Karena terlalu lama menunggu pesanan mereka, Gaby sampai tertidur disandaran Sultan.
"Sul, awal mula lo bisa temenan ama tuh bocah gimana dah?" Tanya Nabil.
"Waktu itu dia lagi main bola sendirian didepan rumahnya, eh bolanya ga sengaja masuk pager rumah gua yaudah dari situ kita kenalan terus main bareng" jawab Sultan sembari sedikit bercerita.
Tak lama pesanan mereka pun datang, Saat sedang menikmati makanan mereka Fauji pandangan Fauji teralihkan saat tak sengaja melihat seorang pelayan wanita dibelakang mejanya, ia menyiku tangan Farhan. "Apa?" tanya Farhan dengan mulut penuh nasi. Fauji mendekat "Kalo gua itung satu sampe tiga kita nengok belakang barengan" sambil berbisik.
"Satu"
•••
"Dua"
•••
"Tiga" mereka menoleh kebelakang bersamaan, ternyata dibelakang mereka ada seorang pelayan wanita yang sedang melayani pelanggan dimeja belakang mereka."Kenal?" tanya Farhan.
"Kagak, tapi cakep" jawab Fauji.
Sultan yang sadar ikut menoleh kearah wanita itu. "Kalian kenal?, siapa?" tanya Sultan.
"Pacarnya ni orang" Farhan menjawab asal menunjuk ke arah Fauji.
"Hah?!" Sultan dan Nabil sontak terkejut mendengar ucapan Farhan. Gaby yang tak mengerti apa-apa pun ikut terkejut dan berhenti mengunyah makanannya.
Fauji langsung gelagapan seperti orang linglung. "Ngarang!, belum jadi" menepuk pundak Farhan.
"Lo suka sama dia sejak kapan?" tanya Nabil.
Fauji berfikir sejenak. "Udah lama sih, gua sering ngajak keluarga gua kesini buat liat dia doang. Sampe sekarang gua belum pernah kenalan sama dia, gak berani juga ngajak kenalan takut kayak sokap gitu" jawabnya sambil menyeringai.
Sultan mendengar itu berinisiatif memberi saran. "Mau kenalan?" tanyanya. "Gua bisa bantu" Sultan mengambil kertas catatan menu dan menulis sesuatu dikertas itu lalu ia mengangkat tangannya dan memanggil sipelayan itu. "Mba"
Mendengar itu Fauji panik bukan main, ia masih tidak siap jika harus berkenalan sekarang dengan pujaan hatinya.
Wanita itu mendekat. "Iya mas ada yang bisa dibantu?" tanya wanita itu.
Sultan mengambil gelas miliknya. "Ini tadi minumannya tumpah, boleh tolong isi ulang ga?" Sultan menyerahkan gelasnya beserta kertas yang berisikan tulisan itu.
"Oh iya, Boleh mas" wanita itu membawa gelas beserta kertas itu.
"Aman Ji" Sultan mengacungkan jempol kepada Fauji. Saat itu detak jantung Fauji masih kencang jadi ia menghiraukan perkataan Sultan.
"Lo nulis apaan?" tanya Nabil.
"Tunggu aja entar malem, besok atau lusa" Entah apa yang sedang ia rencanakan untuk temannya itu sampai tidak ada yang boleh tahu isi kertas yang ia tulis.
Setelah mereka selesai makan dan hendak pulang, Farhan teringat tentang lomba yang akan mereka ikuti lalu ia berinisiatif mengajak teman-temannya untuk berlatih bersama. "Besok ngerental studio yuk, sekalian latihan buat entar lomba" ajaknya.
"Jam berapa?" tanya Sultan.
"Jam 9 atau 10 kayak biasa" Jawab Farhan.
Mereka bertiga menyetujui itu."Kak Sultan, Aku mau ikut" ucap Gaby memelas kepada Sultan.
"Buntut" Fauji meledek.
"Cil, lo bikin grup aja berdua sama Nabil, kalian kan sama sama buntut. Lo buntutnya Sultan, Nabil buntutnya Farhan"
"Nama grupnya Sop Buntut" mendengar itu mereka semua tertawa berbahak-bahak.

KAMU SEDANG MEMBACA
GULITA [END] || ZUO HANG
FanfictionKesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...