dan segera menuju tempat duduk Fauji. Nabil yang tidak tahu harus melakukan apa memilih untuk diam terlebih dulu.

"Ji" dengan nada pelan Sultan mencoba menyapa Fauji, namun Fauji masih acuh dengan temannya itu.

"Lo masih marah sama gua?" Tanya Sultan

"Ngapain sih kesini?" Bukanya menjawab pertanyaan Fauji malah bertanya balik dengan nada ketus.

Nabil sudah tidak bisa menahan diri lagi jadi ia mencoba memberi pengertian kepada Fauji "Ji, ayolah jangan kayak gini"

"Gua kayak gini juga karna lo" ujar Fauji.

"Ji, cukup" Sultan yang menyadari bahwa dua temannya itu akan berseteru langsung menengahi mereka.

"Kalo lo lebih hati-hati lagi kita gabakal jadi sasaran utama yang dibully si Elang itu, gua sengaja jauhin kalian biar ga kena imbas masalah kalian. Iya gua emang egois, gua gini karna demi kebaikan gua sendiri" ucap Fauji.

GULITA [END] || ZUO HANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang