Kesedihan akan selalu menyelimuti seorang anak yang tidak pernah merasakan kehangatan keluarga. Namun arti keluarga bukan sekedar Ayah dan Bunda tapi orang-orang yang selalu berada didekat kita dan membantu kita ketika terjatuh mereka juga adalah ke...
Setelah mendengar semua yang diucapkan oleh Elang tanpa pikir panjang Fauji langsung pergi meninggalkan Elang menuju kelas untuk menemui Sultan.
Sebelum itu Elang sempat mengancam Fauji untuk tidak memberi tahu siapapun bahwa ialah yang membocorkan kelakuan busuk itu dan Fauji hanya bisa mengangguk karena dia tidak ingin terlibat masalah dengan Elang seperti Nabil. Elang yang melihat itu tersenyum tipis karena ia berpikir rencananya untuk mengadu domba teman-teman Sultan berhasil.
> > > > > > > >
Saat sampai dikelas tanpa basa-basi Fauji langsung menarik kera baju Sultan melontarkan pertanyaan beserta cacian kepada Sultan. "Apa maksud dan tujuan Lo koar-koar memutar balikan fakta kesemua orang bilang kalo gua itu penyebab kalian dihukum sama kepala sekolah?!" Bentaknya.
Semua mata tertuju pada Fauji dan Sultan tidak terkecuali juga teman-teman mereka Farhan dan Nabil. "Ji, tunggu dulu, maksud Lo apa gua gak paham?" Tanya Sultan sembari berusaha melepaskan cengkraman Fauji.
Dengan rasa dan marah dan kecewa, tanpa ampun Fauji terus mendesak dan membentak Sultan. "Gak usah pura-pura polos!, Lo kalo dendam sama gua cuman karna ga mau ikut dihukum bareng kalian ga gini caranya, satu sekolah sinis ke gua karna mulut Lo!"
Farhan yang melihat keributan itu langsung mendorong Fauji agar melepaskan Sultan "Lo Gila!, Lo Ngapain sih Ji?!"
"DIEM!, Ga usah ikut campur. Gua Benci sama Lo!" ucapan itu dilontarkan Fauji kepada Farhan.
Meskipun sudah dibentak dan dipojokan Sultan tetap bersikeras bersikap baik mengajak Fauji berbicara dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, namun karena Fauji yang sudah terlanjur kecewa dan notabenya dia adalah anak yang keras kepala dia tidak mempercayai ucapan dari temannya. "Ji, Lo kenapa?, Gua sama sekali gak pernah koar-koar atau ngomongin yang jelek tentang Lo"
"Gak usah sok baik gitu Sul, Lo bilang gua anak manja dan ga pantes punya temen. Emang bener gua anak manja karna gua masih punya orang tua yang peduli tentang gua, dan gua gak mau bikin orang tua gua kecewa sama kelakuan gua"
"Apalagi sampe dihukum di sekolah" kata Fauji sambil melirik sinis kearah Nabil.
"Gua ga kayak Lo Sul yang ga punya orang tua dan bahkan ga ada yang peduli tentang diri Lo" Kalimat pedas itu terdengar jelas keluar langsung dari mulut Fauji, Mendengar itu Sultan tidak bisa berkutik karena semua yang diucapkan Fauji adalah fakta kelam tentang dirinya.
"Brengsek mulut Lo!" Farhan yang tak terima hendak melayangkan pukulan namun di cegah oleh Sultan.
"Lo semua yang brengsek nyebar fitnah tentang gua" Ujar Fauji sembari pergi ketempat duduknya karena bell jam pelajaran sudah berbunyi.
Nabil yang melihat kejadian itu tidak bisa berbuat banyak dan malah menyalahkan dirinya sendiri atas permasalahan yang sedang ia hadapi bersama para sahabatnya. Dilubuk hatinya ia merasa sangat menyesal telah menjadi penyebab persahabatannya hancur.
"kalo waktu itu gua lebih hati-hati dan gak bikin si Elang ngamuk, mungkin kita gak bakal begini" batin Nabil.
Sultan masih memikirkan perkataan Fauji tetapi ia memilih diam sembari meratapi rasa sakit hati atas ucapan temannya sendiri, ia tidak bisa melawan karena tidak ingin persahabatnnya semakin hancur hanya karena dirinya yang tidak bisa berdamai dengan nasib. Setetes demi setetes Air mata jatuh dipipi nya, ucapan menyakitkan itu bagaikan ditusuk oleh ribuan mata pisau. Dia berusaha menghapus air matanya namun sayang sekali karena terlalu sakit air mata itu terus mengalir karena tak tahan dengan rasa sakit itu Sultan memilih menenangkan diri dan pergi ke kantin sekolah.
[KANTIN] Disisi lain seorang lelaki dengan jas abu-abu bersiluet merah beserta Almamater OSIS sedang memperhatikan Sultan dari jauh itu adalah Bayu Kalandra yang baru saja selesai dengan urusan organisasinya ia melihat Sultan yang sedang sendirian dikantin, ia pun berinisiatif menghampiri Sultan.
"Lo ngapain disini, inikan bukan jam istirahat, Lo Bolos ya?" Bayu yang baru sampai langsung menegur Sultan.
Sultan yang sedang melamun dibuat terkejut oleh kedatangan Bayu "Eh, Nggak kak, Pusing aja dikelas jadi nyari angin disini" ucapan Sultan itu terdengar seperti alasan yang sudah basi bagi Bayu.
"Gak usah alesan, kalo pusing ya ke UKS bukan ke kantin, mending balik dah sana ke kelas atau gua catet nama lo?" Kata lelaki berjas itu sembari membuka buku.
Sultan yang mendengar itu cepat-cepat menarik tangan Bayu menahan untuk tidak mencatat namanya. "Jangan kak, sebenernya Sultan cuman lagi nenangin diri aja disini ga ada niatan bolos"
Karena tak tega Bayu menahan untuk tidak mencatat nama Sultan, ia seperti merasa ada yang aneh dengan kelakuan adik kelasnya itu. "Lo kenapa?, Lagi ada masalah?" Tanya Bayu.
Sultan sedikit ragu untuk bercerita kepada Bayu namun bagaimana pun ia butuh saran untuk mengatasi permasalahan yang sedang ia hadapi dengan teman-temannya.
"Bilang aja kalo lagi ada masalah, siapa tau gua bisa bantu lo cari jalan keluar. Gua liat juga belakangan ini personil Lo kurang satu, ada masalah apa?" Tanya Bayu dengan sedikit bercanda.
Dengan tenang Sultan mulai bercerita "Bingung kak, kemaren-kemaren Fauji jauhin kita karna dia gak mau terlibat masalah Farhan sama Elang. Terus tadi dia tiba-tiba datang sambil marah-marah dia bilang Sultan nyebarin gosip jelek tentang dia ke satu sekolah padahal kita sama sekali gak pernah sama sekali ngomongin hal-hal jelek tentang dia ke orang lain, beneran bingung banget kenapa dia bisa bilang gitu dan kita gatau siapa yang ngomporin Fauji tentang itu"
"Wait..." "Satu sekolah?" "Kalo satu sekolah kenapa kakak sama sekali ga pernah denger tentang gosip itu, bahkan temen-temen OSIS kakak juga gak ada yang bahas soal itu. Bisa jadi ini cuman akal-akalan orang yang ngoporin Fauji doang?" Setelah Bayu mendengar cerita dari Sultan ia sedikit dibuat bingung. "Lu udah coba tanya dia siapa yang ngasih tau dia soal gosip itu?" Tanya Bayu
"Gimana mau nanya nya, bahkan belum apa-apa aja dia udah marah sambil ngamuk semua caci maki keluar dari mulut dia. Kalo dia lagi marah kita bertiga gak bisa tenangin dia, kita bakal tunggu emosi dia reda sendiri. Entah kenapa dia kalo marah selalu kayak larva panas, gak ada yang berani nyentuh dia" Sultan membalas.
"Tapi mau se-egois apapun Fauji tetep temen Sultan, Sahabat Sultan bahkan udah di anggap kayak saudara sendiri" Ujar Sultan sembari mengingat masa-masa bersama Fauji, meskipun ia sudah dicaci maki didalam hati kecilnya masih memiliki rasa peduli terhadap sahabatnya itu.
Bayu merangkul Sultan sembari menasehatinya "Sul, saran gua mending lo tanya dia baik-baik meskipun lo ditolak coba terus sampe dia luluh sendiri kayak lo sama temen-temen lo sering lakuin, dia kayak gitu mungkin karna pengaruh sesuatu yang ada dipikirannya jadi lo harus bisa kendaliin emosi dia karna yang ngerti dia cuman lo, Farhan sama Nabil" kata Bayu.
"Kalo dia udah keburu benci sama kita gimana kak?" tanya Sultan.
"Percaya gua, pelan-pelan dia bakal luluh sendiri tapi itu tergantung gimana cara lo nge-treat dia" Bayu meyakinan adik kelasnya itu.
"Iya kak, makasih kita bakal coba itu" ucap Sultan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HELLOOO BESTIE~ AKU KEMBALIIII AKU HARI INI MAU UPDATE BEBERAPA BAB! JANGAN LUPA VOTE KARENA VOTE ITU GRATIS⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️